08

9.7K 951 52
                                    

happy reading

.

Bel jam istirahat sudah dibunyikan. Jimin dkk sekarang berkumpul di kantin seperti biasanya. Anggota genk Jimin saat ini tidak lengkap. Hanya ada Jimin, Jihoon, dan Daehwi. Yang lainnya lebih pilih makan bersama sang kekasih. Seokjin dengan Namjoon, Wonwoo dengan Mingyu, Jisoo dengan Jennie, dan Irene dengan Seulgi.

"Jadi, kita makan bertiga doang nih?" tanya Daehwi.

"Ya iyalah, jomblo mah bisa apa?" sahut Jimin malas.

Daehwi berdecak kesal, lalu mulai menyantap nasi goreng cuminya. Jimin juga mulai menyedot jus jambunya. Merasa seperti ada yang kurang, membuat Jimin menengok pada Jihoon. Sahabatnya itu hanya diam sembari menopang dagu. Mengabaikan semangkok bakso yang belum tersentuh sama sekali.

"Jihoon?" panggil Jimin.

Tidak ada jawaban dari Jihoon.

"Jihoon!"

"Eh, i-iya? A-apa?" barulah Jihoon sadar ketika Daehwi menepuk pundaknya.

"Liatin apaan sih? Serius banget."

Jihoon menggeleng, "nggak, nggak liatin apa-apa kok. Eh, ya ampun! Bakso gue!" pekiknya ketika sadar baksonya masih utuh belum tersentuh.

Jimin curiga melihat gelagat Jihoon. Dia menolehkan kepalanya sedikit ke belakang. Berusaha mencari tahu apa yang membuat sahabatnya terpaku. Ah, pantas saja Jihoon melamun. Di sana, di belakang Jimin, ada Guanlin berduaan dengan Seonho. Saling bertukar senyuman yang terlihat memuakkan bagi Jimin.

"Lo mau gue labrak mereka?" suara dingin Jimin membuat Jihoon dan Daehwi mendongak.

"Maksud lo?" bingung Daehwi.

"Jihoon, jujur, mereka 'kan yang lo liatin dari tadi?"

Jihoon memejamkan matanya sejenak. Kemudian mengangguk dua kali sebagai jawaban. "Iya, gue liatin mereka. Udah lah, Jim! Mereka wajar kok berduaan gitu, Guanlin itu pacarnya Seonho."

"Tapi-"

"Chim, please~gue sadar gue cuma sahabatnya Guanlin. Guanlin cintanya sama Seonho, bukan gue." suara Jihoon melemah di akhir kalimat.

Jimin hanya menatap sendu sahabatnya itu. Sedangkan Daehwi yang mulai mengerti kemana arah pembicaraan ini hanya diam. Tidak mau menambah suasana hati Jihoon tambah buruk.

Jihoon menghela napas beratnya. Lalu melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda. Dia tidak mau membahas tentang Guanlin lagi. Melihat Jihoon kembali makan, Jimin dan Daehwi ikut menyantap makanan masing-masing.

Hingga terdengar pekikan dari Jimin.

"Astaga! Gue lupa sesuatu!"

•••

Yoongi sedang duduk diam di bangku kelasnya. Tak ada minat untuk pergi ke kantin. Sebenarnya dia lapar, tapi terlalu malas untuk berjalan ke kantin. Bukankah Yoongi selalu malas untuk mengerjakan sesuatu?

"Permisi?" suara lembut itu menyapa indera pendengaran Yoongi.

"Eh, Jimin?"

Park Jimin, berdiri di depan pintu kelas dengan senyuman manisnya.

"Masuk aja, Jim." suruh Yoongi, tentu saja karena malas.

Jimin dengan ragu melangkahkan kakinya memasuki kelas Yoongi. Padahal di kelas Yoongi hanya ada Yoongi dan dua temannya yang tak Jimin kenal. Namun, tetap saja ini adalah pertama kalinya Jimin masuk kelas Yoongi. Ia menghampiri Yoongi yang masih betah duduk.

smirk ✧ yoonmin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang