happy reading ❤
.
Min Yoongi baru saja pulang ke rumahnya. Ia sudah mengatakan pada teman-temannya jika dia tidak datang ke markas. Hari ini Yoongi sedang dalam mood ingin menulis lagu di studio pribadinya. Suara derap langkah kakinya menggema di sudut ruangan. Ya, dia masuk rumah begitu saja tanpa salam, ketuk pintu, ataupun bilang "aku pulang!". Sebab Yoongi tahu jika dia melakukan hal seperti itu sangatlah percuma. Rumahnya sepi, tidak ada orang.
Akhirnya Yoongi langsung berjalan ke arah studionya. Dibukanya kenop pintu ruangan itu, lalu masuk ke dalam. Mata Yoongi melotot melihat keadaan studionya. Betapa terkejutnya mendapati studionya sangat berantakan. Lembaran kertas-kertas berhamburan, kursi tergeletak bebas, hingga meja dengan posisi miring.
"Apa-apaan ini?!" desis Yoongi dengan kedua tangan mengepal.
"Suka studio barumu, Yoongi?" sebuah suara terdengar dari arah belakang Yoongi.
Yoongi balik badan, melihat seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan jas rapi. Pria itu bersedekap dengan wajah angkuhnya. Mata sipit, bibir tipis, dan kulit putih pucat. Duplikat seorang Min Yoongi.
"Apa mau anda, Tuan Min? Jika ingin berhadapan dengan saya kenapa harus hancurin studio saya dulu?" tanya Yoongi dengan aura dinginnya.
Pria paruh baya bersetelan jas itu adalah ayahnya, Tuan Min Yoonjung. Ia menyunggingkan senyum ejekan pada sang anak.
"Ayah cuma mau kamu pergi dari dunia musik, Yoongi sayang." ucap Yoonjung santai.
"Cih! Ayah? Sejak kapan anda sadar bahwa anda seorang ayah? Apa seorang ayah yang nggak pulang selama berbulan-bulan masih bisa disebut 'ayah'? Apa seorang ayah yang selalu berusaha hancurin mimpi anaknya masih bisa disebut 'ayah'?"
"Yoongi, kamu tahu ayah nggak pulang karena ayah kerja. Hasil kerja ayah juga buat kamu sama bunda. Masalah mimpi, berapa kali ayah bilang ayah butuh penerus perusahaan?! Kalo kamu ngurus musik yang nggak jelas itu terus, siapa yang jadi penerus perusahaan ayah?! Kamu anak ayah satu-satunya, Yoongi!"
Yoongi menggeleng, "menjadi seorang komposer dan produser musik adalah impian saya sejak kecil. Saya akan terus berjuang untuk itu."
"Min Yoongi! Berhenti melakukan hal yang nggak bermutu! Kamu cuma harus rajin belajar dan masuk universitas tinggi! Terus kamu akan meneruskan perusahaan ayah!" bentak Yoonjung merasa geram dengan jawaban Yoongi.
"Anda yang harusnya berhenti! Berhenti mengganggu saya, dan carilah penerus lain untuk perusahaan sialan anda itu!"
"MIN YOONGI!"
"APA?! SAYA AKAN TETAP BERJUANG UNTUK IMPIAN SAYA!"
Brak!!
Yoongi keluar dari ruangan studionya dengan membanting pintu. Meninggalkan Yoonjung yang memijat pangkal hidungnya, merasa lelah dengan sikap keras kepala anaknya.
Yoongi berlari keluar dari rumahnya. Memasuki mobil, lalu melajukannya dengan kecepatan di atas rata-rata. Tangan pemuda itu memegang erat di setir mobilnya. Ia muak pada sikap ayahnya yang terus berusaha menghancurkan impiannya. Hanya karena sebuah perusahaan, pria itu tidak memikirkan kebahagiaan putranya. Sudah jarang pulang, selalu memaksa pula.
Min Yoonjung baru pulang ke rumah sejak dua bulan lalu. Jika ditanya, alasannya pasti selalu sibuk bekerja. Pria itu selalu menuntut Yoongi untuk menjadi penerus perusahaan miliknya. Jujur, Yoongi merasa lebih baik Yoonjung jarang pulang. Daripada pulang hanya untuk memaksanya. Sejak kecil Yoongi sangat mencintai musik. Ia tak tertarik sama sekali dengan perusahaan Yoonjung. Jangankan tertarik, peduli saja tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
smirk ✧ yoonmin [✔]
Fanfiction[completed] tentang jimin yang langsung jatuh cinta dan terpesona melihat yoongi menyeringai. warning! bxb/homo/yaoi/gay/boyslove✔ non-baku✔ 17+✔ top!yoon✔ bottom!min✔ → tidak suka? tidak usah baca! ← NO PLAGIAT! HOMOPHOBIC? ANDA SALAH LAPAK! ©...