13

7.7K 789 110
                                    

happy reading

.

Yoongi baru saja memarkirkan mobilnya di halaman sekolah. Kebetulan sekali Namjoon juga baru saja memarkirkan mobil. Pemuda berdimple itu memberi isyarat pada Yoongi untuk menunggu. Setelah memutar kedua bola matanya malas, Yoongi akhirnya mau menunggu. Tak lama kemudian Namjoon menghampiri sahabatnya itu.

"Pagi, Yoon!" sapa Namjoon.

"Hm, pagi." balas Yoongi datar.

Mereka mulai berjalan, hingga sebuah pekikan Namjoon membuat Yoongi terkejut.

"Eh bentar, hp gue ketinggalan di mobil!" Namjoon berlari menuju mobilnya.

Yoongi hanya berdecak kesal melihat kelakuan Namjoon. Namun, sebuah pemandangan di depan gerbang sana lebih membuatnya kesal. Matanya melihat Jimin diantar lelaki yang sama seperti kemarin. Siapa namanya? Jongkok? Jungki? Jung-ah siapa pun itu Yoongi tak peduli! Yang Yoongi pedulikan adalah kenapa Jimin sering diantar lelaki itu? Setahunya, Jimin mempunyai seorang sopir.

"Woy, tutup panci! Ngelamun ae lu! Ayo, buruan masuk!" Namjoon menggeplak kepala Yoongi.

"Bacot! Duluan sana!" Yoongi membalas menabok jidat Namjoon. Lalu kembali fokus pada pemandangan di depan gerbang.

Jimin tersenyum pada Jungkook. "Makasih ya, kak?"

"Iya, sama-sama." Jungkook membalas senyuman Jimin.

Saat Jimin hendak turun, tangannya ditahan Jungkook. Pemuda itu menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya ada-apa.

"Eum~aku tadi belom sarapan." Jimin bingung atas ucapan Jungkook. Namun, lirikan Jungkook pada kotak bekal yang dibawanya membuatnya paham.

Tapi, roti ini 'kan buat Kak Yoongi. Ah, biarin, untung gue bikin dua. Batin Jimin.

Ya, untung saja Jimin membawa satu kotak bekal lagi di tasnya. Rencananya sih satu untuknya dan satu lagi untuk Yoongi. Tapi, satu untuk Jungkook tidak masalah. Bagaimana pun Jungkook sudah mengantarnya.

"Oh, gitu? Ya udah, ini aku bawa roti selai dari rumah. Buat kakak aja, nih!" Jimin menyerahkan kotak bekalnya pada Jungkook.

Tentu saja langsung diterima oleh Jungkook dengan senyuman lebarnya. "Kamu baik banget sih? Udah cantik, sopan, baik lagi. Makasih ya, cantik?"

"Ish! Paan sih kak? Aku cowok, tahu?!" sahut Jimin malu-malu.

"Tapi kamu cantik, Jimin. Kalau bisa, mungkin aku akan kurung kamu di rumah aku." goda Jungkook.

"Halah, ngelantur! Udah, aku duluan ya-"

Cup!

Tubuh Jimin membeku ketika sebuah kecupan mendarat di pipi kanannya. Berbeda dengan Jungkook yang tersenyum manis. Ia terkekeh pelan melihat ekspresi kaget Jimin.

"Maaf, aku nggak tahan." lirih Jungkook.

Jimin mengerjap, "e-eh, i-iya. Maksud aku,"

"Buruan masuk sana, ntar telat loh." potong Jungkook lembut.

Jimin mengangguk, lalu keluar dari mobil Jungkook. Belum sempat dia melambai, mobil Jungkook sudah melaju duluan. Jimin masih terkejut atas apa yang Jungkook lakukan. Lelaki itu berani mengecup pipinya. Astaga, apa benar jika Jungkook menyukai Jimin? Tidak, dia tidak mau terlalu percaya diri.

Tanpa Jimin tahu, Yoongi dan Namjoon melihat adegan di dalam mobil tadi. Mereka berdua dapat melihat karena kaca mobil yang dalam keadaan dibuka. Yoongi merasa sangat marah saat Jimin disentuh oleh seme lain. Kedua tangannya mengepal kuat, seolah ingin menghajar lelaki yang telah mengecup pipi Jimin itu. Ia tidak terima seme lain melangkahinya. Namun, apalah daya? Yoongi bukan siapa-siapa dalam hidup Jimin.

smirk ✧ yoonmin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang