16

7.4K 693 84
                                    

happy reading

.

Keesokan harinya, Jimin baru saja selesai merapikan rambutnya. Dia mengaktifkan ponselnya karena mungkin ada beberapa notifikasi. Benar saja, ada banyak notifikasi dari aplikasi LINE. Dibukanya pesan dari Chanyeol. Tumben sekali pria itu baru mengirim pesan setelah berangkat ke Amsterdam kemarin.

ParkChanyeol.

adek harus berangkat sekolah bareng Jungkook, titik.

Jimin menganga membaca pesan dari kakaknya. Buru-buru dia membalas pesan tersebut.

ParkChanyeol.

apaan sih bang?!
maksa bgt

Tidak ada balasan, mungkin Chanyeol sedang sibuk. Jimin memilih cuek dan melanjutkan aktivitas menyiapkan tas sekolahnya. Dia tidak akan menumpang mobil Jungkook lagi mulai sekarang. Selain malu, dia tidak mau Yoongi cemburu lagi. Jimin 'kan putra seorang dosen, tentu saja dia malu jika terus menumpang tetangganya. Apalagi tetangganya itu bisa dibilang orang yang sibuk.

Setelah selesai menyiapkan tas, Jimin turun ke meja makan. Di sana sudah ada ayah dan ibunya sedang menikmati hidangan sarapan.

"Selamat pagi, Pa, Ma!" sapa Jimin riang.

"Selamat pagi, adek." balas Tuan dan Nyonya Park.

Jimin mendudukkan diri di salah satu kursi kosong, "woah, nasi goreng ikan!" pekiknya melihat hidangan di meja makan.

"Buruan sarapan, dek. Ambil buat bekal sekalian." suruh Nyonya Park.

Jimin mengangguk semangat. Lalu segera mengambil seporsi nasi goreng. Tak lupa menyendok untuk dua kotak bekal. Orang tuanya yang melihat hal tersebut hanya mengernyit heran.

"Kok bawa dua?" tanya si kepala keluarga.

"Buat pacar adek." Jimin segera menutup mulutnya karena keceplosan.

"UHUK UHUK!" Nyonya Park yang sedang minum langsung tersedak, saking terkejutnya.

Tuan Park segera mengelus tengkuk istrinya dengan raut wajah cemas.

"Apa?! Adek punya pacar?!" suara cempreng Nyonya Park menggema.

"Iya, baru kemarin jadian." Jimin cengar-cengir tersipu.

"Dih, ga bilang-bilang! Siapa namanya? Orangnya gimana? Anaknya siapa? Rumahnya mana?"

"Mamah ih, kaya mau ngelabrak pelakor aja."

"Bawa pacar adek ke rumah dong. Biar Papa sama Mama tau dia baik apa ga buat adek." sahut Tuan Park.

Jimin termenung sejenak mendengar ucapan sang ayah. Dia berpikir jika ada baiknya membawa Yoongi pada ayah dan ibunya tanpa sepengetahuan Chanyeol. Chanyeol tidak akan bisa membujuk orang tuanya. Dan bila ayah dan ibunya menyukai Yoongi, maka Chanyeol akan kalah. Dan akhirnya Yoongi bisa bebas memiliki Jimin.

Tuan dan Nyonya Park saling berpandangan, bingung melihat putra bungsunya senyam-senyum.

"Adek? Gimana?" suara Tuan Park menyadarkan Jimin.

smirk ✧ yoonmin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang