28

7K 683 57
                                    

happy reading
sorry for typo(s)

.

Jimin memegangi erat tangan Yoongi yang kini terbaring tidak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul dua pagi, tapi pemuda manis itu tidak berniat untuk tidur sama sekali. Ia sibuk menangisi sang kekasih sejak satu setengah jam yang lalu. Perasaan Jimin campur aduk; menyesal, sedih, dan merasa bersalah. Tapi rasa penyesalan lebih mendominasi.

Andai saja Jimin berkata yang sebenarnya.

Andai saja Jimin tidak menyembunyikan apapun.

Andai saja Jimin tidak membuat Yoongi kecewa.

Terlalu banyak kata 'andai' di dalam benak Jimin. Sungguh, dia merasa semua ini adalah salahnya. Yang harusnya berada di ranjang rumah sakit sekarang adalah Jimin. Tapi, Yoongi malah melindunginya. Padahal Jimin sudah membuat pemuda bermarga Min itu sangat kecewa. Bukankah Yoongi terlalu baik untuk seorang Park Jimin?

Ceklek!

Suara pintu dibuka itu tidak membuat Jimin menoleh sedikit pun. Seorang wanita paruh baya masuk menghampiri Yoongi dan Jimin yang masih terisak.

"Nak?" panggil wanita itu.

Barulah Jimin mendongak, dia mengernyit melihat seorang wanita paruh baya berdiri di sampingnya. "S-siapa?" lirihnya.

"Min Haena, bundanya Yoongi." ucap Haena tersenyum ramah.

"B-bunda?" sontak Jimin langsung menyalami Haena setelah mengusap bekas air matanya.

"S-saya Park Jimin, tante."

Haena tersenyum lagi, "panggil 'bunda' aja, sayang. Ternyata Jimin yang asli lebih manis daripada yang di foto. Yoongi pernah bilang kalau ada malaikat cantik bernama Jimin yang buat dia berusaha berubah lebih baik. Makasih ya, Jimin? Yoongi mau berubah karena kamu."

Jimin menunduk, dia merasa tidak pantas mendapat pujian seperti itu. "Harusnya bunda marahin Jimin. Kak Yoongi jadi kayak gini karena nyelametin Jimin. Jimin udah bikin Kak Yoongi kecewa hiks!"

Melihat Jimin semakin terisak, Haena meraih jemari pemuda manis itu dan mengelusnya. Lalu ditatapnya sang anak yang masih tak sadarkan diri.

"Kamu tahu, Jimin? Dulu Yoongi pernah hampir koma karena kehilangan banyak darah. Dia rela kayak gitu cuma demi nyelametin seseorang. Di satu sisi bunda sedih, di sisi lain bunda bangga. Walau kelakuannya berandal, ternyata jiwa sosial Yoongi sangat kuat. Bunda yakin Yoongi pasti bisa dan kuat cuma karena luka ini. Anak bunda ini gak kenal sama yang namanya 'lemah'. Jangan sedih lagi, ya nak? Yoongi pasti baik-baik aja kok, percaya sama bunda." ucap Haena meraih tubuh Jimin ke dekapannya.

Diam-diam Jimin merasa tercengang atas ucapan ibunda sang kekasih itu. Ia baru tahu jika Yoongi pernah hampir sekarat karena nyelametin orang lain. Bangga sekali memiliki kekasih seperti Yoongi. Yoongi sebenarnya anak yang baik, tapi orang lain hanya bisa melihat sifat berandalnya saja. Termasuk keluarganya yang hanya bisa melihat satu keburukan daripada sembilan kebaikan Yoongi.

"Kak Yoongi pasti baik-baik aja." gumam Jimin meyakinkan diri.

•••

Sinar matahari menembus tirai tipis jendela kamar. Seorang pemuda yang terbaring lemah di ranjang itu terganggu dengan silaunya sinar tersebut. Perlahan kedua matanya bergerak dan terbuka. Ia mendesis lirih ketika merasakan pening di kepalanya. Dahinya mengernyit saat menyadari dirinya berada di tempat asing. Ruangan serba putih, pasti rumah sakit.

smirk ✧ yoonmin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang