10

9K 833 57
                                    

happy reading

.

Pagi ini Yoongi melihat Jimin diantar oleh laki-laki yang kemarin lagi. Yoongi sangat penasaran siapa laki-laki itu. Ia sedikit tidak suka karena Jimin memberikan senyuman manis pada si laki-laki asing. Senyuman Jimin itu hanya boleh dilihat oleh Yoongi. Hey, ini bukan pertama kalinya Yoongi bersikap egois. Ia tidak rela seme lain terpesona dengan senyuman Jimin yang sialnya sangat manis.

Begitu Jimin mulai berjalan memasuki area sekolah, Yoongi langsung menghampirinya. Berjalan di samping adik kelasnya tersebut dengan wajah dingin andalannya.

"Eh, selamat pagi, Kak!" sapa Jimin riang menyadari seseorang berjalan di sampingnya.

"Hm, pagi juga. Dianter siapa sih lo tadi?" Yoongi berusaha menutupi nada penasarannya.

Gue boleh berharap Kak Yoongi cemburu 'kan? Batin Jimin.

"Itu tetangga aku, namanya Jeon Jungkook. Kenapa emang, Kak?" jawab Jimin pelan.

"Ga apa-apa sih, nanya aja." Yoongi mengendikkan bahunya, sedangkan Jimin ber-oh ria.

Selanjutnya mereka tetap berjalan beriringan di koridor sekolah. Tak sedikit siswa/i lain menatap ke arah mereka. Ada yang menatap kagum, heran, iri, hingga takut. Untuk yang menatap takut itu hanya pada Yoongi saja. Tidak mungkin Jimin yang cantik itu ditatap takut.

Yoongi maupun Jimin tidak ada yang berani berbicara. Membuat suasana di antara mereka menjadi canggung. Hingga Jimin belok ke kanan menuju kelasnya, berulah dia sadar Yoongi mengikuti langkahnya.

Jimin berhenti, "loh, Kak Yoongi bukannya harusnya belok kiri? Kelas Kak Yoongi 'kan ada di belokan sebelah kiri tadi."

"Gue mau nganter lo, ga boleh?" tanya Yoongi datar.

"Eh, b-bukan ga bo-"

"Ya udah, ayo gue anterin!" potong Yoongi meraih telapak tangan Jimin untuk digenggam.

Jimin hanya menurut saat Yoongi sedikit menariknya. Diliriknya tangannya yang digenggam tangan berurat Yoongi. Ah, perbedaan yang sangat kontras. Jangankan berurat, tangan Jimin cenderung berisi dengan jemari pendek. Sudahlah, yang penting sekarang tangan Yoongi ada di genggamannya.

Astaga, tanpa Yoongi sadari, jantung Jimin berdetak lebih cepat. Dan tanpa Jimin sadari, jantung Yoongi juga berdetak tak kalah cepat. Mereka merasakan hal yang sama di waktu yang sama pula.

Begitu sampai di depan kelas Jimin, Yoongi melepas genggaman tangan mereka. Hal itu langsung membuat Jimin sedikit cemberut.

"Makasih Kak, udah nganter aku." ucap Jimin tersenyum.

Yoongi mengangguk, "ya, sama-sama." jawabnya tersenyum tipis.  Lalu berjalan menjauhi Jimin, menuju kelasnya.

Jimin langsung berbalik memasuki kelasnya. Duduk di bangkunya dengan senyuman lebar. Hal itu langsung menarik perhatian Jihoon, Daehwi, Wonwoo, dan juga Seokjin.

"Lagi bahagia ya, chim? Cerita dong ke kita!" itu suara Daehwi.

Baru saja Jimin membuka mulut untuk bicara, bel masuk pelajaran sudah dibunyikan.

"Ntar aja deh ceritanya, uda bel." sahut Jimin.

"Halah, tai!" kompak Daehwi, Jihoon, Wonwoo, dan Seokjin.

•••

Bel jam istirahat baru saja dibunyikan. Pelajaran Bu Yoona berakhir, lalu guru perempuan itu keluar dari kelas XI IPA 2. Disusul anak-anak kelas itu keluar menuju kantin. Tak terkecuali Jimin dan para sahabatnya. Daehwi memilihkan tempat duduk untuk mereka makan.

smirk ✧ yoonmin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang