Hari sekolah. Jum'at yang cerah untuk memulai hari yang baik. Yoora masuk kelas dan menemukan kesialannya di pagi ini.
"Eh triplek jalan, mau kemana?" teriak Jungkook ketika Yoora melangkah masuk menuju kelas.
Yoora ga ambil pusing. Dia gamau bales teriakan Jungkook. Nantinya malah manjang kan malesin.
"Heh nyet," Jungkook masih gamau nyerah dan tetep teriak.
"Anjir Yoora, lo beneran budeg apa pura-pura sih?" Jungkook yang kesel akhirnya malah marah-marah sendiri.
Udah gila emang dia, biarin aja.
"Oh, daritadi tuh lo manggil gua ya?" Yoora liatin Jungkook dengan memasang tampang polosnya.
"Psikiater sana. Kejiwaan lo udah kena kayaknya," jujur, Jungkook pengen banget nendang cewek yang ada dihadapannya ini.
"Pagi-pagi tuu banyakin berdoa, bukan cari masalah, Kook," ujar Yoora yang mengeluarkan asmaul husna di saku rok seragamnya.
"Si paling soleh," Jungkook berlari keluar kelas, merasa misi buat Yoora kesal pagi ini gagal.
"Solehah goblok," Yoora berteriak.
🍒
Kringg..
Yoora dan teman-temannya bersorak girang. Akhirnya simulasi masuk nerakanya berakhir juga. Kelas mulai ga kondusif karena anak-anak udah sibuk sama urusannya masing-masing.
"Oke tenang semua. Pelajaran hari ini segini dulu ya tapi-"
"Tapi kerjakan pr dari halaman 20-70 ya"
Anak anak langsung reflek ngucap istigfar. Jahanam emang guru yang satu ini. Orang tuh kalau libur harusnya jalan-jalan, bukan ngerjain pr.
"Pak, itu banyak banget. Ga sekalian aja kita kerja part time jadi asisten bapak?" Jungkook dan anak laki-laki lain protes.
"Iya pak. Kelas sebelah aja udah enggak pernah ada pr lagi, pak," protes anak cewek.
"Yaudah berarti 20-75" tambah pak dadang.
Proses tawar-menawar pun berlangsung. Anak-anak yang protes sibuk adu argumen, sisanya sudah membereskan peralatkan sekolahnya. Memilih untuk bersikap pasrah dan pulang duluan.
"Yaudah, 20-55. Deal?" Pak Dadang, selaku guru mata pelajaran kimia menegaskan argumen terakhirnya. Yang lain mengiyakan. Akhirnya kelaspun dibubarkan.
"Heh sayur!" Jungkook berlari pada Yoora yang sedang sibuk mengantri beli cilok.
"Apaan sih setan? Muncul mulu di hidup gua," jawab Yoora setengah berteriak. Kesel ceritanya.
"Iya dong. Gua setia banget buat gangguin lo setiap hari. Ya ga teh?" Jungkook melontarkan pertanyaan pada Teh Bina, si penjual cilok.
"Hah? eng..iya," jawab Teh Bina bingung. Iya-iya aja lah yang penting semua pelangganya kebagian cilok.
"Tuh kata si teteh juga iya," Jungkook acak-acak rambut Yoora lalu ia berlari kabur.
"Jungkook!" teriak Yoora marah. Rambutnya yang badai nan menawan ini dengan entengnya dirusak Jungkook. Jungkook gatau aja tiap pagi ada yang catokan sambil nahan ngantuk biar bisa buat rambut badai, kayak Yoora.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Husband - Jjk ✔
Fanfiction"Yakali manusia kembaran dugong macem dia jadi suami gue."