; drama batagor.

8.5K 579 19
                                    

"Kenapa pa?" tanya Jungkook. Jungkook udah nyiapin mental banget. Kalau papanya ngomong gitu, berarti mau khotbah dia.

"Kook, Papa tau kamu sering ribut sama Yoora. Tapi kamu bisa kan simpan perasaan ke Yoora?"

"Perusahaan papa sahamnya sedang turun. Papa banyak sekali berhutang jasa maupun materi ke papa yoora. Walaupun papa yoora bilang gapapa, tapi tetep aja papa ga enak. Akhirnya kita putuskan untuk jodohin kalian," suara papa Jungkook terdengar rendah. Keliatan banget lagi frustasi.

"Papa banyak hutang sama papa yoora?" Jungkook keliatan kaget.Papanya cuman nganguk.

"Pa, abang juga kan udah kerja. Papa bisa kan minta abang untuk bantu hutang Papa. Mama juga dokter, masa gabisa bantu?" tanya Jungkook sedikit membentak.

"Kook, Papa ini kepala keluarga. Ga seharusnya papa minta uang ke anak anak."

"Pa, Papa tuh udah ngejual aku demi perusahaan? Apa papa tega?" sekarang emosi Jungkook bener bener diujung tanduk.

Papanya yang ngerasa bersalah pun cuman diem. Jungkook juga diem. Akhirnya Jungkook ngehela nafas berat.

"Yaudah, aku ngantuk pa. Papa bisa keluar ga?" katanya. Papanya ngangguk dan keluar dari kamar Jungkook.

Jungkook lempar tubuhnya ke kasur. Ada hal tersendiri yang berat banget kayaknya buat bisa nerima kalau suatu saat Yoora bisa aja jadi istrinya. Ditambah yoora juga kayaknya gaada rasa sama Jungkook.

Karena pusing, Jungkook akhirnya nonton youtube. Tapi ada telfon dari Miu.

"Hallo Kook."

"Iya Halo, kenapa Yu?"

"Lu tadi kemana? Gua sama Zahid tadi kerumah lu gaada."

"Abis dari rumah temen, nonton film. Tumbenan lu kerumah?"

"Mau ngajak mabar euy."

"sorry dah. Minggu depan gimana?"

"Liat ntar dah ya."

"siap."

"gua tutup ya lur."

"Oke."

Dan telfon mati.

Jungkook kembali rebahin badanya di kasur. Galau, itu yang dia rasain sekarang. Pengenya sih marah tapi mau sama siapa? tembok?

"Kook, muka lu kusut amat," abangnya Jungkook berantakin rambutnya.

"Gatau ah bingung gue," Jungkook nyender ke sofa. Mukanya di tekuk.

"Jalan yuk? udah lama kita ga jalan jalan kek dulu," abang Jungkook berdiri.

"Yaudah ayok. Pake motor yak?"

"Iya," abanya Jungkook ambil kunci motor dan keluar nemuin Jungkook yang udah di jok belakang motor.

"Nafsu amat si lu. Gue mau beli batagor aja di warung depan," kata abang Jungkook.

"Kagak apa apa.Bosen gue dirumah mulu," jawab Jungkook.

Jungkook sama abangnya pergi kan tuh ke tukang batagor depan kompleks rumahnya.

"Eh mas jh sama mas jk? mau beli batagor?" kata mbak inah, yang punya warung batagor.

"Iya bi 2 porsi kayak biasa ya," Jungkook sama abangnya duduk..

"Oemji Mas Jungkook?" anak bi inah yang ngefans sama Jungkook duduk disamping.

"Eh Dina, baik? gimana sekolahnya?" Jungkook senyum manis. Dia mah gitu, di depan orang yang ga gitu kenal mah sok cool, padahal mah kalau tau sifat aslinya bisa istighfar.

"Baik mas. Alhamdulillah dina dapet nilai seninya 100!" seru Dina exited.

"Nah nanti kalau udah smk gue ajarin deh pelajaran pelajaranya," ujar Jungkook sONgOnG.

"Mas emang jurusan apa?"

"Ipa din," jawab Jungkook.

"Gamau ah mas. Susah. Dina gabisa ngitung soalnya hehe," Dina cengengesan.

"Din apasih yang lu suka sama adek gue? keknya fans banget?" abangnya Jungkook liat Dina aneh padahal menurut jh masih gantengan dia. Kata jhnya sendiri sih wkwk.

"Mas jh, mas jk tuh ganteng, baik    shaleh, putih. Calon suami idaman aku deh," Dina peluk peluk Jungkook.Jungkook natap dina sambil senyum. Udah biasa dia mah digituin dina.

"Perasaan muka gue sama muka dia ampir ampiran sama deh. Gantengan gue malah tapi kok ga ngefans sama gue?" Abangnya Jungkook gamau kalah.

"Udah lah bang, nasib. Lagian gue itu mukanya lebih cerah membahana. Makanya banyak banyakin wudhu" Jungkook songong bener.

Galama mbak inah nganter batagor ke meja jk sama jh. Mbak inah jewer telinga anaknya yang genit sama pelangganya.

"Maafin dina ya kook. Emang suka kegenitan dia mah. Biasa terlalu jomblo nih," kata Mbak Inah.

"Iya gapapa kali bi udah biasa ini."

"Makanya itu karna saking biasanya jadi makin risih," Mbak inah makin kenceng jewer telinga anaknya. Jk sama Jh yang liat malah ketawa aja.

Jk makan lahap. Dia mah perut karet kagak tau makan udah berapa banyak masih aja ngunyah. Tapi kagak pernah lebar. Beda sama abangnya.

"Yaudah bi, dina ini udah. Jadi berapa?" jk bayar.

"Kayak biasa aja," Mbak inah senyum. Jungkook ngasih uangnya ke Mbak inah tapi langsung di tarik dina dan di cium cium.

"Norak amat sih kamu, din," kata Mbak Inah. Wow, serem coi.

"Yaudah bi duluan," jk ninggalin warungya Mbak Inah bersama anaknya.

Jungkook duduk di jok belakang motor abangnya.

"Udah?"

"Udah bang," motor pun maju. Jungkook ga tau mau dibawa kemana sama abangnya. Ya asal jangan ke hotel aja.

🍒

Setelah berkendara lama, Jungkook bete sendiri soalnya dia tau ini ngarah ke rumah siapa.

"Kok kesini sih bang?" tanya Jungkook kesel.

"Udah ikut aja."

[1] Husband - Jjk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang