Gadis itu ragu dengan saran Draco , hingga akhirnya ia kembali menatap manik kelabu yang sangat mempesona itu, semakin tajam ia menatapnya dan kini entah mengapa Naura memandang Dtaco dengan cara yang berbeda ,ia memandangnya lembut dan tangannya kini sudah memegang tengkuk pemuda itu, seolah memohon dirinya untuk menunduk. Kini Naura bisa menghirup aroma mint dan musk yang ia rasakan seminggu yang lalu, jarak mereka semakin dekat hingga seolah ia bisa mendengar deru napas Draco . ia mengecupnya lembut, mencurahkan semua kerinduan yang entah sejak kapan terbentuk , tanpa ia sadari dan tanpa ia kehendaki. Justru kini ia meredupkan pandangannya bahkan memejamkan matanya , tak ada pandangan tajam ia hanya ingin menyentuh pemuda itu, jari jemarinya menari indah di tengkuk Draco yang berwarna putih itu .
Dan kini Draco tak bisa membendung lagi hasratnya, bahkan ia lebih merindukan gadis itu melebihi apapun di dunia ini. Ia ragu menyatakan perasaannya, terlalu gengsi bagi seorang Malfoy untuk mencintai seorang gadis, ia tak pernah mengejar justru para gadis yang memujanya, ia tak pernah menemukan cara yang tepat untuk bisa berbicara dengan gadis yang ada di hadapannya kecuali dengan cara membullynya. Ia berharap gadis itu akan memakinya tapi ia hanya bungkam seolah ia tak memiliki emosi. Dan betapa hancur ketika tahun keempat ia menemukan buku harian Naura terjatuh di pinggir danau. Yang hanya menuliskan nama Cedric di sana sini,mendiskripsikan bahwa perasaan gadis itu bertumpuk-tumpuk untuk nama yang ditulisnya.
Draco tak mengetahui perasaan Naura terhadapnya, tapi ia hanya ingin memiliki gadis berambut sekelam malam itu walau untuk hitungan detik saja dan paling tidak selama ciuman ini berlangsung, Draco ingin mengekspresikan perasaannya yang selalu ia kubur dan tiba-tiba meledak begitu saja bagaikan bom atom. Ia balas ciuman Naura , ia lumat bibir atas gadis itu, dan menjilat bagian bawahnya dan memaksa lidahnya untuk masuk dan mengabsen barisan gigi rapi bidadari yang begitu ia ingini selama ini, ia rapatkan tubuhnya, membelai punggung dan memegang pinggulnya dengan erat. Naura pun semakin memperdalam ciumannya, bahkan ia sudah lupa dengan legilimen ia sudah terlarut dengan irama hasrat mereka, nafas mereka semakin memburu dan pergulatan indah itu harus diakhiri karena kebutuhan mereka akan oksigen .
Naura masih memejamkan matanya , merasakan tangan Draco yang masih membelai punggungnya. Naura tak bisa menolaknya bahkan menginginkan lebih, justru kini ia menghambur dalam pelukan Draco, ia memeluknya begitu erat. Pemuda itu memperapat pelukan mereka , bahkan mereka bisa mendengar degup jantung masing-masing dari mereka. Naura tak pernah merasa senyaman ini, setenang dan seaman ini, seolah semua bebannya 6 tahun terakhir ini luluh sudah . Diruntuhkan oleh kebahagian yang ia rasakan beberapa menit ini. Saking bahagianya ia sampai meneteskan air mata haru . Draco mengusap bulir-bulir air mata itu secara lembut, begitu hati-hati seolah Naura adalah porselen yang begitu rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Slytherin
Random"Aku tahu, aku keturunan muggle asli, tapi mengapa topi tua itu justru memenjarakanku di asrama Slytherin? Dan mengapa aku harus terlibat dengan musang itu, dan sialnya Ferret itu mempunyai seringai yang menawan." (Banyak yang tidak sama dengan ceri...