Kami Menyayangimu, Draco

2.4K 308 0
                                    

Gadis berambut hitam legam itu berusaha melepaskan diri, namun Blaise justru semakin mempererat peganganya , tak ada cara lain, kini Naura berusaha memukul dada Blaise dan menendang dengan lututnya. Blaise terkejut dengan perlawanan Naura . “Hahahaha aku semakin menyukai keliaranmu dear, “
Naura tetap saja terpojok terpaksa ia mengeluarkan mantra “stupefy “ dan kini Blaise terpental dan tubuhnya terjatuh menghantam meja .
“ aww shit ….”, kini Blaise bangkit dan berlari untuk menerkam Naura namun tiba-tiba “expelliarmus “ ada seseorang yang melempar mantra pada Blaise dan sukses membuat tubuhnya KO , Itu bukanlah Naura tetapi Draco Malfoy .



“mate ….” , Blaise menyapa Draco di meja makan asrama Slytherin .Namun Draco mengacuhkannya dan lebih memilih duduk di dekat Crabb dan Goyle . Draco belum bisa memaafkan peristiwa di malam Blaise menerkam kekasihnya. Mungkin benar emosi orang mabuk tidak terkontrol tapi yang membuatnya terkejut adalah kemungkinan sahabatnya itu menaruh hati pada Naura .
Dan benar, sudah seminggu penuh ia mendiamkan Blaise. Sebenarnya Naura hampir melupakan kejadian malam itu, tapi melihat kemarahan Draco bahkan mungkin saja pemuda berambut platina itu melemparkan mantra cruciatus pada Blaise, dan itu saja sudah mampu membuat Naura bergidik ngeri .

“Draco …. Bukankah sudah terlalu lama kau mendiamkan soulmatemu itu? “ Tanya Naura agak ragu. Namun Draco hanya melengos saja dan menarik tangan Naura menuju menara astronomi, mereka hanya terdiam di sana dan memandangi langit senja yang melukiskan rona kemerahan. Naura hanya terdiam, ia mencoba memahami jika saat ini Draco hanya membutuhkan teman untuk menemani,  iya sekedar menemani dan memeluk lengannya erat. Dia hanya berharap peristiwa malam itu tak akan menghancurkan persahabatan Draco dan Blaise.
Dan benar kemarahan kekasihnya belum mereda meskipun mereka bertiga disandingkan dalam grup pembuatan ramuan. Draco berlaku sadis dengan tidak mengacuhkan Blaise sedikitpun. Tapi hal itu belum seberapa, sesampainya mereka di ruang rekreasi Slytherin Draco segera melemparkan bogem mentah ke arah pemuda hitam manis itu. Blaise tak melawan sedikitpun, ia mengakui kesalahannya dan dia seolah memahami Draco bahwa sahabatnya itu hanya ingin meluapkan amarahnya. Naura bergidik dan berusaha memisahkan Draco dengan Blaise, setelah dibantu dua orang senior akhirnya Draco mau melepaskan Blaise dari cengkramannya. Setelahnya ia berjalan menuju koridor di ruang bawah tanah tersebut, Naura setengah berlari mengejar langkah Draco yang gontai, bagaimana tidak, hal itu ditunjang dengan kesempurnaan tubuh Draco juga kedua kakinya yang cukup panjang dan jenjang.
Blaise yang awalnya dikerubuni masa juga ikut menyusul Draco, hingga akhirnya pewaris tunggal Malfoy corp tersebut terduduk lesu di bawah pohon di pinggir danau Hitam.
Naura mendekati Draco perlahan, “Draco…”, namun yang dipanggil hanya menoleh sebentar, Naura berjalan perlahan mendekatinya dan menepuk bahunya pelan dan enggan melepaskan tangannya dari sana.
“Aku baik-baik saja tapi aku tidak bisa baik-baik saja jika melihatmu begini.” Naura menyadari bahwa Draco hanya ingin melindunginya, tidak kurang dan tidak lebih. Dan akhirnya Blaise mampu menyusul mereka berdua.
Draco melirik Blaise geram, “Cepat katakan yang sejujurnya ! Kenapa kau membohongiku selama ini?”
Naura bingung dengan ucapan kekasihnya tersebut. Blaise pun memberanikan diri menjawab pertanyaan Draco. “Oke Draco, aku minta maaf, jujur aku menyukai Naura sejak dia membantuku menyelesaikan tugas detensi yang diberikan Snape dua tahun yang lalu. Tapi aku tak berani mengungkapkannya, kau tahu ketika itu dia dianggap aneh oleh kita, aku memang menyukainya tapi aku lebih takut jika kalian tidak menyukaiku lagi, karna aku sudah menganggap kalian terutama kau Draco sebagai keluarga di sini. Aku juga meminta maaf karena mabuk aku sudah hampir mencelakai Naura".

Blaise tertunduk dan tak berani menatap Naura.
Tapi Naura justru menepuk bahu Blaise “Sudahlah Blaise, hmm.. sebenarnya aku kecewa ternyata kau lebih menyukai Draco ketimbang diriku, itu berarti sekarang kau rivalku karena kita sama-sama menyukai anak manja ini. Atau lebih baik kita membentuk fans  saja semacam Draco lover mungkin,” Naura mengembangkan senyum memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.

“Apa? anak manja? Kau menyebutku apa?” Draco mulai tersenyum.
"Blaise kau bilang tadi kau menyukaiku dan menganggapku saudara, apakah kau tidak ingin membelaku?”. Blaise hanya menggelengkan kepala seolah idem dengan perkataan Naura.

I'm Not a SlytherinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang