Share

2.4K 289 21
                                    

Dan seperti inilah mereka sekarang, bertingkah layaknya orang asing satu sama lain. Draco sama sekali enggan memandang Naura meski mereka terkadang berpapasan. Tentu Naura kini lebih banyak menghabiskan waktu bersama trio Golden.
Siang itu Harmione yang ingin mengambil alat tulisnya yang tertinggal di kelas terkejut dengan pertengkaran antara sahabatnya dan Malfoy Ferret. Harmione memegang pundak Naura dan membantunya berdiri untuk berpindah duduk di kursi dan merapalkan mantra penutup pintu serta kedap suara. Ia memeluk Naura yang masih tersedu-sedu dalam tangisnya, "Tidak apa-apa, aku di sini...."
Setelah agak tenang, Harmione mengambilkan sebotol air mineral produk muggle yang selalu ia simpan di tas sihirnya. Naura meneguknya seperempat dan menghapus bekas tangisnya menggunakan sapu tangan yang diberikan oleh Harmione.
"It'll be fine..." Harmione tersenyum kecil seolah ingin mengatakan pada sahabatnya bahwa ia tak sendiri. "Tenangkan pikiranmu, ceritakan jika kau ingin berbagi denganku, atau simpan kisahmu jika kau rasa itu sangat rahasia." Naura melirik Harmione dan seolah menemukan tempat untuk berbagi. Selama ini mereka selalu membagi rahasia mereka satu sama lain, dan tak pernah sekalipun mereka saling kecewa.
"Mione...", Naura mengeluarkan selembar foto ibunya ketika masih bersekolah si Hogwart yang tentunya terlihat sangat mirip dengan dirinya.
"Ia ibuku, Naura Riddle."
Harmione hampir lupa menutup mulutnya yang sempat menganga karna saking terkejutnya. "Profesor Snape, kau tahu kan lelaki berdarah dingin itu ternyata adalah ayah kandungku," Naura sedikit tersenyum mengetahui dan mengatakan rahasia konyol ini. "Kabar buruknya, ternyata aku adalah keponakan Voldemort dan berita terburuknya I'm his Hocrux." Naura tersenyum di sela-sela air matanya yang menetes. "Dan kini terjawab sudah segala keanehan kenapa aku bisa tinggal di kandang ular, karna aku memang salah satu ular itu." Naura menenggelamkan kepalanya dalam pelukan Harmione yang masih setia mengelus punggungnya dan ikut tak bisa tidak ikut menangis mendengar kenyataan ini. Kenyataan pahit bahwa untuk membunuh Voldemort dan kejahatannya, mereka harus membayar mahal dengan mengorbankan Naura.
"Aku akan membantumu mencari solusi lain, percayalah padaku. Kau percaya bukan bahwa aku penyihir tercerdas di angkatan kita?" Harmione mengulas senyum berusaha untuk menyalurkan energi positif untuk menenangkan sahabatnya.
"Aku sudah siap dengan segalanya Mione, dan aku tak akan lari."

I'm Not a SlytherinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang