Naura Yang Lain

3K 362 11
                                    

"Miss Jonson dan Parkinson detensi untuk kalian menata buku perpustakaan selama seminggu penuh tanpa sihir, dan tongkat kalian akan disita saat melakukan detensi , selain itu kalian juga harus membersihkan kuali-kuali setelah praktikum pembuatan ramuan selama 7 kali pertemuan! " itulah hukuman atas ulah mereka setengah bulan yang lalu, baru kali ini Snap memutuskan hukuman begitu lama mengingat keduanya sama-sama keras kepala bahkan orang tua Pansy pun turut ikut campur. Tak hanya itu, asrama Slytheryn pun mendapatkan pengurangan 50 poin . Semua siswa Slytherin agak lemas mengingat poin asrama mereka terus berkurang bahkan untuk sebulan belakangan ini.
Dan di sinilah mereka , dua gadis yang saling bermusuhan harus bekerjasama mengerjakan detensi. menata ribuan buku tua dan tebal cukup melelahkan, beberapa kali Pansy menepuk -nepuk bahunya karena debu . Bahkan Naura beberapa kali bersin gara- gara debu masuk ke hidungnya . Pansy beberapa kali mengomel "jangan bersin si dekatku bodoh, jangan tulari aku penyakit! " . Tapi Naura tak bisa mengendalikan dirinya , hingga akhirnya ia mengambil masker dari tas sihir yang selalu ia bawa kemana - mana . "kau mau?" , ucap Naura menyodorkan masker sekali pakainya yang lain . " aku alergi barang-barang muggle." Pansy memandang Naura sinis. "Terserahlah, akan kuletakkan ini di atas meja jika kau mau ambil saja, aku masih ada banyak." Naura berlalu meninggalkannya menuju rak lain untuk meletakkan buku-buku di genggamannya ke sana.

Saat menata ia sedikit melirik ke arah Parkinson , ia tahu miss pecinta kebersihan seperti Pansy tak akan mampu melawan debu sebanyak itu, dan akhirnya ia mengambil masker Naura .
Naura tersenyum geli melihat sifat gengsi Parkinson, sangat mirip dengan pemuda itu " Ups kenapa kau memikirkannya lagi?" Naura memukul-mukul kecil kepalanya untuk menyadarkannya dari lamunannya. Lagi-lagi ia teringat Draco aih ... pemuda menyebalkan yang sudah ia cium sebanyak 2 kali. Ia kembali memukul kepalanya, menyesali kenapa justru ia yang menciumnya , "wanita macam apa kau Naura? ", rutuknya dalam hati . Entah mengapa seharian ini ia uring - uringan karena belum melihatnya , ia tak masuk ke kelas . "Apakah ia sakit?" , gadis itu kembali berfikir . "Sudahlah Naura , ingatlah pemuda yang kau cium sebanyak 2 kali itu adalah kekasih orang yang sedang melakukan detensi denganmu saat ini ."
Ia ingat setelah mencium pemuda itu pipinya memerah dan untuk menyembunyikan rasa malunya ia berlari meninggalkan Draco yang masih berdiri mematung . Semenjak saat itu belum sepatah kata pun yang ia ucapkan pada Draco . Kenangan ciuman itu selalu membuat jantungnya berdegup kencang, kadang ia berusaha melenyapkan getaran itu.
Namun mengingat Draco yang terkenal sebagai Cassanova ulung. Ciuman itu pasti tak berefek apapun untuk dirinya, bahkan mungkin ia sudah lupa. Tapi ketika menata buku ia mendengar suara isak kecil seseorang dibalik rak , tak disangka Pansy tengah berusaha menahan tangisnya . "Kau kenapa Pansy ? jika kau lelah beristirahatlah ! " usul Naura sambil berjalan mendekatinya
"berhenti di sana Muddblood , gara2 kau Draco memutuskanku ...huhuuu hiks hiks .." Naura hampir bosan karena selau disalahkan tapi ia sedikit penasaran ingin mendengar alasannya lebih jauh . "Jadi kau putus dengan Draco , tapi kenapa kau menyalahkanku? " , mungkinkah karena ciuman itu Draco meutuskan Pansy , oh Tuhan jantung Naura hampir meloncat karena begitu deg- degan . " Dia kecewa karena aku kalah duel denganmu , dia malu padaku karena tak bisa menghadapi Muddblood bodoh sepertimu ...huhuhuhikshikshiks
...sialan kau ."
Ah Naura sedikit kecewa mendengar penuturan Pansy, padahal ia berharap Parkinson mengucapkan kalimat lain, tunggu dulu ia kini memasang harapan pada Draco? Keanehan macam apa ini ?, "Dasar ferret sialan" Naura bergumam kecil , Parkinson menoleh padanya .
Naura hanya merenges " bukan kau Parkinson , kalau kau putus, cari yang lain sajalah, lelaki di dunia ini bukan hanya si ferret itu. Tampangmu kan lumayan, cari pacar yang jelas sana, memangnya kau tidak capek menghadapi lelaki arogan seperti itu?" Naura tak berminat mendengar jawaban Pansy, ia pun meninggalkan gadis itu dan menuju ke rak lain untuk melanjutkan menata buku.
Ia kini sedang menata rak buku kenangan tahunan siswa Hogwart. Ia ingin melihat bagaimana tampang senior-seniornya dulu . Ia punya ide lain untuk melihat foto muda profesor- profesornya dahulu. Tapi kira-kira mereka lulusan tahun berapa ya , baiklah ia ingin memulai mencari foto Snap ,apakah bakat wajah dinginnya sudah ada dari dulu , atau baru-baru ini karena ia stress menghadapi ramuan-ramuan ? ia ingat-ingat umur Snap dan mulai ia hitung ..."hmm kira-kira , ya harusnya ia lulus pada Tahun ke ... " Naura mengambil salah satu buku . Dan ia mencari-cari foto Snap di deretan foto lulusan Slytherin . Dan kini ia menemukan jawabannya, ternyata Snap telah berwajah dingin sedari muda, tapi wajahnya terlihat lebih tampan dan sedkit imut , sangat berbeda dengan sekarang .
tunggu sebentar, di samping foto Snap ia melihat foto yang memiliki nama yang mirip namanya "Naura Riddle" , dan wajahnya sangat mirip dengannya.

I'm Not a SlytherinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang