***
Jieun sedang berbincang-bincang dengan Suzy, Jiyeon, dan juga Soomin saat ia melihat Yeri yang sedang bercakap-cakap dengan Jungkook di dekat meja bilyard. Dilihatnya bungkusan hadiah yang seharusnya ia berikan kepada Jungkook. Wajah Jungkook yang terlihat bahagia saat membukanya membuat perasaan Jieun bercampur aduk.
Ekspresi itu seharusnya ditunjukkan Jungkook terhadapnya, bukan terhadap Yeri.Somin yang menyadari ekspresi Jieun yang tiba-tiba berubah.
"Ada apa Jieun-ah?" tanya Somin cemas.
"Ah... A..ani.. Hanya saja sepertinya aku butuh udara segar" sahut Jieun seraya meninggalkan Somin dan kedua temannya.
Jieun kini berada di teras belakang rumah Jungkook. Ia sedang berusaha mengendalikan perasaannya kini.
'Ada apa denganku?' batin Jieun. Tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya."Apa yang kau lakukan di sini?"
Jieun membalikkan badannya dan melihat Jungkook sedang berdiri di ambang pintu dan kini mulai berjalan menghampirinya.
"Aku hanya mencari udara segar. Di dalam terlalu penuh sesak" sahut Jieun datar.
"Yahh... Memang terlalu sesak di dalam. Sejujurnya aku juga tidak begitu menyukai pesta". Jieun hanya mengangguk mengerti.
"Yak! Kau bahkan belum memberiku hadiah. Jangan bilang kau lupa!" tagih Jungkook seraya mengulurkan tangannya.
Dengan ragu, Jieun mengambil kotak kecil dari dalam clutchnya dan memberikannya pada Jungkook.
Jungkook segera membuka dan melihat isi kotak itu. Jam tangan. Jungkook menatap Jieun tak percaya. Ada rasa kecewa di matanya. Yup! Jieun pun tahu Jungkook bukan orang yang suka memakai jam tangan.
"Apa ini sungguh hadiah yang kau berikan padaku?" tanya Jungkook berusaha meyakinkan dirinya. Bagi Jungkook, hadiah Jieun tidak seperti sebelumnya. Selama ini Jieun selalu memberikannya hadiah yang istimewa. Bukan dari harga barangnya yang mahal, namun hadiah Jieun selalu merupakan hal yang Jungkook inginkan. Entah itu memberinya tiket konser GD, menyewa taman bermain seharian, bahkan membuatkan dan menyanyikan lagu ciptaannya khusus untuk Jungkook.
Jieun mengangguk.
"Ya, jam itu harganya mahal, limited edition. Kau harusnya bersyukur mendapatkannya" ujar Jieun asal, lalu menyesali ucapannya. Dia benar-benar tak tahu harus berkata apa.Ucapan Jieun barusan membuat Jungkook benar-benar kecewa. Ia hanya tersenyum kecut pada Jieun.
"Sejak kapan aku peduli dengan harganya? Bahkan hadiah dari Suzy dan Jiyeon noona jauh lebih baik dari ini... Tapi bagaimanapun aku harus berterima kasih untuk hadiahmu" ujar Jungkook sinis seraya berlalu meninggalkan Jieun.Jieun merasakan sakit di dadanya setelah mendengar kata-kata dari Jungkook. Dilihatnya Jungkook menaruh asal kadonya itu bersama tumpukan kado yang lainnya. Sementara kadonya yang lain, kado yang diberikan Yeri, dibawanya pergi menuju kamarnya.
.
.
.
.
.
Pagi-pagi sekali Jieun terbangun dari tidurnya. Terlihat kantung hitam menebal di bawah matanya. Sudah seminggu sejak peristiwa di acara ulang tahun Jungkook berlalu. Namun ia masih tak bisa tidur memikirkannya. Terlebih selama seminggu itu pula Jungkook tidak berbicara dengannya, meskipun lelaki itu masih kerap datang untuk sarapan atau sekedar bermain bersama Jongsuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colour of Love [completed]
FanfictionSejauh mana batas persahabatan antara pria dan wanita?? Jieun dan Jungkook telah bersahabat sejak kecil. Namun, apa hubungan persahabatan cukup bagi mereka? Bagaimana bila perasaan baru tiba2 muncul? Adakah keberanian mereka untuk mengungkapkan? UPD...