Chapter 12

1.4K 115 1
                                        

"Tangkap pemuda itu!" Perintah kaisar Huan Hong kepada beberapa pengawal yang mendampinginya.
"Ja...jangan lakukan hal itu! jangan tangkap dia!" Ucap putri Xiu Min sedikit tergagap. Kini perasaannya benar-benar kalut. Berkali-kali dia mengumpat ketololan kakak keduanya di dalam hati. Dirinya membeku layaknya patung yang terkena sihir medusa.
"Jadi kau lebih memilih melepaskan pemuda yang dengan lancangnya telah berusaha melecehkanmu putri Xiu Min?" Tanya kaisar Huan Hong dengan tatapan tidak percaya.
"Bukan, tidak seperti itu maksud hamba." Putri Xiu Min berusaha menyangkal.
"Apa kau merasa dirugikan karena kehadiranku? Apa  aku telah mengacaukan kegiatan kalian?"
Putri Xiu Min tercekat mendengar penuturan kaisar Huan Hong yang seolah menilai dirinya seperti halnya wanita murahan. Baru kali ini dirinya mendapatkan tuduhan seperti itu dari seorang lelaki. Ingin rasanya ia menghabisi lelaki di hadapannya dengan segala kemampuan yang ia miliki. Namun, sepintas ia sadar akan posisinya. Rencana yang telah ia susun bersama ayahandanya akan kacau jika dirinya bersikeras untuk melakukannya.
"Tidak! Dia pangeran Wang Shen kakak kedua hamba." Ucap putri Xiu Min selanjutnya.
"Lelucon macam apa ini? Mana ada seorang kakak bersikap kurang ajar kepada adik perempuannya?" Ungkap kaisar Huan Hong mencemooh.
"Ampuni hamba yang mulia, sebenarnya kami berdua sedang berlatih drama. Guru Yaoshan di padepokan cendekia menugaskan kami untuk membuat pertunjukan drama. Apa yang di katakan adik hamba benar, hamba Wang Shen putra kedua dari kaisar Xingguang Zao." Jelas pangeran Wang Shen sambil bersandar pada dinding yang berada di belakangnya. Ia terlihat meringis kesakitan memegang lengan kanannya.
"Jika begitu maafkan aku pangeran Wang Shen, aku tidak bermaksud untuk melukaimu. Kurasa ini semua hanya sebuah kekeliruan." Ucap kaisar Huan Hong dengan kikuknya, ia  membenarkan surai rambutnya sebelum akhirnya berpamitan untuk kembali ke tempat penginapan.
Sepeninggal rombongan kaisar Huan Hong suasana di sekitar lorong kembali hening. Putri Xiu Min juga pangeran Wang Shen masih tercengang, mereka tidak habis pikir jika baru saja di hadapan mereka penguasa inkarnate tengah merendahkan diri dengan mengucapkan permintaan maaf kepada keduanya.
"Dasar bodoh! Apa yang kau lakukan? ayahanda akan menghukummu jika mengetahui apa yang telah kau perbuat kepada diriku." Gerutu putri Xiu Min sambil membungkuk, menyejajarkan dirinya dengan kakak keduanya yang saat itu mendudukkan dirinya di atas lantai.
"Setidaknya rencanaku berhasil." PangeranWang Shen memasang senyum.
"Apa maksudmu?"
"Jangan banyak tanya! Cepat bantu aku berdiri!" Pinta pangeran Wang Shen sambil meringis.
"Lenganmu berdarah?"
"Hanya luka kecil karena gesekan dengan permukaan lantai waktu aku terjerembab." Jelas pangeran Wang Shen. Perlahan putri Xiu Min membantu kakak keduanya untuk berdiri, ia memapah tubuh pangeran Wang Shen menuju kediamannya di paviliun burung Hong. Salah satu kakinya sedikit lebam karena terbentur tiang waktu terjerembab, akibatnya ia sedikit tertatih ketika berjalan.

"Biarkan aku mengobati lukamu. Selagi aku bersihkan kau bisa menjelaskan semuanya kepadaku." Ucap putri Xiu Min saat dirinya memasuki pembaringan pangeran Wang Shen dengan sebaskom air hangat di tangannya.
"Aku sengaja melakukannya. Diriku telah menyadari keberadaan kaisar Huan Hong saat rombongannya masih berada di ujung lorong." Ucap pangeran Wang Shen sambil menyingkap lengan hanfunya.
"Lalu untuk apa dirimu melakukannya? Kau berhasil membuatku takut akan perbuatanmu." Ungkap Xiu Min seraya membersihkan luka pada lengan kakak keduanya dengan kain bersih.
"Aku baru tahu jika dirimu juga memiliki rasa takut, tidak sadarkah jika kaisar Huan Hong memiliki sebuah perasaan khusus pada dirimu?"
"Aku tidak mengerti dengan perkataanmu."
"Hufftt... Jika dia tidak menaruh perasaan kepada dirimu, sudah pasti kaisar Huan Hong tidak akan turun tangan untuk menghajarku."
"Bukankah itu hal yang wajar, lelaki manapun akan melakukan hal yang sama jika mengetahui apa yang kau lakukan kepada diriku."
"Tapi tidak dengan seseorang yang berkedudukan sebagai kaisar. Jika kaisar Huan Hong tidak memiliki perasaan kepada dirimu, dia akan lebih memilih memerintahkan para pengawalnya untuk mendepakku. Kau tahu sendiri kan? Kaisar Huan Hong lebih memilih untuk turun tangan langsung mendepak tubuhku. Bukankah sudah kita ketahui jika kaisar Huan Hong memiliki perangai yang sangat dingin? Bahkan selama ini kaisar Huan Hong tidak pernah ikut campur dengan kekacauan yang terjadi di kerajaan bawahannya." Rentet pangeran Wang Shen memberi penjelasan kepada putri Xiu Min.
"Ohhh...." Gumam putri Xiu Min.
"Hanya itu saja tanggapanmu? Aku sudah panjang lebar memberi penjelasan kepada dirimu dan kau hanya menanggapinya dengan satu gumaman saja? Keterlaluan!" Gerutu pangeran Wang Shen karena kesal.
"Lalu aku harus memberikan tanggapan seperti apa kepadamu?"
"Banyak cakap, cepat bebat lukaku!" Perintah pangeran Wang Shen.
"Kau yang banyak cakap, bukan aku!" Dengan sengaja putri Xiu Min menarik erat tali simpul perban yang membebat luka kakaknya.
"Aaauuucchh!!!" Ringis pangeran Wang Shen. Ia merasakan nyeri yang begitu menusuk pada lukanya.
Putri Xiu Min menyengir puas."Ini hanya luka kecil, kau tidak akan mati karenanya. Berhentilah meringis layaknya wanita!”

***

"Apa kau akan tetap berdiri di sana hingga seluruh tubuhmu membatu?" Ucap putri Xiu Min memecah keheningan di sekitar ruangan. Kini dirinya tengah berbaring tengkurap menanti dayang yang akan memoleskan lulur di seluruh tubuhnya.
"Ampun tuan putri hamba tidak berani. Hamba tidak pantas melakukan tugas semulia ini, hanya dayang terpercaya seperti dayang Yihua yang pantas melakukannya." Tutur harem yang sudah diselamatkan oleh putri Xiu Min siang tadi. Dirinya tampak tertunduk gelisah meremas ujung hanfu khas dayang istana yang ia kenakan.
"Siapa namamu?"
"Nam...nama? Hamba Meigui putri Xiu Min."
"Aku memerintahkanmu dayang Meigui, aku akan menghukummu jika dirimu tidak mematuhi perintahku."
"Am...ampun putri Xiu Min, hamba akan melakukannya. Mohon jangan hukum hamba." Tidak ada pilihan lain bagi Meigui untuk mendebat perkataan putri Xiu Min. Mendengar kata "hukuman" hatinya langsung menciut, Ia bergegas mengambil pemantik menyalakan lilin aromaterapi berada di sudut ruangan. Hanya dalam beberapa saat aroma bunga lavender mulai menguar ke seluruh penjuru ruangan.
"Putri Xiu Min, hamba akan memberikan pijitan terlebih dahulu pada tubuh putri Xiu Min. Pijitan ini akan melancarkan sirkulasi darahnya tuan putri, ijinkan hamba untuk melakukannya." Ucap dayang Meigui dengan raut wajah ketakutan, tangannya sedikit bergetar kala menyentuh kulit halus dewi penolongnya.
"Baiklah, kau bisa melakukannya sekarang. Kebetulan sekali tubuhku sedang lelah." Jawab putri Xiu Min sambil membenarkan posisi tengkurapnya.
Meigui mulai menuangkan minyak zaitun ke punggung putri Xiu Min kemudian ia mulai memberikan pijitan diawali dari kedua bahu. Ia tidak mengalami kesusahan untuk melakukan tugas tersebut karena sebelumnya Meigui sudah pernah bekerja di sebuah pondok kecantikan dekat dengan kediamannya. Namun, nasib baik rupanya tidak berpihak kepada dirinya sejak rombongan kaisar Baozhai singgah di pondok kecantikan tersebut bersama para haremnya untuk melakukan perawatan tubuh. Pada saat itu pula jalan hidup Meigui beralih ke jalur terjal.
Dirinya bagai tersambar halilintar kala di suatu malam dirinya mendapati kedua orangtuanya menyetujui penawaran yang diajukan oleh kaisar Baozhai. Kaisar Baozhai menjanjikan status bangsawan kepada keluarganya dengan syarat menukarnya dengan keperawanan Meigui.
"Meigui, sudah berapa lama dirimu menjadi harem kaisar Baozhai?" Putri Xiu Min mulai merasa nyaman dengan pijitan Meigui, ia memutuskan untuk mengorek sedikit informasi dari dayang barunya tersebut.
"Emm... Hamba berada di sana sejak dua bulan yang lalu putri Xiu Min." Jawab Meigui tersadar dari lamunannya.
"Jadi kau tergolong harem baru di sana, ku perhatikan dirimu memiliki paras yang cukup cantik. Tapi, mengapa kaisar Baozhai lebih memilih untuk melepas dirimu?" Selidik putri Xiu Min.
"Ham...hamba telah melakukan kesalahan besar putri Xiu Min." Ungkap Meigui sedikit terbata.
"Kesalahan besar? Maukah dirimu menceritakannya kepadaku?"
Meigui terkesiap mendengar pertanyaan putri Xiu Min. Baru kali ini dirinya menjumpai seseorang yang bersedia mendengarkan keluh kesahnya. Dengan senang hati Meigui menceritakan seluruh kejadian yang ia alami selama menjadi harem kaisar Baozhai secara detail kepada putri Xiu Min.
"Di malam pertama hamba berada disana, hamba didatangi oleh empat orang lelaki. Tiga di antara mereka merupakan  penjaga istana, sedangkan yang satunya lagi merupakan seorang kasim." Meigui tiba-tiba menghentikan pijitannya. Ia tampak ragu untuk melanjutkan ceritanya.
"Apa kau baik-baik saja? Apa yang terjadi selanjutnya Meigui?" Tanya putri Xiu Min sadar akan kerisauan Meigui.
"Keempat lelaki tersebut memaksa hamba untuk melepaskan pakaian, hamba menolaknya karena setahu hamba hanya kaisar Baozhailah yang berhak untuk melakukannya. Hamba tidak paham jika di dalam istana terdapat peraturan bahwa setiap malamnya para harem yang terpilih untuk menghabiskan malam bersama kaisar Baozhai harus melalui proses pelucutan."
"Pelucutan? Apa maksudmu?" Tanya putri Xiu Min penasaran.
"Disana harem yang terpilih untuk melayani kaisar Baozhai harus membuka seluruh pakaiannya di depan kasim Jiaohua yang telah di percaya, hal tesebut di maksudkan untuk memastikan jika para harem yang akan melakukan penyatuan dengan kaisar tidak menyembunyikan senjata maupun benda tajam yang akan dipergunakan untuk melukai kaisar Baozhai. Selanjutnya harem yang sudah dielanjangi akan dibaringkan. Sang kasim akan  menggulung tubuh harem tersebut ke dalam selimut tebal, kemudian para penjaga akan membawanya ke tempat peristirahatan kaisar Baozhai dengan cara di tandu."
"Kau juga melakukan prosesi itu? Aku rasa di kerajaan ini tidak ada aturan semacam itu."
"Iya, hamba akhirnya melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuh hamba. Namun, yang terjadi selanjutnya di luar dugaan hamba. ketiga penjaga istana keluar dari ruangan, mereka meninggalkan hamba bersama sang kasim yang terus memandangi tubuh hamba layaknya daging panggang. Sa... Saat itu juga Kasim tersebut merengkuh tubuh hamba, ia merenggut paksa keperawanan hamba."
"Apa kau sedang membual? Kau tengah berbohong Meigui! Mana mungkin seorang kasim bisa melakukan hal semacam itu? Tidakkah kau lupa para kasim sudah menjalani prosesi pengebirian sebelum mereka menjabat sebagai seorang kasim."
"Ampun putri Xiu Min, hamba tidak berani untuk berbohong. Sesuai kabar yang beredar di lingkup para harem, kasim tersebut melakukan penyuapan kepada petugas saat menjalani proses pendaftaran sebagai seorang kasim. Kaisar Baozhai juga melontarkan pendapat seperti itu saat mendengar penuturan hamba, beliau berkata jika hamba tengah berbohong. Pada saat kaisar Baozhai mengetahui bahwa hamba sudah tidak perawan lagi, yang mulia marah. Yang mulia beranggapan apabila kedua orang tua hamba telah berbohong mengenai kesucian hamba. Pada pagi harinya semua penduduk berkumpul di tengah kota, yang mulia kaisar Baozhai menjatuhi hukuman penggal kepada kedua orang tua hamba. Demi Dewa hamba tidak berbohong putri Xiu Min..."
"Aku turut berduka Meigui, kurasa pada kasus ini kau tidak bersalah, Lalu kesalahan besar apa yang telah kau lakukan Meigui?"
"Pada suatu malam hamba berniat untuk membunuh sang kasim. Kasim tersebut pantas untuk mendapatkan balasan yang setimpal, dialah penyebab semua kesedihan yang hamba alami. Akan tetapi, apa yang sudah hamba rencanakan tidak berjalan dengan baik, kaisar Baozhai mendapati hamba yang saat itu berusaha menikam kasim Jiaohua dengan tusuk rambut hamba. Yang terjadi selanjutnya kasim Jiaohua terus mengiba kepada kaisar Baozhai agar kaisar berkenan untuk menjatuhi hukuman berat kepada hamba atas dasar percobaan pembunuhan yang telah hamba perbuat."
"Dasar bedebah! Meigui, apa Kasim biadab itu juga melakukan hal yang serupa kepada harem lainnya?"
"Be... Benar putri Xiu Min. Akan tetapi, kebanyakan dari mereka bisa mempertahankan keperawanan mereka dengan jalan menjanjikan pelayanan yang memuaskan kepada sang kasim tiap pekan setelah yang mulia kaisar Baozhai merenggut keperawanan para harem baru."
"Jadi sejauh ini kaisar Baozhai belum mengetahui akan adanya politik kotor yang terjadi di belakangnya?"
"Benar putri Xiu Min."
"Sangat di sayangkan. Meigui, sekarang kau bisa membalurkan lulur itu pada tubuhku, aku ingin segera menemui ayahanda petang ini. Tenangkan hatimu, aku berjanji suatu saat nanti, aku akan membalaskan dendammu kepada kasim biadab itu."
"Baik putri Xiu Min. Terimakasih atas kemuliaan hati putri Xiu Min."
"Meigui, aku menyukai pijitanmu. Jika aku tidak ada kepentingan pasti aku akan lebih memilih untuk berlama-lama disini."
"Hamba senang mendengarnya tuan putri. Putri, hamba beranggapan jika aroma lulur ini sangatlah berbeda dengan lulur yang hamba dapatkan di tempat peracikan. Aroma yang menguar dari lulur ini sangatlah segar, harum juga manis."
"Ya, kau tidak bisa menemukan lulur ini di tempat lain Meigui, karena aku sendirilah yang meracik lulur ini. Apa kau bisa menebak bahan apa saja yang aku pergunakan?"
"Akan hamba coba putri Xiu Min. Hamba mencium aroma beras, teh hijau, kopi, juga bunga melati."
"Indra penciumanmu cukup tajam Meigui. Namun, ada satu bahan lagi yang terlewatkan. Diriku menambahkan esensi anggrek langka yang bunganya hanya akan mengeluarkan aromanya pada malam hari. Kelopak bunganya berwarna putih lembut, dulu Ibunda membuat esensi tersebut dengan cara merendam kelopak-kelopaknya ke dalam lemak  jenuh, ibunda juga menambahkan beberapa tetes alkohol kedalamnya. Ah, Meigui rasanya aku sudah terlalu banyak berbicara kepadamu. Segera bersihkan lulur ini, aku akan beralih untuk berendam ke dalam air hangat."
"Baik putri Xiu Min."

To be continue...

THE BLOODY MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang