Chapter 4

1.5K 139 4
                                    

Enjoy my story...

"Ya dewa, terimakasih Kau telah berwelas asih mengabulkan doa hamba." Ucap dayang Yihua penuh rasa syukur, di halaman depan terlihat enam orang lelaki turun dari kuda tunggangannya. Mereka berpakaian khas prajurit kerajaan bersenjatakan lengkap. Tak lupa mereka juga membawa panji-panji pengenal kerajaan Tang. Sebuah kereta kuda terparkir di belakang kuda mereka.


"Yihua memberi hormat kepada jenderal Ying." Dayang Yihua memberikan salam penghormatan kepada jenderal Ying sambil mengangkat kedua tangannya dengan kepala menunduk.


"Yihua, kedatangan kami membawa surat perintah dari yang mulia kaisar Xingguang Zao untuk menjemput putri dari selir Qixuan." Jenderal Ying merentangkan gulungan kain yang merupakan surat perintah dari kaisar Xingguang Zao lengkap dengan stampel kerajaan di hadapan dayang Yihua.


"Merupakan sebuah kehormatan bagi kami jenderal, kami sudah sangat lama menantikan surat perintah ini tiba." Dayang Hua berucap dengan takzim.


Jenderal Ying menggulung kembali surat perintah tersebut, sebelum akhirnya ia bertanya "Lalu dimana putri dari selir Qixuan Yihua?"


"Ampun jenderal, putri Xiu Min masih berduka. Sudah beberapa hari ini putri tidak keluar dari kediaman. Mari masuk ke dalam jenderal, hamba mohon undur diri sebentar untuk memanggilkan putri Xiu Min." Jenderal Ying membalas ucapan dayang Yihua dengan sebuah anggukan kepala. Ia memerintahkan semua prajuritnya untuk masuk.


Dayang Yihua bergegas menuju bilik peristirahatan putri Xiu Min. Ia mengetuk pelan pintu ganda yang menjadi pembatas tempat peristirahatan. Tidak ada jawaban. Karenanya dayang Yihua memberanikan diri untuk membuka pintu di hadapannya secara perlahan. Ia mendapati putri Xiu Min sedang berbaring memunggunginya. "Putri, di depan ada rombongan dari kerajaan membawa surat perintah dari yang mulia kaisar Xingguang Zao. Dalam surat tersebut yang mulia memerintahkan kita untuk kembali ke kerajaan."


"Apa ayah benar-benar menginginkan kita untuk kembali dayang Hua? Selama ini ayah sama sekali belum pernah mengunjungiku, aku meragukan perintahnya dayang Hua." Ucap putri Xiu Min dengan air mata mengalir dari kedua sudut bola matanya.


"Kita tidak bisa membantah perintah dari kerajaan tuan putri, Hamba yakin yang mulia kaisar Xingguang Zao benar-benar menantikan kembalinya tuan putri ke kerajaan Tang."


"Andai ibu masih ada, saat ini ibu pasti akan sangat senang mendengarnya dayang Hua." Isak putri Xiu Min. Memori tentang kebersamaannya dengan ibunya kembali berputar di otaknya. Ia masih ingat ketika dengan lembutnya ibunya meyakinkan jika dirinya masih mempunyai seorang ayah. Sama seperti halnya anak-anak yang lain. Ia ingat betul bagaimana dengan sabarnya ibunya menyikapi kenakalannya. Dan yang paling membekas di ingatannya ketika ibunya memintanya untuk belajar menjadi wanita sejati agar kelak ia bisa membaur bersama putra-putri kerajaan yang lain di istana. Ingatan-ingatan tersebut terus berkelebat di dalam pikirannya layaknya roda pedati yang terus berputar.


"Tuan putri, di depan jenderal Ying bersama pengawalnya telah menanti tuan putri Xiu Min." Ucapan dayang Hua berhasil menarik kesadarannya dari dimensi lain. Ia mengerjap seketika kemudian berucap "Baiklah, aku akan menemuinya dayang Hua. Segera pergilah ke belakang, siapkan jamuan makan malam untuk tamu kita."



***



"Xiu Min memberi hormat kepada jenderal Ying."


Jenderal Ying memutar kedua bola matanya secara otomatis. "Ah, tidak seharusnya tuan putri memberikan salam penghormatan kepada hamba." Jenderal Ying hampir tersedak kala putri Xiu Min memberikan salam penghormatan kepada dirinya. Ia segera meletakkan cawan tehnya di atas meja. Dilihatnya putri Xiu Min mengambil duduk tepat di hadapannya. Ia tidak mengira jika putri Xiu Min tumbuh secantik ini saat beranjak dewasa. Terakhir kali ia memantau putri Xiu Min atas perintah kaisar Xingguang Zao tepat 9 tahun yang lalu, saat itu putri Xiu Min masih menjadi gadis nakal dan tidak memiliki tata krama. Kini di hadapannya putri Xiu Min duduk dengan anggun khas anggota kerajaan. Senyumnya sangat memikat, kulit halus seputih salju, bulu mata lentik, hidung yang mancung, rambut panjang sehitam arang juga bibir yang ranum. Satu kata sempurna mewakili penampilannya.

THE BLOODY MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang