Holaa... Sebelum baca chapter ini aku mau tanya nih. Rencananya aku mau ganti judul cerita ini. Menurut kalian bagaimana?
• The Return Of Childhood Partner
•The Bloody Mission
Diantara kedua judul tersebut kalian lebih memilih yang mana? Vote ya...-
-
“Hormat kami yang mulia, Semoga yang mulia kaisar Baozhai panjang umur hingga ribuan tahun.” Ucap ketiganya begitu telah berada di hadapan singgasana kaisar Baozhai.
Kaisar Baozhai memicingkan mata melihat ketiga sosok yang tengah bersimpuh di hadapannya. Ia membuat gestur tubuh bermaksud untuk menahan kedua haremnya yang akan menyuapkan beberapa butir anggur ke dalam mulutnya. “Putri Xiu Min, kau kah itu? Oh, astaga. Aku masih mengingat bagaimana hebatnya dirimu saat menghalau anak panahku. Ku akui, aku begitu geram waktu itu. Tapi, ketahuilah saat ini diriku benar-benar merasa senang mengetahui kedatanganmu. Aku harap kau tidak mengambil hati mengenai perkataanku waktu itu.”
Perkataan kaisar Baozhai tidak lebih daripada sebuah dengungan lebah di mata putri Xiu Min. Dasar penjilat! Dewi batin putri Xiu Min menyuarakan persepsinya. “Tentu hamba tidak mengambil hati kaisar Baozhai, itu hanya sebuah kompetisi semata.”
“Syukurlah jika begitu. Aku sangat senang mendengarnya. Hanya saja aku sangat-sangat tidaklah senang ketika mendapati kabar bahwa kaisar Chen Guang sempat memenjarakan kalian di kerajaan Shui. Aku tidak mengira jika ia berlaku securang itu untuk memenangkan lamaran.”
“Kami tidak mengira jika ia akan senekat itu. Dan kami sangat berharap jika hal seperti itu tidak akan terjadi di kerajaan ini.” Putra mahkota Wang Wenxiao tiba-tiba saja berucap.
“Ya, aku bisa menjamin jika hal semacam itu tidak akan terulang di kerajaan ini. Dengan senang hati aku akan menunjukkan keindahan istana ini seperti halnya apa yang telah putri Xiu Min inginkan.”
Sang mentari mulai menyapa di ufuk timur dengan semburat jingga kekuningan berada di sekitarnya. Kini putri Xiu Min telah bersiap untuk memulai hari dengan keantusiasan yang begitu menggebu. Berbeda halnya dengan putra mahkota Wang Wenxiao yang pagi ini sudah tampak menguap menunjukkan keengganannya untuk memulai hari.
“Tampaknya kau kurang tidur.”
“Seperti itulah. Putri Lin Hwa membelengguku hingga larut malam dengan segala ocehannya. Tentu kau tahu mengenai hal itu.”
“Emm... Ya, Aku paham bagaimana tepatnya perasaanmu. Tapi tetap saja tidak ada alasan bagimu untuk tidak menemaniku.”
“Yang satu itu aku tidak akan lupa. Aku akan menemanimu kemanapun kau pergi.”
“Baguslah jika begitu. Sedari tadi aku belum melihat pangkal hidung Angin Topan, kemana ia pergi?”
“Akhir-akhir ini ia tampak murung. Ia masih berada di dalam biliknya. Aku rasa ketiadaan Cuhn an meninggalkan sebuah kehampaan pada dirinya.”
“Lebih tepatnya seperti itu. Walaupun keduanya terpisah, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Cuhn an aman di kuil pegunungan batu. Disana ia menjadi seorang juru masak bukan menjadi seorang biarawati, jadi masih memungkinkan bagi keduanya untuk bersatu.”
Pembicaraan keduanya teredam oleh hiruk pikuknya suasana istana di pagi hari. Keduanya terus melangkah menuju komplek hunian para harem. Sesuai dengan izin yang telah di berikan oleh kaisar Baozhai pada saat perjamuan makan malam, pagi ini keduanya memutuskan diri untuk meninjau secara langsung kegiatan yang berlangsung di balik dinding baja yang mengelilingi komplek hunian para harem.
“Ampun putra mahkota Wang, lelaki tidak di perbolehkan masuk ke dalam wilayah ini.” Kasim Jiaohua muncul secara tiba-tiba tepat di depan pintu masuk komplek hunian para harem, membuat kaget keduanya. Perutnya yang tampak membuncit bagaikan sebuah labu di musim panas.
“Tapi kaisar Baozhai telah memberikan ijin kepadaku.” Putra mahkota Wang Wenxiao memprotes. Sikapnya begitu defensif terhadap Kasim Jiaohua.
“Ampun putra mahkota. Namun, itu hanya berlaku untuk putri Xiu Min.”
Putri Xiu Min menyadari kekhawatiran kakak pertamanya. “Sebaiknya kakak pertama tidak ikut masuk. Jangan khawatir, aku bisa menjaga diri.”
“Kau yakin? Kau akan di dalam sana bersama kasim sialan ini.” Kata putra mahkota Wang Wenxiao hampir seperti sebuah bisikan.
“Ya, aku yakin akan baik-baik saja.” Putri Xiu Min meyakinkan. Ada sebuah rencana yang sudah ia pikirkan secara matang-matang. Ketidak ikutan putra mahkota Wang Wenxiao ke dalam komplek hunian para harem justru akan semakin memperlancar rencananya.
Sebagai seorang kaisar, kaisar Baozhai memiliki ambisi yang kuat akan keabadian. Ia ingin hidup selamanya memerintah kerajaannya. Oleh karena ambisinya tersebut kaisar Baozhai selalu haus akan ramuan keabadian. Apa yang disebut sebagai “ramuan keabadian” adalah darah menstruasi para perawan. Selama pemerintahannya, kaisar Baozhai mengambil sejumlah gadis-gadis muda pilihan yang berusia sekitar 11 sampai 14 tahun. Gadis-gadis tersebut di tempatkan dalam istana pemanenan untuk di panen guna memenuhi kebutuhan kaisar Baozhai akan ramuan keabadian. Untuk memastikan tubuh para perawan tetap murni, kaisar Baozhai membatasi asupan makanan yang mereka konsumsi. Para perawan hanya di perbolehkan mengkonsumsi buah mulberry, embun juga air hujan. Akibat pola makan tersebut tak sedikit dari mereka yang mati akibat kelaparan.
Berkeliling di sekitar hunian para harem membuat miris hati putri Xiu Min. Kehidupan di dalam hunian para harem benar-benar memprihatinkan. Bangunan yang di sediakan oleh kaisar Baozhai tidak sebanding dengan jumlah para harem yang saat itu sudah menyentuh angka puluhan ribu. Akibatnya tidak jarang dari para harem yang lebih memilih untuk menciptakan sebuah kematian setiap harinya guna mengurangi populasi para harem dalam setiap ruangan.
Hati putri Xiu Min kian mencelus ketika mendapati wajah-wajah sayu nan pucat yang menghiasi istana pemanenan. Pagi itu para perawan tengah berlomba, saling berebut buah mulberry yang di tanam tepat di samping istana pemanenan. Jumlah buah mulberry masak yang tidak seberapa mengharuskan mereka untuk menerapkan hukum rimba. Akibatnya beberapa gadis harus rela menelan air liurnya guna menghalau rasa lapar.
“Satu lagi yang harus putri Xiu Min kunjungi, ruang ganti yang merangkap sekaligus sebagai ruang pemeriksaan. Ruangan tersebut bagian terbaik dari komplek ini. Tuan putri harus mengunjunginya.” Kasim Jiaohua berucap seraya mencuri pandang pada belahan dada putri Xiu Min yang tampak ranum.
Sadar akan tatapan Kasim Jiaohua yang terus tertuju pada belahan dadanya, putri Xiu Min mempercepat langkahnya. “Oh, begitukah? Tentu, aku akan menyempatkan diri untuk mengunjungi ruangan tersebut Kasim Jiaohua. Cepat, tunjukkan ruangan itu kepadaku.” Pinta putri Xiu Min dengan suara yang sengaja ia lembutkan untuk memikat hati sang kasim.
“Dengan senang hati putri Xiu Min. Saat ini kita telah sampai di beranda ruangan tersebut.” Kata Kasim Jiaohua tampak berbunga. Ia membuka pintu ruangan yang bagian depannya di penuhi berbagai ukiran rumit.
Tidak membuang waktu putri Xiu Min segera masuk ke dalam sebuah ruangan yang memiliki nuansa keemasan di iringi Kasim Jiaohua yang berada di belakangnya. Setelah puas memperhatikan segala detail perabotan yang berada di ruangan tersebut, putri Xiu Min berbalik badan, dan baru menyadari jika pintu ruangan di belakangnya telah tertutup. Pertunjukan akan di mulai! Dewi batin putri Xiu Min saling bersorak. Memperingatkan.
“Jadi ini ruangan tersebut Kasim Jiaohua? Aku tidak melihat banyak perabotan berada di ruangan ini. Sebenarnya apa fungsi dari ruangan ini?”
“Di ruangan inilah para harem yang akan melakukan penyatuan dengan yang mulia kaisar Baozhai di periksa. Mereka harus di pastikan dalam keadaan sehat, tidak dalam masa datang bulan juga terbebas dari segala macam benda tajam. Untuk lebih jelasnya hamba akan menunjukkannya kepada tuan putri.” Kasim Jiaohua mengerlingkan mata begitu sampai di kalimat terakhir.
“Apa maksudnya kau ingin menunjukkannya kepada diriku Kasim Jiaohua?” Tanya putri Xiu Min dengan kedua matanya yang sepenuhnya tertuju pada diri Kasim Jiaohua yang saat itu berjalan semakin mendekat kearahnya.
Sikap putri Xiu Min yang begitu tenang membangkitkan gairah Kasim Jiaohua. Dengan begitu semangatnya Kasim Jiaohua merengkuh lengan atas putri Xiu Min hingga sedikit terguncang. Matanya yang mulai cekung menjalar di sekujur tubuh putri Xiu Min. Ia menatap dada penuh putri Xiu Min tanpa menyembunyikan rasa terpesonanya.
“Oh, apa yang akan kau lakukan!” Teriak putri Xiu Min penuh amarah. Ia begitu jijik melihat tatapan penuh nafsu Kasim Jiaohua yang di tujukan ke dirinya.
“Tenang saja gundik, aku hanya akan membebaskan tubuhmu dari pakaian ini. Selanjutnya kita akan bersenang-senang. Kau tidak perlu khawatir, hanya ada kau dan aku di ruangan ini.” Perkataan Kasim Jiaohua di cuping telinganya menyulut emosi putri Xiu Min. Serta merta putri Xiu Min melemahkan kedua lutut Kasim Jiaohua dengan gerakan kakinya hingga sang kasim jatuh terduduk. “Begitukah! Langkahi dulu mayatku! Aku akan terlebih dahulu memotong adik kecilmu sebelum kau melakukannya kepadaku.” Sentak putri Xiu Min. Dengan kesigapannya putri Xiu Min mencabut sebuah belati yang sengaja ia simpan di balik hanfunya kemudian memutar tubuh kasim Jiaohua hingga kedua tangannya terpelintir di belakang tubuh.
“Sialan! Rupanya kau harimau darat!” Umpat Kasim Jiaohua begitu menyadari sebuah belati telah melekat pada urat lehernya.
“Oh, aku suka dengan julukanmu itu Kasim biadab! Ku pastikan hari ini kaisar Baozhai akan mengetahui semua kebusukanmu.”
“Itu tidak akan terjadi. Kaisar Baozhai akan lebih berpihak kepada diriku.”
“Begitukah? Ayo kita lihat.”
Dengan langkahnya yang konstan putri Xiu Min menggiring Kasim Jiaohua menuju istana dalam dengan sebuah belati yang tampak berkilat melekat pada urat leher sang kasim. Tentu saja hal tersebut memicu kericuhan di sepanjang lorong hunian para harem. Raut ketakutan juga kekhawatiran tergambar jelas pada wajah-wajah para harem. Rupanya hal tersebut juga menarik perhatian putra mahkota Wang Wenxiao yang saat itu masih berada di depan pintu masuk komplek. Menghiraukan aturan istana, putra mahkota Wang Wenxiao segera menerobos penjagaan, ia melakukan perlawanan terhadap barisan para penjaga gerbang yang menghadang dirinya menggunakan tameng. Setelah beberapa menit melakukan baku hantam, akhirnya putra mahkota Wang Wenxiao berhasil meloloskan diri. Ia berlari dengan kecepatan yang memukau mencari keberadaan adik kelimanya yang dengan keegoisannya telah melancarkan misi tanpa sepengetahuan dirinya. Putra mahkota Wang Wenxiao semakin mempercepat tempo larinya begitu menangkap siluet adik kelimanya di antara kerumunan para harem. Gerbang penghubung menuju istana dalam? Pikirnya menerka-nerka arah tujuan adiknya.
“Sudah aku duga, Kasim ini akan bertindak kurang ajar kepadamu.” Ujar putra mahkota Wang Wenxiao tampak geram ketika ia berhasil menyamai langkah adik kelimanya. Dengan kecepatan yang menakjubkan ia mencabut pedang dari tempatnya, kemudian mengarahkannya pada tubuh Kasim Jiaohua. “Aku akan memburai ususmu jika kau tidak juga mempercepat langkahmu.” Mendengar ancaman putra mahkota Wang Wenxiao yang bukan main, Kasim Jiaohua segera mempercepat langkahnya.
Melihat keributan yang di ciptakan oleh kedua tamunya, kaisar Baozhai angkat bicara. “Keributan macam apa ini? Putri Xiu Min apa yang membuatmu bertindak semarah ini?”
“Ampun kaisar Baozhai. Kasim ini telah bertindak lancang kepada diriku. Dengan beraninya ia memanggilku dengan sebutan gundik. Ia juga telah berlaku kurang ajar, mencoba untuk melucuti pakaianku.” Ungkap putri Xiu Min di hadapan kaisar Baozhai yang saat itu sedang menegakkan tubuhnya di atas singgasana.
“Itu tidak mungkin yang mulia, hamba seorang kasim. Mustahil jika hamba bertindak selancang itu.” Bantah Kasim Jiaohua menampilkan raut terluka.
“Oh, kau masih juga berani membual?” Ujar putri Xiu Min terhadap bualan Kasim Jiaohua. “Kaisar Baozhai, kali ini ijinkan hamba untuk memanggil seluruh harem istana. Hamba akan membuktikan jika perkataan hamba memanglah benar.” Ada sebuah keraguan di benak kaisar Baozhai, meski begitu ia memberikan anggukan kepala sebagai tanda persetujuan.
“Panggilkan seluruh harem yang berada di istana ini!” Seru putri Xiu Min. Setelah mendapat persetujuan dari kaisar Baozhai para abdi istana segera berhambur. Mereka pergi untuk memberitahukan perintah penting tersebut kepada semua harem.
Tidak lama kemudian para harem berduyun-duyun berkumpul di depan halaman istana dalam, tentu sambil menundukkan kepala mereka. Menampilkan raut cemas. Sementara putri Xiu Min, ia masih berdiri di hadapan kaisar Baozhai sambil menekankan ujung belatinya pada leher kasim Jiaohua.
“Aku tidak ingin membuang-buang waktu.” Pandangan putri Xiu Min meneliti setiap harem yang berjubal di tengah-tengah halaman dengan tatapan penuh amarah. “Siapa di antara kalian yang saat ini masih perawan?” Sontak saja seluruh harem tersentak mendengar pertanyaan yang di lontarkan putri Xiu Min. Detik berikutnya para “perawan” yang menempati istana pemanenan angkat jari.
“Apa-apaan ini? Pertanyaanmu sungguh tidak mendasar putri Xiu Min. Jelas saja mereka yang menempati istana pemanenan masihlah perawan.” Kata kaisar Baozhai mulai geram.
“Aku tidak percaya!” Semua yang berada di halaman istana dalam hanya terdiam. “Masih belum ada yang berani mengaku? Atau kalian memang ingin terus di jamah oleh kasim biadab ini?” Para “perawan” masih saja menundukkan kepalanya sambil memilin-milin ujung hanfu yang mereka kenakan. Putri Xiu Min sangatlah mengerti jika para “perawan” masih saja bungkam karena ketakutan. Dengan mengaku jika diri mereka sudah tidak lagi perawan akan memicu kemurkaan kaisar Baozhai yang pada akhirnya akan mengirim mereka ke tempat penyiksaan untuk menjumpai ajal.
“Demi Dewa, Apa kalian rela jika Kasim biadab ini terus berkeliaran di antara bilik kalian?” tidak perlu waktu lama beberapa “perawan” satu persatu mulai melangkahkan kaki ke depan membentuk sebuah barisan.
“Ampuni kami yang mulia, kami bukanlah seorang perawan. Keperawanan kami telah terenggut oleh kasim Jiaohua semenjak kami masuk ke dalam istana ini.”
“Beraninya kalian menuduhku yang bukan-bukan! Yang mulia hamba seorang kasim. Hamba telah melalui proses pengebirian di awal hamba menjabat sebagai seorang kasim di istana ini. Sangatlah tidak mungkin jika hamba melakukan hal serendah itu.”
“Tutup mulutmu!” Bentak putri Xiu Min merasa geram. Emosi berkecamuk di dalam dirinya begitu mendengar bualan murahan kasim Jiaohua.
“Cukup! Apa maksudmu melakukan semua ini putri Xiu Min? Beraninya kau menciptakan kekacauan di lingkup kerajaanku.”
“Yang mulia, apa yang di katakan oleh para perawan memanglah benar. Kasim Jiaohua telah melakukan pengkhianatan besar di belakang yang mulia. Dia berencana untuk merebut tahta kekuasaan yang mulia.”
“Perkataanmu sungguh lancang putri Xiu Min!”
“Ampun yang mulia. Tidak ada yang benar mengenai ramuan keabadian. Alih-alih memberikan darah seorang perawan, Kasim ini dengan beraninya telah memberikan darah para wanita yang tercemar kepada yang mulia. Jika hal ini terus di biarkan nyawa yang mulia akan menjadi taruhannya. Ramuan tersebut akan memperpendek usia yang mulia.”
“Apa yang bisa meyakinkanku jika dirimu tidaklah berdusta putri Xiu Min?”
“Yang mulia bisa memeriksa adik kecilnya.”
“Adik kecil? Kau menyebutnya adik kecil? Hahaha.”
Kaisar Baozhai terpingkal sejadinya setelah mendengar penuturan dari putri Xiu Min. Tentunya hal tersebut membuat kedua pipi putri Xiu Min memanas karena malu. Mungkin lain kali kau bisa menyebutnya inti diri. Gadis batin putri Xiu Min menyarankan.
Mendengar saran yang di ajukan putri Xiu Min, sontak saja Kasim Jiaohua tercekat di tempatnya. Ketakutan mendera dirinya. Wajahnya tampak memucat dengan raut keputusasaan membayang disana. Detik berikutnya wajah Kasim Jiaohua terlihat menegang. Ia membeku, nyaris terlihat seperti tidak bernapas. “Yang mulia, hal itu tidaklah di perlukan. Berpuluh-puluh tahun hamba mendampingi yang mulia, sangatlah tidak mungkin jika hamba bertindak di luar jalur.” Pintanya kepada kaisar Baozhai.
“Kau bisa berucap seperti itu. Namun, aku perlu memastikan kebenarannya. Segera periksa Kasim ini!” Perintah kaisar Baozhai kepada punggawa istana. Saat itu pula dua orang punggawa meraih kedua lengan Kasim Jiaohua, Mereka menyeret kasar tubuh kasim Jiaohua yang terus saja mencoba untuk melakukan perlawanan terhadap keduanya.
“Hamba mengucapkan terimakasih atas kebijakan yang mulia. Ka-.”
“Tunggu dulu putri Xiu Min, aku belum mengetahui kebenarannya.” Potong kaisar Baozhai. Tatapannya begitu keras sebelum ia mulai memejamkan kedua matanya seakan sedang berpikir. Seketika itu juga putri Xiu Min menutup rapat mulutnya, enggan untuk mengatakan sepatah katapun.
Setelah penantian yang sangat menjemukan, akhirnya kedua punggawa kembali menghadap dengan Kasim Jiaohua yang berada di antara mereka. “Kami melapor yang mulia, Kasim Jiaohua memanglah benar belum menjalankan proses pengebirian.”
“Kurang ajar! Beraninya dirimu! Kau pantas untuk mati! Segera kebiri habis dirinya! Ia pantas untuk di kuliti. Ini sebagai peringatan untuk kalian semua yang berniat melakukan pengkhianatan di belakangku.” Gertak kaisar Baozhai dengan suara lantang. Dahinya berkerut tiap kali ia berucap. Bahkan seluruh penghuni istana bisa melihat guratan emosi yang menumpuk di wajahnya.
“Ampun yang mulia, kami tidak berani.” Ucap seluruh penghuni istana bersamaan. Seketika itu pula mereka berlutut, melakukan gerakan menyembah yang di tujukan kepada kaisar Baozhai.
Putri Xiu Min merasa lega setelah mendengar keputusan yang telah di lontarkan oleh kaisar Baozhai. Menurutnya keputusan kaisar Baozhai sangatlah tepat mengingat kedua hukuman tersebut penuh akan penyiksaan. Biarlah Kasim tersebut merasakan rasa buah yang ia tanam di sepanjang hidupnya. Dengan di kebiri habis Kasim Jiaohua akan merasakan bagaimana pedihnya rasa penyiksaan. Pengebirian ini dilakukan dengan cara mengikat adik kecil beserta kantung keturunannya terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar darah tidak bisa mengalir hingga adik kecil mengalami kerusakan alami. Setelah itu baru kemudian dipotong menggunakan pisau sampai habis. Untuk menghentikan darah yang mengalir, biasanya bekas potongan dibubuhi dengan abu wangi. Pada proses pengebirian Kasim sungguhan biasanya setelah di bubuhi abu wangi pada lubang jalur kencing ditancapi bulu angsa, hal ini dimaksudkan agar saluran kencing tidak tertutup. Namun berbeda halnya dengan pengebirian yang dimaksudkan untuk hukuman, setelah ditaburi abu wangi lubang jalur kencing di biarkan mengering begitu saja dalam beberapa hari. Akibatnya orang yang di hukum tidak dapat kencing. Mereka akan mati karena keracunan air kencingnya yang tidak bisa keluar. Setelah di pastikan mati akibat keracunan air kencing Kasim Jiaohua akan menjalani hukuman kedua, yaitu di kuliti. Proses menguliti dimulai dari tulang belakang. Kulit punggung dibelah menjadi dua secara perlahan-lahan kemudian kulit dipisahkan dengan daging. Kulit ditarik terbuka seperti halnya kupu-kupu yang mengembangkan sayapnya. Baru setelah itu semua kulit ditarik lepas dari sekujur tubuh. Nantinya kulit tersebut akan di pajang di depan pengadilan sebagai peringatan kepada orang-orang.To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLOODY MISSION
FantasyKerajaan Tao merupakan penguasa inkarnate, di mana kaisar Huan Hong sebagai kaisarnya. Dalam inkarnate tersebut terdapat lima kerajaan, yang mana keempat kerajaan lainnya tunduk di bawah kekuasaan kaisar Huan Hong. Empat kerajaan tersebut terdiri da...