Chapter 17

1.5K 111 15
                                    

Sepanjang perjalanan menuju kerajaan Mao putri Xiu Min dengan seksama memperhatikan aktivitas masyarakat setempat. Beberapa pedati pengangkut hasil pertanian tampak berlalu lalang di sepanjang jalan. Lima di antaranya memasuki gerbang istana kerajaan Mao yang penuh penjagaan. Kemungkinan, hasil pertanian tersebut merupakan upeti dari rakyat setempat kepada pihak kerajaan. Kini rombongan kerajaan Tang telah memasuki gerbang utama istana kerajaan Mao. Segera, mereka disambut oleh petugas istal kerajaan Mao yang siap untuk membawa kuda-kuda mereka ke dalam istal.
Untuk sampai di istana utama putri Xiu Min juga putra mahkota Wang Wenxiao harus menaiki tingkatan anak tangga yang cukup tinggi. Pada undakan anak tangga yang terakhir mereka dihadapkan dengan halaman istana yang cukup luas. Memasuki pendapa istana mereka disambut oleh jajaran para dayang dengan payudara menyembul. Cukup risih bagi putri Xiu Min untuk mengamatinya. Sadar akan ketadatangannya, serentak dayang-dayang tersebut segera memberikan salam penghormatan kepada putri Xiu Min juga putra mahkota Wang Wenxiao. Empat di antaranya mulai bergerak memutar meliuk-liukkan tubuh, menyuguhkan tarian penghormatan kepada tamunya. Dari kejauhan tampak kaisar Huang Yan tengah bersandar malas pada buaian para selir di singgasana.
Mengetahui kedatangan putri Xiu Min juga putra mahkota Wang Wenxiao kaisar Huang Yan segera memperbaiki posisi duduknya. Dengan suara cenderung dibuat-buat dia mempersilakan kedua tamunya untuk duduk.
“Aku tidak mengira jika akan mendapatkan kunjungan perdana dari putri tercantik kerajaan Tang. Aku ucapkan kepada kalian, selamat datang di kerajaan kami.”
“Hamba cukup tertarik dengan danau wine yang menjadi kebanggaan di kerajaan ini, karenanya kami memutuskan untuk mengunjunginya paling awal.”
“Sebuah keputusan yang cukup baik putri Xiu Min. Danau wine sangat mempesona di waktu malam, akan aku tunjukkan keindahannya kepada kalian malam hari nanti.”
Usai beramah tamah putri Xiu Min juga putra mahkota Wang Wenxiao diantar oleh Kasim kepercayaan kaisar Huang Yan menuju tempat peristirahatan. Tempat peristirahatan tersebut berupa sebuah bangunan bertingkat yang berdiri megah menghadap langsung ke arah danau wine. Saat itu hari menjelang sore, para dayang tampak berjalan beriringan menuju danau wine. Beraneka macam daging panggang berada pada tiap-tiap nampan yang mereka bawa. Rupanya mereka tengah mempersiapkan keperluan untuk nanti malam. Lampion-lampion sudah mulai menyala, semakin memperindah tampilan danau wine. Kini putri Xiu Min tengah mematut diri di depan cermin dibantu oleh seorang dayang yang saat ini tengah menyisir rambut hitamnya.
“Dayang, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu.” Ucap putri Xiu Min menatap bayangan sang dayang melalui pantulan cermin.
“Iya putri, apa yang akan putri Xiu Min tanyakan?”
“Mengenai kesehatan kaisar Huang Yan, kita sama-sama tahu jika kaisar Huang Yan sering mengkonsumsi daging dalam jumlah yang berlebih. Selain itu kaisar juga tiada henti mengkonsumsi wine. Apakah kebiasaan kaisar yang seperti itu tidak mengganggu kesehatan kaisar Huang Yan?”
“Ampun putri Xiu Min, setahu hamba Tabib istana memiliki ramuan khusus untuk menjaga kesehatan kaisar Huang Yan dari kebiasaan buruknya.”
Setelah memperoleh informasi dari sang dayang putri Xiu Min segera beranjak menuju lantai bawah tempat kakak pertamanya Wang Wenxiao beristirahat. Dia mendapati kakak pertamanya tengah menikmati buah anggur yang dihidangkan para dayang.
“Adik kelima, kau perlu mencicipi ini. Tingkat kematangannya pas, dagingnya juga tebal.”
“Akan aku cicipi nanti, sekarang aku akan mengajakmu berkeliling menemui tabib istana.”
“Sesore ini? Untuk apa kita menemuinya?”
“Ada yang ingin aku ketahui mengenai kondisi kesehatan kaisar Huang Yan. Seorang dayang telah memberitahuku jika tabib istana memiliki ramuan khusus untuk menjaga kesehatan kaisar Huang Yan dari kebiasaan buruknya. Aku ingin informasi lebih mengenai ramuannya.”
“Apa pentingnya informasi itu?”
“Tentunya sangat mempengaruhi kelanjutan misi kita.” Ucap putri Xiu Min sambil menarik paksa pergelangan tangan putra mahkota Wang Wenxiao. Kini keduanya berjalan menyusuri lorong, berusaha menemukan tempat kediaman sang tabib. Irama Guzheng sudah mulai terdengar dari kejauhan menandakan jika persiapan di danau wine telah selesai. Tidak lama lagi selir-selir kaisar Huang Yan akan memulai untuk bersampan di danau wine menuju hutan daging.

Aroma rempah-rempah mulai tercium di sekitar mereka. Suara orang yang sedang menumbuk terdengar saling sahut menyahut. Kini putri Xiu Min juga putra mahkota Wang Wenxiao tengah berada di sudut barat istana kerajaan Mao. Keduanya masih mencari-cari kediaman tabib istana. Banyaknya bangunan di sekeliling sedikit menyulitkan mereka dalam pencarian. Kini pandangan putri Xiu Min tertuju pada rombongan para dayang yang berjalan beriringan memasuki sebuah lorong kecil di sudut barat istana. Pada baris terdepan tampak seorang dayang membawa sebuah mangkuk berpenutup menggunakan nampan. Karena penasaran keduanya memutuskan untuk mengikuti rombongan para dayang tersebut. Keduanya beranggapan jika mangkuk yang dibawa oleh sang dayang memiliki kaitan yang erat dengan ramuan tabib istana. Benar dugaan putri Xiu Min, rombongan para dayang tersebut membawa mereka menuju tempat kediaman tabib istana. Mereka bisa merasakan aroma rempah-rempah yang telah dikeringkan begitu memasuki ruangan. Beberapa asisten tabib istana tengah menumbuk bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat obat. Sebagian dari mereka tengah mengaduk ramuan yang berada di dalam kuali besar.
Terdengar sebuah suara orang menggerutu dari balik laci-laci bertingkat, tempat obat-obatan yang telah jadi disimpan. Tak lama muncul seorang pemuda berperawakan cukup kekar keluar dari balik tempat penyimpanan.
“Diriku bisa mencium aroma sisa pencernaan yang semakin mendekat ke arahku.” Ucapnya seraya duduk di kursi kerjanya.
“Ampun tabib Jian, kedatangan kami kesini untuk memberikan sampel tinja yang mulia kaisar Huang Yan untuk dianalisa.” Ucap seorang dayang yang berada pada baris paling depan, dirinya mengangsurkan mangkuk yang tadinya ia bawa kepada tabib Jian, tabib termuda di seluruh inkarnate. Setelahnya rombongan para dayang tersebut undur diri meninggalkan tempat kediaman tabib istana.
“Hamba tidak mengetahui jika putra mahkota juga putri kerajaan Tang tengah berkunjung di kediaman hamba. Hormat hamba, Selamat datang di kediaman hamba.” Ucap tabib Jian begitu menyadari keberadaan putra mahkota Wang Wenxiao juga putri Xiu Min di kediamannya.
“Kami terima salam penghormatanmu tabib Jian, Sebenarnya apa yang dibawa dayang-dayang tadi?” Kata putra mahkota Wang Wenxiao.
“Mereka mengantarkan sampel tinja yang mulia kaisar Huang Yan untuk hamba analisa.” Ucap tabib Jian membuka penutup mangkuk di hadapan kedua tamunya.
“Bagaimana caramu dalam menganalisa kotoran itu?” tanya putri Xiu Min mengamati seonggok kotoran manusia yang berada di dalam mangkuk.
Menghiraukan pertanyaan yang diajukan oleh tamunya tabib Jian mengambil beberapa bagian dari sampel tinja, kemudian ia memasukkan tinja tersebut ke dalam mulut. Mengetahui apa yang dilakukan oleh tabib Jian, putri Xiu Min juga putra mahkota Wang Wenxiao saling pandang. Mereka tampak terkejut juga merasa jijik dengan apa yang barusan mereka lihat.
“Ini sudah menjadi bagian dari pekerjaan hamba. Dengan mencecap merasakan kotoran ini, hamba bisa mengetahui kandungan zat apa saja yang terdapat pada kotoran. Hal ini sangat membantu hamba dalam mengetahui tingkat kesehatan yang mulia kaisar. Mungkin sedikit berbeda dengan apa yang dilakukan oleh tabib lain, karena biasanya tabib lain hanya menganalisa kondisi kesehatan pasiennya melalui warna juga tingkat kekerasan kotoran.”
“Aku pernah membaca sebuah buku yang membahas cara pengidentifikasian suatu penyakit. Tehnik mencecap juga dijelaskan dalam buku tersebut. Apa kau juga melakukan tehnik yang sama dalam mengautopsi mayat? Seperti mengelupas kulit terluar mayat, kemudian mengecapnya untuk mendeteksi akan adanya zat berbahaya ataupun racun yang dipergunakan dalam pembunuhan?”
“Benar putra mahkota, hamba juga menerapkan tehnik  tersebut untuk mengautopsi mayat. Kebanyakan hamba menjumpai serpihan bahan peledak pada permukaan kulitnya.”
“Apa hal tersebut tidak beresiko terhadap kesehatan tabib sendiri?” Tanya putri Xiu Min sebisa mungkin menahan aroma busuk yang semakin menyeruak memenuhi rongga hidungnya.
“Hamba mempunyai ramuan penawar untuk meminimalisir resikonya. Sebenarnya ada keperluan apa putri Xiu Min juga putra mahkota Wang Wenxiao mengunjungi kediaman hamba sesore ini?”
“Sebenarnya kedatangan kami kesini untuk menanyakan ramuan yang biasa tabib pergunakan untuk menjaga kesehatan kaisar Huang Yan dari kebiasaan buruknya.”
“Jadi Putri Xiu Min penasaran dengan ramuan yang hamba buat? Baiklah, hamba dengan senang hati akan memberitahukannya. Hamba memberikan ramuan teh putih kepada yang mulia kaisar secara teratur. Karena itulah kesehatan yang mulia kaisar Huang Yan tetap terjaga meski yang mulia memiliki kebiasaan buruk yang dapat membahayakan kesehatannya.”
“Teh putih? Ucap putri Xiu Min penuh tanya.”
“Benar putri Xiu Min. Teh ini berwarna putih mengkilap agak keperakan. Memiliki bentuk yang runcing menyerupai jarum karena terbuat dari daun teh termuda yang masih kuncup. Setelah dikeringkan daun-daun tehnya akan berubah warna menjadi putih karena bulu-bulu yang menyelimutinya. Semakin banyak bulu-bulu yang menyelimuti semakin tinggi pula kandungan antioksidannya. Kami menyebut teh ini sebagai minuman panjang umur, karena minuman ini sangat berkhasiat untuk menjaga kesehatan serta membuat awet muda bagi peminumnya.”  Ucap tabib Jian memberikan penjelasan kepada kedua tamunya.
“Lalu bagaimana dengan rasa tehnya? Apakah pahit?” Tanya putra mahkota Wang Wenxiao.
“Teh putih memiliki rasa yang lembut juga menyegarkan, selain itu ia juga beraroma wangi.  Saat ini teh putih hanya diperuntukkan bagi yang mulia kaisar, para anggota istana juga kerabat kerajaan dari golongan kelas atas. Meski begitu kadang yang mulia kaisar juga mengirimkan teh ini kepada kerajaan lain sebagai hadiah.”
Sekejap pikiran putri Xiu Min mengembara. Ia terhenyak di tempatnya. Andai teh ini bisa diproduksi secara masal dan diperuntukkan bagi seluruh rakyat. Pastinya permasalahan kesehatan seluruh rakyat di seluruh inkarnate akan segera teratasi. Lagi-lagi kesejahteraan para rakyat tertumbuk pada peraturan istana yang begitu mencekik.

To be continue...

THE BLOODY MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang