Chapter 10

1.5K 133 6
                                    

Pagi ini pangeran Zhang Jinzi tampak enggan untuk menghabiskan sarapan paginya. Dirinya terus mengacak-acak sekumpulan makanan yang berada di dalam mangkuknya. Salah satu tangannya ia pergunakan untuk bertopang dagu di atas meja. Seakan-akan tulang lehernya tidak mampu untuk menahan beban kepalanya.
"Apa waktu itu dirimu tidak masuk kelas saat guru Kang memberikan materi tentang adab makan yang benar di dalam kelas?" Tanya kaisar Huan Hong menghentikan suapannya.
"Anggap saja waktu itu diriku sedang tertidur di dalam kelas." Jawab pangeran Zhang Jinzi tanpa menghentikan kesukaan barunya mengacak-acak makanan. Pandangannya terus tertuju pada sudut ruangan. Ia menghiraukan reaksi kakaknya yang kini sedang memutar kedua bola matanya ke arahnya.
Merasa telah dihiraukan, akhirnya kaisar Huan Hong mengikuti arah pandang adiknya. Ia tercekat seketika begitu mendapati gadis venusnya yang kini tengah menyuapkan beberapa makanan kedalam mulut seorang pemuda yang tidak bisa di bilang biasa ketampanannya.
Sial!
Kesal dengan apa yang barusan ia lihat kaisar Huan Hong segera mengalihkan perhatiannya dari dua makhluk yang hampir saja meledakkan hatinya. Seketika itu juga ia  melahap rakus seluruh makanan yang berada di dalam mangkuknya. Dengan lincah sumpitnya menyeberang menjumput daging juga sayuran yang terhidang di hadapannya.
Melihat perubahan kakaknya yang tidak biasa pangeran Zhang Jinzi buka suara "Kenapa tiba-tiba cara makanmu begitu cepat?"
"Aku hanya ingin menunjukkan bagaimana seharusnya dirimu bersikap disaat kau tengah dilanda cemburu. Kau memerlukan energi yang cukup untuk membantai sainganmu, sungguh hal bodoh jika kau lebih memilih untuk mengosongkan perutmu." Ujar kaisar Huan Hong berapi-api. Emosi meletup-letup di dalam dirinya.
"Begitukah? Kau benar. Seharusnya diriku mengisi penuh perutku." Seru pangeran Zhang Jinzi membenarkan. Detik itu juga ia menggerakkan kedua sumpitnya bermaksud mengambil beberapa jumput makanan untuk di tambahkan ke dalam mangkuknya. Namun, seketika itu pula tangannya terhenti. Raut wajahnya berubah menjadi masam hanya dalam hitungan detik. "Kau menghabiskan semua makanannya!" Lolongnya menatap beberapa mangkuk kosong yang tergolek di atas meja. Makin bertambah pula kekesalannya, sudah tidak ada lagi sesuatu yang bisa ia makan.
"Ini, ku sisakan satu untukmu." Ucap kaisar Huan Hong melemparkan sebuah apel ke arah pangeran Zhang Jinzi. Dengan sigap pangeran Zhang Jinzi menangkap apel tersebut, meski hatinya masih di liputi kekesalan ia tetap menggigit apel pemberian kakaknya.

***

Di sudut ruangan...
"Makanlah yang banyak, kau memerlukan energi yang lebih untuk hari ini. Sayuran ini sangatlah baik untukmu, makanlah." Gumam putri Xiu Min seraya menyuapkan beberapa makanan kepada kakak keduanya pangeran Wang Shen. Pagi ini keduanya telah sepakat untuk menjalankan misinya. Kini keduanya tampak intim layaknya dua insan yang tengah menjalin kasih. Tak heran jika kedekatan keduanya memicu berbagai macam pandangan curiga terhadap keduanya.
"Siapa pemuda beruntung itu? Dari kerajaan mana ia berasal?"
"Segera pupuskan harapanmu, sainganmu cukup berat."
"Begitu kaisar Xingguang Zao menerima lamaranku, aku tidak segan untuk memenggal kepala pemuda itu."
Beberapa pembicaraan para tamu undangan sempat tertangkap indra pendengaran putri Xiu Min, tak membuang kesempatan putri Xiu Min justru semakin melancarkan sandiwaranya. Ia meraih sapu tangan, kemudian dengan anggunnya membersihkan remahan makanan yang berada di sudut bibir pangeran Wang Shen. Rupanya pangeran Wang Shen sangat tanggap akan situasi di sekelilingnya, ia mengangkat tangan kanannya kemudian membelai lembut wajah putri Xiu Min penuh damba.
"Kau berbakat untuk menjadi pemain drama." Bisik pangeran Wang Shen. Mendengar penuturan kakak keduanya putri Xiu Min mengedipkan salah satu matanya, ia menampilkan senyuman terbaiknya yang justru semakin membangkitkan amarah kaisar Huan Hong.
Di halaman utama kerajaan Tang telah tersedia berpuluh-puluh papan bidik yang dipasang berjajar sepanjang tepian halaman. Beribu-ribu busur juga anak panah telah tersedia di tiap sisi para pemanah. Hingga kini putri Xiu Min masih bersama kakak keduanya pangeran Wang Shen. "Kau seorang putri, tidak pantas untuk melakukan hal semacam ini." Berkali-kali pangeran Wang Shen melarang putri Xiu Min yang bersikeras untuk memanah. 
"Aku bisa melakukannya!" Bentak putri Xiu Min merasa jengkel akan kelakuan kakak keduanya yang berkali-kali menyembunyikan busur panahnya.
"Kau bisa bergabung dengan kami putri Xiu Min." Ucap seseorang menawarkan, siapa lagi jika bukan kaisar Huan Hong. Secara kebetulan papan bidik kaisar Huan Hong bersebelahan dengan papan bidik milik putri Xiu Min,  karenanya kaisar Huan Hong dapat mengamati dengan jelas tiap pergerakan yang di lakukan putri Xiu Min.
"Benarkah hamba bisa bergabung dengan yang mulia?" Tanya putri Xiu Min penuh binar. Melihat anggukan kepala kaisar Huan Hong, putri Xiu Min segera beranjak melangkahkan kakinya bergabung dengan kaisar Huan Hong juga adiknya. Dia tidak mengindahkan teriakan pangeran Wang Shen yang terus memintanya untuk kembali.
"Pilihlah busur panah mana yang akan engkau pergunakan, kau bisa menjadi orang pertama yang membidikkan anak panah ini ke papan bidik ku." Kata kaisar Huan Hong, menunjukkan berbagai macam busur panah yang tersimpan di dalam kotak.
"Aku ingin menggunakan yang ini." Ucap putri Xiu Min mengambil salah satu busur panah yang berada dalam kotak warna hitam.
"Pilihan yang sangat bagus putri Xiu Min." Sudah pasti kau akan memilih busur panah itu Venus, itu jenis busur panah yang sama yang biasanya kita pergunakan. Batin kaisar Huan Hong.
Dengan penuh perhitungan putri Xiu Min mulai membuat gerakan mengayun, ia memutar badan kemudian melesatkan anak panahnya hingga meluncur menancap tepat pada titik sasaran. Sebuah kepuasan terpancar di wajah putri Xiu Min begitu mengetahui bidikannya tepat sasaran.
"Bidikan yang bagus putri Xiu Min, baru kali ini aku melihat seorang wanita bermain sama hebatnya dengan permainan memanah kakakku." Ungkap pangeran Zhang Jinzi penuh kagum.
"Kau tidak bisa menyamakan diriku dengan siapapun." Tegas kaisar Huan Hong tidak ingin dibandingkan. Ia mengambil sebuah anak panah dari tempatnya kemudian membuat gerakan yang sama seperti halnya yang dilakukan oleh putri Xiu Min, hanya saja kali ini gerakan kaisar Huan Hong terlihat lebih lihai dari pada putri Xiu Min. Dduarrr! Anak panah yang di bidikkan kaisar Huan Hong tepat mengenai sasaran, kerasnya lesatan anak panah yang ia bidikkan mengakibatkan papan bidik di hadapannya terbelah menjadi beberapa bagian.
"Wow... Kau benar-benar hebat kak." Puji pangeran Zhang Jinzi sambil menepuk-nepuk bahu kakaknya.
"Kalian semua, dengarkanlah ucapanku! Aku ingin membuat sebuah penawaran kepada kalian. Akan kuberikan salah satu haremku kepada kalian apabila salah satu dari kalian bisa menghalau bidikanku. Aku membolehkan siapa saja yang  akan mengikuti kompetisi ini." Teriak lantang kaisar Baozhai dengan keangkuhannya.
"Ini tawaran yang cukup menarik. Lihatlah, harem yang ia pertaruhkan cukuplah cantik."
"Wanita itu cukup menarik untuk ku ikat di atas ranjang malam ini."
"Kurasa tubuhnya akan sangat menarik jika diriku menorehkan kuas lukisku di sana."
Beberapa ide gila terlontar dari mulut kaisar Chen Guang juga kaisar Huang Yan, mereka berdua maju ke tengah area sebagai pertanda jika mereka bersedia untuk mengikuti penawaran kaisar Baozhai.
"Apa tidak ada lagi yang tertarik untuk mengikuti penawaran ku?" Ujar kaisar Baozhai.
Tidak ada reaksi dari sekitarnya, Kaisar Baozhai mendorong keras tubuh harem yang ia pertaruhkan ke tengah area. Putri Xiu Min bisa melihat dengan jelas raut ketakutan yang terpancar dari raut wajah sang harem. Rupanya ia salah satu gadis yang kurang beruntung, gadis yang diambil paksa kaisar Baozhai dari keluarganya. Tapi, mengapa kaisar Baozhai berniat untuk melepasnya? Bukankah ia cukup cantik? Pikir putri Xiu Min.
"Hamba tertarik untuk mengikuti penawaran tersebut kaisar Baozhai, kebetulan sekali hamba membutuhkan seorang pendamping di kediaman hamba." Ucap putri Xiu Min dengan lantang, sontak semua mata terarah kepadanya.
"Putri Xiu Min, betapa senangnya diriku mendengarnya. Namun, kau satu-satunya wanita yang mengikuti pertaruhan ini. Karenanya, ada satu syarat yang akan aku ajukan untuk dirimu. Jika dirimu menang kau bisa mengambil gadis ini untuk dirimu, tapi apabila dirimu kalah kau harus bersedia untuk menerima lamaran yang sudah aku kirimkan kepada dirimu." Dengan pongahnya kaisar Baozhai berteriak, ia menyetujui permintaan putri Xiu Min dengan satu syarat yang cukup berat.
"Dengan senang hati, hamba menerima syarat tersebut." Tutur putri Xiu Min dengan percaya diri.
"Tunggu!" Seru kaisar Xingguang Zao memecah ketegangan di sekitar area memanah. Ia berjalan mendekat ke arah penguasa inkarnate kaisar Huan Hong.
"Hormat hamba yang mulia, menurut hamba pertaruhan ini tidaklah imbang. Bagaimana mungkin seorang wanita bertaruh dengan tiga orang pria? Mohon yang mulia berkenan untuk meluruskan perkara ini." Pinta kaisar Xingguang Zao kepada kaisar Huan Hong.
"Apa yang sudah ia ucapkan tidak bisa ditarik kembali kaisar Xingguang Zao, biarkan dia tetap ikut." Jawab kaisar Huan Hong tampak tenang.
Mendengar penuturan kaisar Huan Hong hati kaisar Xingguang Zao semakin menciut. Rasanya ia ingin membawa lari putrinya dari area tersebut saat itu juga. Ia mengumpat kenekatan putrinya di dalam hati.
Pada barisan terdepan para penonton tampak putri Xian  menggigit bibir bawahnya, ia terlihat resah menatap adik kelimanya. Sedangkan di sampingnya, putra mahkota Wang Wenxiao juga pangeran Wang Shen sama-sama mengepalkan tangan hingga buku-buku jarinya memutih. Mereka tampak geram dengan keputusan adiknya yang kelewat berani. Hanya selir Li Mei bersama putrinya Liu Fang yang bisa tenang memasang senyum liciknya menatap putri Xiu Min.
"Aku akan menjelaskan ketentuan mainnya. Aku akan mengganti papan bidik yang berada di depan sana dengan haremku, dia akan berdiri di depan sana sebagai sasaran." Jelas kaisar Baozhai.
"Kau menggunakan harem mu sebagai sasaran anak panah?" Ucap putri Xiu Min sedikit tercengang akan peraturan gila kaisar Baozhai.
"Ya, apa kau keberatan dengan ketentuanku putri Xiu Min? Apa kau berniat untuk mengundurkan diri dari permainan ini?" Tanya kaisar Baozhai dengan seringaiannya.
"Sayangnya aku tidak tertarik untuk mengundurkan diri kaisar Baozhai." Tegas putri Xiu Min.
"Kau sungguh berani putri Xiu Min, dengan senang hati kutawarkan posisi tertinggi di kerajaan ku sebagai permaisuri. Kau bisa mengambilnya secara cuma-cuma jika kau mau."
"Akan sangat menyenangkan jika kita segera memulai permainan ini kaisar Baozhai."
"Baiklah, akan aku lanjutkan peraturannya. Kalian bisa mengambil posisi memanah dari arah mana saja. Aku akan melesatkan anak panahku sebanyak tiga kali ke arah gadis itu. Kalian bisa menghalaunya secara bersamaan. Bagi kalian yang berhasil menghalau anak panahku, kalian akan keluar sebagai pemenang. Namun, apabila salah satu dari kalian tidak berhasil menghalau anak panahku, gadis itu akan mati. Karena anak panah yang akan aku pergunakan telah ku lumuri racun." Tambah kaisar Baozhai menjelaskan peraturan mainnya secara rinci.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


THE BLOODY MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang