Happy reading...
Di istana utama kaisar Xingguang Zao tampak sedang mengerutkan kening. Ia menatap kosong perkamen-perkamen yang ada di hadapannya. Seketika itu permaisuri Wei Xia yang duduk tidak jauh dari tempat kaisar terus memperhatikan perubahan raut wajah suaminya. Permaisuri Wei Xia bangkit dari hamparan karpet merah yang didudukinya. Ia mendekat menghampiri kaisar Xingguang Zao yang saat ini duduk bersandar pada kursi kerjanya. Ruangan di sekitar mereka tampak temaram, hanya diterangi beberapa kandil yang memancarkan cahaya berpendar.
"Ampuni hamba jika hamba lancang yang mulia. Dari tadi hamba memperhatikan yang mulia, kelihatannya yang mulia sedang gelisah, apa yang mulia tengah memikirkan sesuatu? Ucap permaisuri Wei Xia memecah keheningan.
"Aku akan membuat sebuah pesta untuk merayakan kehadiran putriku Xiu Min. Rencananya pekan mendatang aku akan menggelar pesta tersebut.”
"Hamba senang mendengarnya yang mulia, lalu apa yang mengganggu pikiran yang mulia?"
"Aku akan mengundang perwakilan dari seluruh kerajaan yang berada di inkarnate Xia. Kau tau sendiri jika putriku memili paras yang sangat cantik. Aku takut jika beberapa dari mereka tertarik akan kecantikan paras putriku. Tiga kerajaan tetangga sangatlah berbahaya bagi putriku Xia, bisa saja mereka mengirim lamaran untuk meminang putriku. Kau tentu sudah paham bagaimana gilanya ketiga kaisar kerajaan tersebut. Satu-satunya kerajaan yang bisa aku percayai untuk mempersunting putriku hanyalah kerajaan Tao."
"Yang mulia, bukankah sampai saat ini kaisar kerajaan Tao belum memiliki selir ataupun permaisuri? Sesuai kabar yang beredar di kalangan masyarakat, sudah berkali-kali pihak kerajaan Tao menggelar acara guna mencarikan selir ataupun permaisuri untuk kaisarnya. Tetapi kaisar kerajaan Tao selalu mencampakkan gadis yang sudah terpilih dalam acara tersebut."
"Itu yang membuatku gamang Wei Xia. Besuk aku akan menemui putriku Xiu Min untuk membicarakan masalah ini."
Kerajaan Tang merupakan salah satu kerajaan yang terletak di inkarnate. Dalam inkarnate tersebut terdapat lima kerajaan, yang mana keempat kerajaan lainnya tunduk di bawah kekuasaan kerajaan Tao. Empat kerajaan tersebut terdiri dari kerajaan Tang yang dipimpin kaisar Xingguang Zao, Kerajaan Mao yang di pimpin kaisar Huang Yan, Kerajaan Shui yang dipimpin kaisar Chen Guang, dan kerajaan Huo yang dipimpin kaisar Baozhai. Dari keempat kerajaan tersebut hanya kerajaan Tang yang memiliki rakyat bermoral baik juga kaisar yang bijaksana. Sedangkan ketiga kerajaan lainnya memiliki kaisar yang bertabiat buruk juga rakyat yang pemberontak. Ketiga kaisar tersebut sama-sama penggila wanita. Di kerajaan Mao, kaisar Huang Yan tidak menyia-nyiakan statusnya sebagai kaisar. Ia menikmati statusnya dengan cara yang luar biasa. Ia memerintahkan rakyat untuk membangun danau Wine juga Hutan Daging. Hutan daging tersebut bagaikan sebuah pulau yang berada di tengah-tengah dikelilingi oleh perairan.
Danau luas buatan manusia itu diisi dengan arak dengan jumlah banyak hingga memenuhi seluruh cekungan danau. Danau tersebut cukup luas untuk dijelajahi menggunakan beberapa sampan. Di tengahnya ada pulau kecil dengan sejumlah pohon yang cabang-cabangnya digelantungi aneka daging panggang.
Kaisar Huang Yan dan para selirnya sering menghabiskan waktunya dengan bersampan sambil meminum arak dari danau. Mereka juga menyantap daging panggang yang bergelantungan di cabang-cabang pepohonan. Setelah kenyang bersantap kaisar Huang Yan menyalurkan hasrat birahinya di pulau tersebut bersama para selir. Karena ketamakannya, tidak heran jika kaisar Huang Yan tidak disukai oleh rakyatnya.
Di kerajaan Shui, rakyat menjuluki kaisar Chen Guang sebagai kaisar gila. Bagaimana tidak? Kaisar Chen Guang memiliki kebiasaan buruk membuka seluruh pakaiannya, ia memasang riasan wajah dan berkeliling ke setiap kamar para selir. Ia bahkan nekat keluar istana saat musim dingin.
Yang paling parah, kaisar Chen Guang terbiasa mabuk-mabukan. Ia tak segan membunuh setiap orang yang berada di sekelilingnya. Pernah suatu saat ia menghentikan seorang wanita di jalan saat berpapasan dengannya. Kaisar Chen Guang bertanya pada wanita yang di jumpainya "Seperti apakah Putra Surgawi itu?"
Wanita itu menjawab, "Putra surgawi itu terlalu gila sehingga ia tidak pantas disebut sebagai Putra Surgawi". Perempuan itu pun kemudian di penggalnya dan itu bukan merupakan peristiwa sesekali saja.
Sedangkan di kerajaan Huo kaisar Baozhai terkenal akan banyaknya selir yang di milikinya. Kaisar Baozhai meluangkan banyak waktu untuk harem-haremnya. Ia bisa begitu saja memilih wanita cantik sambil pulang menuju ke kediamannya, terutama putri-putri anak buahnya.
Kaisar Baozhai memandang penting hal tersebut, sehingga seseorang dapat dipidana jika menikah sebelum kaisar Baozhai selesai memilih selir. Pada akhirnya, Kaisar Baozhai memiliki 10.000 selir.
Untuk memilih teman tidurnya pada malam hari, kaisar Baozhai mengendarai pedati yang ditarik kambing-kambing. Ketika hewan-hewan itu berhenti, ia akan tidur dengan wanita manapun yang di tunjuk oleh hewan peliharaannya.
Sungguh kaisar Xingguang Zao beserta permaisuri Wei Xia sangat meresahkan putri kelimanya Xiu Min. Mereka terus berharap agar putrinya Xiu Min dipersunting salah satu pangeran dari kerajaan Tao. Kalau pun tidak mereka sangat berharap jika kaisar kerajaan Tao bersedia untuk menikahi putrinya. Hanya saja mereka sedikit takut akan kabar yang beredar di kalangan masyarakat jika kaisar kerajaan Tao selalu mencampakkan mempelainya. Belakangan ini terdengar kabar bahwa kaisar kerajaan Tao tengah menanti seseorang. Karenanya hati kaisar Xingguang Zao beserta permaisuri Wei Xia semakin menciut mendengar kabar burung tersebut.
***
Kini paviliun utara tidak lagi sepi seperti hari-hari sebelum kedatangan putri Xiu Min ke kerajaan. Suasana istana yang dulunya seakan terselimuti kabut pekat kini berubah menjadi cerah dan begitu hangat. Kedatangan putri Xiu Min laksana mentari yang memancarkan sinar kehidupan bagi seluruh penghuni istana.
"Jadi sedari kecil kalian sudah ditunangkan? Kenapa bisa seperti itu?" Tanya putri Xiu Min kepada ketiga kakaknya yang kini tengah duduk berhadapan dengan dirinya di serambi depan. Mereka tengah menikmati teh juga kue beras yang di hidangkan oleh dayang Yihua.
"Itu sudah menjadi peraturan kerajaan juga keputusan ayahanda sebagai kaisar. Lagipula itu semua demi terciptanya hubungan baik antar kerajaan juga para bangsawan." Jelas putri Xian kepada putri Xiu Min. Sebenarnya putri Xian juga sangat menyayangkan adanya peraturan tersebut, hanya saja beruntung ia bisa meredam sedemikian rupa perasaannya. Ia termasuk salah satu putri yang beruntung akan perjodohan tersebut. Lelaki yang menjadi tunangannya merupakan putra dari bangsawan terpandang di kerajaan Tang, pemuda tersebut juga memiliki paras yang tampan. Lebih beruntungnya sejak di pertemukan keduanya saling mencintai.
"Itu peraturan yang tidak bijak, bagaimana jika kedua pihak yang dijodohkan tidak saling mencintai? Lalu bagaimana jika salah satu dari mereka mencintai orang lain? Bukankah itu akan sangat menyakitkan jika mereka harus menikah dengan seseorang yang tidak mereka cintai?" Kata putri Xiu Min kepada ketiga kakaknya.
Mendengar perkataan putri Xiu Min, putri Xian juga pangeran Wang Shen saling berpandangan. Seketika suasana di antara mereka berubah menjadi hening, pada saat itu juga putra mahkota Wang Wenxiao bangkit dari duduknya. Tanpa sepatah kata pun ia pergi meninggalkan ketiga adiknya.
"Kau mengacaukannya, mengapa kau melontarkan perkataan seperti itu?" Gerutu pangeran Wang Shen kepada putri Xiu Min sepeninggal putra mahkota Wang Wenxiao. Jelas saja kakak pertamanya berlalu pergi, karena perkataan putri Xiu Min telah menyinggung perasaannya. Sejak kecil putra mahkota Wang Wenxiao telah di jodohkan dengan salah satu putri dari kerajaan Huo, hanya saja yang menjadi masalahnya disini putra mahkota Wang Wenxiao mencintai gadis lain.
"Apa ada yang salah dengan perkataanku? Mengapa kakak pertama pergi?" Tanya putri Xiu Min.
"Jelas saja kakak pertama pergi. Kau telah menyinggung perasaanya. Kakak pertama tidak mencintai tunangannya, ia mencintai gadis lain. Kakak pertama menyimpan rasa pada seorang gadis yang tidak sengaja ia temui di pesta akhir musim beberapa tahun yang lalu." Putri Xian membuka mulut.
"Ya Dewa... Aku telah melakukan kesalahan. Sepertinya aku harus segera meminta maaf kepada kakak pertama."
"Tunggu apa lagi, cepat susul kakak pertama!" Perintah pangeran kedua Wang Shen tampak gemas. Tidak membuang waktu, pada saat itu juga putri Xiu Min bangkit dari duduknya bermaksud untuk menyusul putra mahkota Wang Wenxiao. Namun, dari arah berlawanan dayang Yihua muncul dari balik gerbang. Ia tergopoh memanggil-manggil nama putri Xiu Min. Terpaksa putri Xiu Min menunda maksudnya untuk menemui kakak pertamanya. Di hadapannya dayang Yihua memberitahukan jika Yang Mulia kaisar Xingguang Zao meminta putri Xiu Min untuk segera menghadap. Saat ini kaisar Xingguang Zao telah menanti kehadiran putri Xiu Min di taman istana dekat dengan danau teratai. Dengan raut kecewa putri Xiu Min mengurungkan niatannya untuk menyusul kakak pertamanya. Setelah berpamitan dengan kedua kakaknya, putri Xiu Min memutuskan untuk bergegas menghadap ayahandanya kaisar Xingguang Zao di dekat danau teratai.
"Xiu Min menghadap, Ayahanda panjang umur hingga ribuan tahun."
"Mendekatlah putriku, kau lihat bunga-bunga itu? Bunga yang mekar pun tampak malu melihat kecantikanmu. Juga ikan-ikan itu, mereka tampak malu-malu menatap kecantikanmu dari persembunyiannya. Coba kau lihat burung-burung yang berterbangan di atas sana, mungkin jika aku tidak berada di sampingmu mereka akan memilih untuk tidak mengepakkan kedua sayapnya. Mereka rela menjatuhkan diri ke tanah agar bisa merasakan sentuhan tanganmu juga bisa melihat kecantikanmu dari arah dekat." Ucap kaisar Xingguang Zao pada putrinya Xiu Min. Sudah lama ia menantikan kedamaian ini, berada di dekat putrinya bagaikan saat ini ia berada di dekat selir tercintanya Qixuan. Tidak bisa di sangkal bahwa Xiu Min merupakan buah cintanya bersama Qixuan. Darah Qixuan juga dirinya mengalir pada tubuh Xiu Min. Sungguh hal bodoh yang pernah ia lakukan pada keduanya. Bagaimana bisa seorang ayah tega menelantarkan seorang putri juga istrinya?
"Kenapa ayahanda terlalu memujiku?" Gumam putri Xiu Min. Kedua pipinya tampak memerah karena malu.
"Aku hanya mengungkapkan kebenarannya, dulu aku sangat memuja ibumu sebagai wanita tercantik yang pernah aku temui. Namun, kenyataannya dugaanku salah. Kaulah wanita tercantik yang sesungguhnya." Kaisar Xingguang Zao menatap lembut putrinya.
"Apa ayahanda sengaja memanggilku kesini hanya untuk menyanjungku?" Putri Xiu Min bergelayut manja pada lengan ayahandanya.
Kaisar Xingguang Zao menghela napas, dengan raut wajah yang mulai mengeras ia mulai mengutarakan maksudnya yang sesungguhnya.
"Ketahuilah putriku, tiga kerajaan yang menjadi tetangga kita sangatlah tidak beradab kelakuannya kepada rakyatnya. Kau pasti sudah pernah mendengar beritanya." Kaisar Xingguang Zao memulai perkataannya. Ia berhenti sejenak, ingin melihat bagaimana reaksi putrinya setelah mendengar ucapannya barusan.
"Iya, hamba pernah mendengarnya ayahanda. Yang menjadi korbannya kebanyakan dari mereka adalah kaum wanita. Bahkan di perbatasan hamba pernah melihat sendiri ratusan rombongan wanita dari kerajaan tetangga berusaha untuk menyusup masuk meminta perlindungan pada kerajaan kita. Hanya saja penjaga pintu gerbang kerajaan di perbatasan berkali-kali menghalau mereka untuk menjauh." Ungkap putri Xiu Min kepada ayahandanya.
"Apa kau memiliki rasa simpati kepada mereka? Aku terpaksa memerintahkan para penjaga untuk menghalau semua wanita malang itu. Kau tau sendiri, memberi perlindungan kepada mereka akan memicu terjadinya perang antara kerajaan kita juga Kerajaan tetangga."
"Hamba mengerti ayahanda, apa tidak ada cara lain untuk menolong mereka?" Tanya putri Xiu Min. Ia tampak antusias saat membahas perihal rakyat.
"Itu yang akan kita bicarakan, Yang bisa mengendalikan semua kerajaan yang berada di wilayah inkarnate hanyalah penguasa inkarnate, kaisar kerajaan Tao. Hanya saja yang menjadi permasalahannya selama ini kaisar kerajaan Tao bersikap acuh tak acuh pada kekacauan yang terjadi pada kerajaan yang tunduk di bawah kekuasaannya. Ia hanya akan bergerak saat terjadi perang antar kerajaan."
"Kenapa dia bisa bersikap acuh sedingin itu? Apa permaisuri di kerajaan Tao juga memiliki tabiat yang sama dengan kaisar kerajaan Tao? Tidakkah ia membujuk suaminya untuk mengendalikan kekacauan yang terjadi di bawah wilayah kekuasaannya?" Ujar putri Xiu Min dengan raut wajah kecewa.
"Apa kau tidak pernah mendengar kabar jika kaisar kerajaan Tao tidak memiliki selir ataupun permaisuri?" Gumam kaisar Xingguang Zao.
"Ouuhh... Hamba belum pernah mendengarnya ayahanda, pantas saja jika kaisar kerajaan Tao bersikap seperti itu."
"Akhir pekan nanti aku akan mengadakan pesta untuk menyambut kedatanganmu, aku juga mengundang seluruh perwakilan kerajaan yang berada di wilayah inkarnate." Ucap kaisar Xingguang Zao, ia melepaskan tautan tangan putrinya pada lengannya kemudian mulai berjalan mendekati bibir kolam.
"Ayahanda akan mengadakan pesta?"
"Ya.” Jeda beberapa saat. “Putriku maukah jika dirimu sedikit berkorban demi kesejahteraan seluruh rakyatmu?" Tanya kaisar Xingguang Zao dengan nada serius.
"Apa maksud ayahanda?" Putri Xiu Min tampak bingung akan perkataan ayahandanya.
"Peran seorang permaisuri pada sebuah kerajaan sangatlah penting, di pesta akhir pekan nanti pikatlah kaisar kerajaan Tao. Buatlah dia tertarik pada dirimu hingga dirinya bersedia untuk mempersuntingmu. Kelak saat kau telah menjadi permaisurinya bujuklah dia, itu satu-satunya cara agar kaisar kerajaan Tao bersedia untuk turun tangan mengatasi kekacauan yang terjadi di ketiga kerajaan bawahannya."
Putri Xiu Min tampak tercekat akan ucapan kaisar Xingguang Zao, ia meremas gelisah hanfu yang ia kenakan. Haruskah ia menerima permintaan ayahandanya? Lalu bagaimana dengan nasib percintaannya? Perasaan putri Xiu Min berkecamuk memikirkan kenyataan pahit yang akan ia jalani kedepannya. Tapi benar apa yang dikatakan ayahandanya, hanya itu jalan yang bisa ia tempuh untuk menyelamatkan rakyat tidak bersalah yang menjadi korban di kerajaan tetangga.
"Baiklah, hamba bersedia untuk melakukan titah ayahanda." Ucapnya dengan suara bergetar.
"Aku suka dengan keputusanmu, yakinlah jika itu satu-satunya jalan yang terbaik untukmu putriku. Aku tidak akan rela jika harus melepasmu pada ketiga kerajaan tersebut, hanya kerajaan Tao yang bisa aku percaya untuk menjagamu."
Putri Xiu Min menghampiri kaisar Xingguang Zao, ia memeluk erat tubuh tegap ayahandanya. Ia berusaha mencari ketenangan dengan membenamkan wajahnya pada dada bidang ayahandanya. Mungkin memang sudah saatnya ia harus berkorban demi kesejahteraan rakyatnya. Apa ini yang dirasakan kakak pertamanya? Mengorbankan perasaannya demi kebaikan bersama, bersedia menerima kenyataan jika ia harus menikah dengan seseorang yang tidak ia cintai, juga mengubur dalam-dalam harapannya untuk hidup bersama dengan seseorang yang sangat ia dambakan. Sungguh perihal mencintai sangatlah rumit.
To be continue...
Aloha 🤗😃 jangan lupa ninggalin jejak ya... Vote & koment story ini. Xiu Min The Lady Of Emperor will come back next time.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLOODY MISSION
FantasyKerajaan Tao merupakan penguasa inkarnate, di mana kaisar Huan Hong sebagai kaisarnya. Dalam inkarnate tersebut terdapat lima kerajaan, yang mana keempat kerajaan lainnya tunduk di bawah kekuasaan kaisar Huan Hong. Empat kerajaan tersebut terdiri da...