Sulit

270 10 9
                                    

Akira Ashida tak pernah tahu, sebuah olahraga akan membuatnya pusing dan kepayahan begini. Belum lagi tak ada seorang yang dikenalinya yang mau mengajarinya.

Ujian praktek semakin dekat dan gadis itu tak cukup baik untuk salah satu ujian praktek olahraga.

Hn. Bisa gawat.

Tapi saat ia berpikir ia dalam bahaya, seekor burung hantu merendahkan sayap, menawarkan bantuan bagi Akira untuk terbang bersama.

Anime Fanfiction Indonesia

Butterflies
Oleh AomineRin1410

Request oleh AttQilaFitra
Hq milik Haruichi Furudate

.
.
.

Sulit - Bokuto Kotaro x Akira Ashida

Pagi itu Akira menghela napas lesu. Tasnya terkulai lesu di bahu, gadis berkacamata itu merengut sebal saat melewati papan informasi yang banyak menempelkan jadwal ujian bagi kelas 12. Sungguh, merepotkan.

Ujian praktek.

Ujian ini.

Ujian itu.

Membuat repot saja.

Di antara banyak ujian itu, Akira yakin benar dirinya bisa melewati semuanya. Dan konyolnya, ia baru menyadari olah raga voli akan dijadikan sebagai salah satu yang diujikan di ujian praktek olahraga minggu depan.

Olahraga yang Akira remehkan lantaran sepupunya yang sempat menjatuhkan mentalnya dalam voli semasa gadis itu kecil.

Hal itu yang belakangan membuat Akira benar-benar tak bersemangat.

Ia berjalan dengan segala keputusasaannya melewati gimnasium saat tiba-tiba sebuah bola voli memantul keluar dari bangunan itu. Akira, yang sedang dalam mood buruk, dengan mudah menghindar dari bola berkekuatan tinggi itu.

Sang bola voli, sebut saja mikasa (merk), cepat menggelinding ke tanah di dekat gimnasium lalu berkerasak ke semak terdekat.

Akira menatapnya jengkel, hendak melanjutkan langkah saat tiba-tiba pintu gimnasium dijeblak membuka dari dalam, daun pintunya nyaris menghantam kacamata Akira.

"UWAH! ADA ORANG!" sebuah suara membuat Akira mendongak.

Seketika Akira bisa merasakan bulu kuduknya meremang saat menyadari betapa tinggi pemuda di hadapannya ini. Mungkin 40 atau beberapa centimeter lebihnya daripada tinggi badan gadis itu sendiri.

Alis kelabu pemuda itu kelihatan menukik, matanya sayu, dilengkapi hidung mancung. Entah mengapa kelihatan seperti burung hantu dengan rambut hitam-kelabu yang tegak lurus ke atas.

"MAAF, APA KAUTERLUKA?" tanya pemuda itu lagi.

Akira tersentak, "Ti-tidak," sahutnya takut, "aku baik saja," ujarnya.

"Bokuto-san," sebuah suara dari dalam memanggil, "cepatlah kemari."

"BAIK!" sahut pemuda di depan Akira, lalu segera mengambil bola di semak, lalu kembali masuk ke gimnasium.

ButterfliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang