Mayuzumi kena sial.
Ia heran sendiri dengan kronologi insiden yang dialaminya saat ini. Sekarang, ia duduk di tanah dengan pantat sakit karena ia bisa-bisanya oleng saat seorang perempuan menabraknya.
Belum lagi dituduh kembarannya Kuroko Tetsuya si guru ngaji.
"Aku bukan kembarannya," jawabnya kesal, "dan juga harusnya kau minta maaf karena sudah membuatku terjatuh," serunya jengkel pada si perempuan.
Perempuan itu menggembungkan pipi, "Kau tidak terlihat!" serunya tak mau kalah.
Mayuzumi mendecak, "Sudahlah, aku mau pulang," kemudian ia bangkit. Saat hendak berbalik pergi, tiba-tiba saja sebuah kaleng bekas pokari mendarat ke belakang kepalanya, memaksa ia menoleh ke belakang.
Mayuzumi mendapati perempuan tadi sudah mengalihkan pandang ke sembarang arah dengan wajah merona.
"Sebutkan namamu, aku butuh bantuanmu," ujar perempuan itu dengan suara agak gemetar.
Mayuzumi mengernyit, berbalik dan menyebutkan nama marganya.
"Bantu aku mencari Kuroo," ujarnya keras.
***
Lagi, Mayuzumi berpikir ini hari tersialnya. Kalau saja ini bukan hari puasa dan ia tak ingat membantu orang itu pundi-pundi pahala, sudah ditolaknya permintaan Hime, perempuan yang menyenggol sebelumnya, sejak tadi.
"Kenapa harus aku?" gumam Mayuzumi penuh derita.
"Hanya kau yang kutemui sepanjang perjalanan," jawab Hime cepat, "dan kukira kau mengenal orang yang kucari ini."
"Ya," Mayuzumi mengembuskan napas malas, "pemuda kucing berambut acak-acakan yang suka tebar pesona di kampung ini. Dan juga hanya ada satu Kuroo di desa ini," jelasnya.
"Wah, kau kenal banyak orang itu," ujar Hime, "eh! Jangan berpikir bahwa aku memujimu, ya?! Aku tidak bermaksud melakukan itu dan membuatmu senang!"
"Dasar tsundere," cibir Mayuzumi.
"Seorang tsundere tidak akan mengaku tsundere, jadi aku akan diam!" seru Hime.
Mayuzumi mengernyit bingung, "Terserahmu saja," balasnya jengah.
Hime menggumamkan iya.
"Rumahnya ada di gang depan itu, kau hanya perlu belok ke kiri," jelas Mayuzumi, "sudah 'kan? Aku pergi," pamitnya.
Hime menahan pemuda itu hingga tanpa sadar memegang tangan Mayuzumi erat.
"Eh?"
Hime menunduk, kemudian menoleh ke arah lain. Ke sembarang arah asal tidak ke arah Mayuzumi. Wajahnya pun merona pekat.
"Te-terimakasih," gumam Hime lirih dengan tundukan kepala, "atas bantuanmu," lanjutnya.
Mayuzumi merasa risih. Takut khilaf.
"Su-sudahlah, lepaskan aku dan pergi sana," hardiknya jengkel.
Akhirnya Hime melepaskan pegangannya, berbalik dan berlarian meninggalkannya.
"Terimakasih, ya, kembarannya Kuroko!" seru Hime dari kejauhan.
Mayuzumi membuang ludah jengkel, "Sudah kubilang aku bukan kembarannya Kuroko, dasar orang aneh!" balasnya keras.
Disahuti gonggongan anjing milik keluarga Joandra.
***
!UDAH!A/n: Yatta, done, ya. Hwhwhw, licik saia emang.
Enjoy, nandahime97
21 Mei 2018
Rin
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterflies
FanfictionKami tak menyinggung cinta. . . . . . Kami tak pernah menyalahkan perasaan. . . . . . Bukan sebuah kesalahan jika ada banyak hal tak terduga dalam diri kami. . . . . . Hanya perasaan meluap yang butuh dilampiaskan. Dan saat kami melakukannya, seo...