Deg!
Thud...
“Aku berumpah akan membunuh Takao setelah ini,” gumaman pelan itu menjadi kata terakhir sebelum kakinya mulai mengambil langkah cepat.
Kuroko no Basket Fanfiction Indonesia
Butterflies「Kuroko no Basket Chara x Readers」
KuroBasu no Creepypasta SeriesDisclaimer as Always
.
.
.Papan Clipboard
Midorima Shintarou, dokter kepala yang baru itu, berhenti melangkah saat mendengar cekcok kecil para perawat magang di lobi.
“Kalian jangan turuti apa kata Bakao, -nodayo,” ia berujar seraya membenarkan letak kacamata hitamnya.
Si surai hitam, rekan Midorima Takao Kazunari namanya, menyeringai, “Horaa, Shin-chan ikut saja kalau mau ngerumpi!”
“Tidak, aku punya banyak pekerjaan, nanodayo!”, Midorima menunjukkan papan jalan di tangan.
Takao menepukkan kepalan tangan pada telapak tangannya, berujar riang, “Oh ya, tentang clipboard, aku jadi ingat salah satu urban legend,” hampir-hampir seperti bocah.
Midorima menggelengkan kepalanya. Kemudian memilih melanjutkan langkah. Ia juga tak habis pikir kenapa dirinya, yang biasanya juga (sok) masa bodoh dengan keadaan sekitar berniat mencampuri pembicaraan tiga perawat muda dan Takao.
Tapi beberapa langkah berjalan ia merasakan namanya dipanggil.
“Hei, Shin-chan, ayo janken pon bersama kami. Yang kalah harus mau uji nyali di klinik lawas ujung kompleks!”
Jelas oleh Takao yang sontak buat Dokter berambut hijau itu menoleh.
“Buat apa, nodayo?”
“Hanya mengisi waktu luang,” jawab Takao iseng.
Tiga wanita junior pemuda itu menatap pada Midorima dengan tatapan memohon. Pria itu akhirnya hanya bisa pasrah dan melangkah ke arah mereka. Duduk di salah satu kursi dan mengikuti permainan tersebut.
Takao dengan senyum lebarnya yang khas berujar riang, “Jan... Ken... pon!!”, kemudian mengeluarkan jemarinya yang membentuk batu.
Midorima kertas.
Tiga gadis lainnya batu.
Dan resmi, Midorin kalah dalam permainan ini.
Ia mangap tak percaya. Ia belum pernah kalah dalam janken dengan siapapun, well kecuali Akashi Seijuurou, sepanjng hidupnya.
“Baiklah, mau tak mau Shin-chan harus masuk ke sana malam ini. Temui kami di konbini depan RS dan kita berangkat bersama dengan mobilku!”, Takao memutuskan.
Midorima menghela nafas. Kemudian mengangguk. Pria itu bangkit bersamaan dengan keempat orang lainnya, bubar untuk mengerjakan kewajiban masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterflies
FanficKami tak menyinggung cinta. . . . . . Kami tak pernah menyalahkan perasaan. . . . . . Bukan sebuah kesalahan jika ada banyak hal tak terduga dalam diri kami. . . . . . Hanya perasaan meluap yang butuh dilampiaskan. Dan saat kami melakukannya, seo...