Murasakibara Atsushi x Reader

275 37 9
                                    

Prinsip hidup Murasakibara Atsushi itu ada tiga, yaitu: makan, makan dan makan.

Makan yang pertama tentu saja kudapan tercintanya. Umaibou dan makanan manis masuk ke prinsip pertama.

Makan yang kedua adalah makanan berat mulai dari kue hingga nasi beserta lauknya.

Dan makan yang terakhir, yang paling penting pula, adalah asupan cinta. Ia memberikannya pada seorang saja. Maka tak heran cintanya begitu berlebih, mungkin sudah bisa dikategorikan protektif. Itu juga berarti menjaga dan memastikan sumber cintanya tetap aman dari sentuhan orang lain.

KnB Fanfiction Indonesia

Butterflies
Oleh AomineRin1410

Request dari dechan_osamu

KnB milik Fujimaki Tadatoshi

.
.
.

Gak tau mau dikasih judul apa - Murasakibara Atsushi x Reader


Murasakibara Atsushi cukup terkenal. SMA Yosen mengakuinya. Akita memenuhi kebutuhannya. Dan Jepang mengidolakannya. Pemuda pemalas ini adalah center kebanggaan tim Yosen, Generasi Keajaiban, dan Vorpal Sword.

Tapi yang jelas... Ia adalah kekasihmu yang berharga.

"(Name)-chin," panggilnya suatu hari. Dengan kepala menumpu pada meja dan manik berkerelip malas seperti biasa.

Kamu menatapnya dengan senyum manismu, berdeham sebagai jawaban.

"Kau bawa yang kuminta?" tanyanya.

Kamu tersenyum hingga manikmu terpejam. Dengan gerakan cepat segera kamu raih kotak bento di laci meja.

"A-aku hanya membuat beberapa makanan sederhana. Kuharap Murasakibara-kun menyukainya," ujarmu malu.

Murasakibara menegakkan tubuhnya. Bisa terlihat kerelip kebahagiaan dari maniknya saat tanganmu menyentuh tutup kotak makan putih itu.

"Uwah! Kelihatannya enak!" seru Murasakibara ketika isi kotak makanmu terlihat secara keseluruhan.

Kamu merasakan pipimu menghangat, rona tipis timbul di pipimu, kamu mengangguk pelan, "Terimakasih pujiannya, Murasakibara-kun, makanlah," ujarmu.

Murasakibara menatap lekat kotak bento itu. Mungkin saja liurnya bisa menetes kapanpun. Ia kemudian menatapmu.

"Apa?" tanyamu lembut.

"Suapi aku," sahut Murasakibara cepat.

Kamu terkesiap, "Huh? I-itu memalukan, Murasakibara-kun. A-aku menolak," ujarmu.

Murasakibara menatapmu dengan mata sayunya tanpa berucap. Membuatmu bingung akan tingkahnya.

"Memalukan darimananya? (Name)-chin harus menyuapiku," rengeknya.

Akhirnya mau tak mau kamu menuruti permintaan absurdnya itu. Ia dengan tingkah bagai anak-anaknya itu dengan lahap mengunyah yang kamu suapkan padanya.

"Murasakibara-kun, lain kali jangan bersikap ke---"

[Brak!]

Kamu mengerjap. Menatap Murasakibara yang berada di depanmu dengan lengan kanan yang berada di sisi kepalamu. Oh, oh, mungkin inilah yang disebut dengan kabe-don.

"Memangnya kenapa kalau aku kekanakan?" tanya Murasakibara dengan pandangan tajam.

Kamu terdiam. Akhirnya hanya mampu menunduk untuk menghindari tatapan matanya.

"Bagus. (Name)-chin harus selalu menurut padaku, nee," Murasakibata bergerak maju untuk mengambil sebuah kecupan, "bisakah kita mampir ke toko pulang nanti?"

"Ah! Soal itu, a-aku ada acara klub," selamu cepat.

Murasakibara terdiam. Ia kembali memepetmu dengan tubuh tingginya.

"He?" ia bertanya seduktif, "klub atau aku, mana yang lebih penting?"

Kamu terdiam.

"Kalau aku yang mendapat pertanyaan itu pasti akan cepat kujawab itu adalah kamu, (Name)-chin," lanjut Murasakibara sembari menjauhkan badannya. Ia menatapmu setelah membalikkan badan, memunggungimu, lalu berujar, "Pikirkanlah. Lagipula apapun jawabanmu kau akan tetap bersamaku, iya 'kan, (Name)-chin?"

Itu juga berarti 'menjagamu' adalah dengan membatasi ruang gerakmu sebagai gadis sosial. Mengubahmu yang awalnya milik umum jadi miliknya pribadi.

.

"Uh, apa aku melakukan kesalahan?"

Ia tiba-tiba saja menarikmu ke kamarnya saat kamu berkunjung hari Minggu itu, pun sebuah tatapan tajam langsung menyambut setelah ia mendudukkanmu, mengikatmu juga, ke ranjangnya.

Pemuda ungu itu tidak menjawab, hanya menatapmu.

"Murasakibara-kun, kalau kamu tidak bicara aku tidak akan tahu kesalahanku," ujarmu.

Namun dia cepat memajukan tubuh, membuat tubuhmu membentur dinding. Belum kamu mencoba berontak, bibirnya sudah menyerang milikmu. Menyesapnya dengan kasar.

"(Name)-chin tersenyum manis pada Muro-chin padahal aku juga ada di sana!" ujarnya setelah ciuman itu terlepas.

Kamu mengernyit, bingung. Napas yang tersengal membuatmu sulit berpikir jernih.

"Sudah kukatakan berulang kali, (Name)-chin itu cuma milikku!"



***
!UDAH!

16 April 2018

Rin

ButterfliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang