"Aku Pulang."

347 8 6
                                    

Ruangan itu kosong dan hampa. Udara bergerak gelisah di antara atmosfer yang terasa berat. Debu sebesar sel beterbangan di antaranya.

Begitu hampa.

Penuh kekalutan.

Namun tidak berarti sunyi.

Di ujung ruangan, di atas kursi empuk setengah meter, pria itu duduk. Asyik menekan tuts piano lawas di sana. Menimbulkan bunyi lembut, mendayu, ...



Dan suram.

Anime Fanfiction Indonesia

Butterflies
Oleh AomineRin1410

Request oleh ReIrwi

Bungo Stray Dogs milik Mangakanya

.
.
.

Aku Pulang - Fukuzawa Yukichi x Regina Asa

Nada demi nada pelan meramaikan suasana. Kendati jemari Fukuzawa lelah, pria itu tak sedikitpun berpikir untuk berhenti. Di pikirannya hanya ada keinginan untuk terus menggerakkan tangannya di atas tuts-tuts monokrom itu. Hitam putih, seperti hidupnya sepeninggal gadis itu.

Ya, gadis itu. Seorang yang amat penting. Seorang yang mengajarkan pada Fukuzawa bagaimana melukiskan nada-nada dalam instrumen tua yang nyaris ditimbun debu itu. Mengajari bagaimana mewarnai kehidupan hanya dengan dua warna: hitam dan putih, pada Fukuzawa yang tak lebih cinta pada kehidupan daripada seekor kucing.

Catatan not dibalik, kembali tangannya meramaikan ruangan itu dengan dentingan pelan yang menyatu dengan perasaannya. Seolah tubuhnya sendirilah catatan notasi itu. Hanya seperti itu dan akan terus seperti itu.

Hampa.

... Membosankan.

... Dan klasik.

Pria berambut kelabu itu tak banyak meminta saat ini. Ia hanya ingin diberi sebuah kesempatan.

Nada demi nada. Tuts demi tuts. Menggaungkan perasaannya. Rasa bersalah. Kerinduan. Keinginan untuk kembali bersama. Semua dia tuangkan dalam permainannya kali ini.

Bibirnya digigit, pria itu menunduk dengan menekan tuts perlahan. Bergerak sesuai ketukan yang ia ingat.

"Nee, Fukuzawa-san, saat kau memainkan piano dengan segenap perasaanmu, maka piano akan meresponsmu. Dia akan mengerti dirimu."

Air mata seolah akan merembes dari kelopak Fukuzawa yang makin rapat terpejam. Samar terdengar suara hujan yang khas dari balik jendela. Pun eongan Elizabeth 3rd, milik pengusaha asal Korea yang dititipkan padanya, turut terdengar seolah memanggil Fukuzawa.

Ia teringat. Sensasi itu. Eongan kucingnya, Nyan-san, yang nyaring. Bunyi kanvas rem yang terdengar memekakkan telinga. Peraduan dua benda. Dan sebuah senyum yang memudar.

Kemudian untuk waktu-waktu selanjutnya, ia hanya mampu memandanginya yang terlilit berbagai kabel dari balik pintu kaca buram. Hingga akhirnya ia tak punya muka. Merasa tak layak menampakkan diri lantaran tak mampu melindungi si gadis.

Permainan Fukuzawa semakin cepat. Tangan itu gesit menekan berbagai tuts dengan tempo yang cepat, lagi kasar.

Dua tiga detik seperti itu akhirnya ia lelah. Tangannya mengepal dan tanpa ampun memukul tuts itu hingga bunyi keras menggema. Membuat Elizabeth 3rd terlonjak, mengeong garang lalu berlari keluar.

Napas Fukuzawa terengah.

Perlahan gema piano menghilang tertelan sunyi. Air mata Fukuzawa perlahan menetes.

"Kau menyakiti pianonya. Dan dirimu sendiri."


Fukuzawa cepat menoleh. Maniknya membulat. Air mata batal jatuh, masih menggantung di pelupuk.

Syal merah itu. Rambut panjang yang kini hanya tersisa sebahu itu. Manik indah itu. Senyum malu-malu itu.

Fukuzawa tak mampu menahan diri. Tiba-tiba saja ia sudah berlari mendekati gadis itu, mendekapnya erat.

"Selamat datang, Asa," gumamnya menahan isak.

Asa tersenyum malu dengan rona merah yang membuatnya kelihatan manis.

Balik memeluk, gadis itu tersenyum hingga matanya terpejam, "Aku pulang," bisiknya.

***
!UDAH!

A/n: Done ya, Dhek~

2 Juni 2018

Rin

ButterfliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang