Request oleh Kuroko Tetsuna (uwah, maaf, nggak bisa ngetag!)
Kediaman Kuroko seketika hening dalam ketegangan. Ucapan sang bungsu membuat semuanya seolah membeku.
"Katakan sekali lagi, Akaru-san," Kuroko Tetsuya, sang kakak, dengan nada yang masih datar bertanya kalem.
Akaru mendecih. "Kau sudah dengar." Ia berujar malas lalu melengoskan pandang. "Tak ada yang perlu diulang."
Kuroko masih tenang. Duduk di kursinya dengan manik menatap lurus-lurus adiknya di kursi hadapannya.
Kedua orang tua mereka sedang dinas ke luar kota jadilah di rumah tersebut hanya ada Kuroko dan adiknya. Sudah menjadi kewajiban jika kedua orang tua tak ada, seluruh tanggung jawab jatuh ke Kuroko selaku anak sulung. Tanggung jawabnya tersebut termasuk dengan menjaga adiknya, Akaru.
"Aku tidak mengijinkanmu, Akaru-san," ujar Kuroko tenang, kemudian tangannya meraih gelas kopi di hadapannya, "terlalu berbahaya membiarkan gadis sepertimu berkeliaran ke bioskop terlebih di malam hari," tambah pemuda itu tajam.
Akaru tersentak. Tangannya menggebrak meja. "Aku ada bersama dua teman lelakiku!" Seru gadis itu jengkel. "Aku akan aman! Kau tak perlu cemas!"
"Justru itu yang membuatku cemas!" Kuroko balas berteriak. Ikut bangkit dari dudukannya untuk menatap tajam-tajam manik sang adik. "Kaupergi dengan dua lelaki, itu malah lebih buruk! Dan malam hari adalah jam belajarmu. Sudah jangan melawan dan masuk kamar!" Perintah Kuroko tegas.
Akaru menatap Kuroko dengan mulut dikatupkan kesal. Gadis itu mendecih keras sebelum akhirnya melangkah naik ke kamarnya dengan hentakan kaki jengkel.
***
Ponsel Akaru berdering beberapa kali. Gadis itu yang tengah meratapi tiket film horror yang kemungkinan tak akan terpakai di atas ranjangnya mendecih malas. Memutuskan mendiamkan deringan itu sembari menatap kosong tiket di tangan.
Tiket itu pemberian salah satu teman lelakinya. Mereka ada janji nonton malam ini tapi beberapa menit lalu Kuroko sudah memberikan sebuah larangan keras.
"Mentang-mentang dia kakakku lalu dia bisa mengatur hidupku, begitu?" Gadis itu mencibir. "Cih, dasar menyebalkan!"
Ponselnya berdering kembali.
"Memangnya apa yang salah dari nonton bersama teman? Bukankah itu namanya sosialisasi?" Gadis itu masih menggerutu kesal.
Deringan ponsel terhenti. Lalu dua menit kemudian kembali terdengar.
Akaru mengembuskan napas malas. Meletakkan tiket ke atas meja kecil dekat ranjang lalu bangkit. Berjalan lunglai ke meja rias, tempat ponselnya masih berdering-dering.
[Klik]
"Apa?" Sentak Akaru begitu telepon tersambung. "Kau mengganggu dramatisasiku."
"Oh, Kuroko, aku hanya mau bertanya soal rencana kita nanti malam."
"Kakakku melarang. Tamat." Jawab Akaru malas. "Dia seperti orang tua saja, aku dilarang pergi karena malam adalah waktu belajarku."
"Heh? Kok begitu? Harus bisa, dong. Aku sudah membelikan tiket itu dengan penuh perjuangan, lho!"
Akaru mendecak. "Aku bukannya tak mau, Bodoh! Kakakku tidak memberi ijin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterflies
FanficKami tak menyinggung cinta. . . . . . Kami tak pernah menyalahkan perasaan. . . . . . Bukan sebuah kesalahan jika ada banyak hal tak terduga dalam diri kami. . . . . . Hanya perasaan meluap yang butuh dilampiaskan. Dan saat kami melakukannya, seo...