story,- bagian 28 | Mingyu ingin jujur

3.5K 841 214
                                    

Mingyu menatap ponselnya dengan perasaan gundah gulana.

Ini bukan Mingyu ingin membela diri, tapi dia emang bingung sama perasaannya. Dia duduk di kursi mobil dengan mesin yang menyala sembari mengakui kebodohannya.

Dia sayang Wonwoo. Perasaan yang enggak bisa disepelekan. Tapi, semua berubah memang. Saat DM Seungkwan masuk dan saat ia membalas ciuman cinta pertamanya itu.

Memang sih sebelum terjadi hal yang lebih jauh, Mingyu waktu itu langsung melepas pagutan mereka dan pergi ninggalin Seungkwan. Pulang aja enggak.

"Apa gue masih pantes ya Won sama elo, tapi gue enggak sanggup juga kehilangan elo" suara Mingyu sedikit serak. Dia pengen cerita tapi pada siapa. Pasti kesimpulannya sama, dia yang salah. Lalu mau di bawa kemana hubungannya dengan Wonwoo?

"Gue jujur aja sama Wonwoo. Biar dia yang pilih keputusannya"


Di saat Mingyu hendak menginjak gas mobilnya, satu pesan masuk.



from: boo seungkwan

Elo janji bikinin gue nasi goreng kimchi
Jemput gue di mall ni, ntar langsung ke rumah gue aja



Mingyu menghela nafas berat. Lagi, dia merutuki dirinya yang enggak bisa nolak keinginan Seungkwan. Ini jelas bukan cinta,

Tapi apa?

Wonwoo baru aja keluar dari kamar mandi saat suara bel pintu apartemennya berbunyi. Sambil mengusak rambut yang basah Wonwoo berjalan menuju pintu depan. Dilihatnya intercom yang menampakkan sosok yang tengah berdiri di depan pintunya.

Wonwoo tersenyum tipis meski hatinya terasa berat. Dia rindu sosok itu, tapi dia juga sedang tidak tau apa saja yang tengah di sembunyikan kekasihnya itu.

CKLEK

Ya, pada akhirnya Wonwoo akan selalu kalah dengan perasaannya. Dia memilih untuk membukakan pintu. Membiarkan dirinya mematung bodoh menatap lelaki tampan itu.

"Gue udah bilang 'kan, gue kangen ...."

Wonwoo ragu untuk membuka mulutnya, "u-udah tau musim ujan, pake baju kok cuma kaos doang"

Sial. Mingyu tersenyum dan itu malah buat Wonwoo semakin ingin menangis. Memeluk tubuh tegap itu untuk menyalurkan kerinduannya.

"Udah gue bilang, gue kangen. Jadi buru-buru"

"Kalo elo sakit mana bisa elo cari gue kalo lagi kangen. bego" gerutu Wonwoo

"Gue emang bego dan bukan hanya karena satu alasan itu" Mingyu terkekeh canggung "jadi, gue boleh masuk?"

Lelaki dengan sweater tebal itu hanya berdehem dan mempersilahkan Mingyu masuk.

"Mandinya kok sore banget, Won?"

Wonwoo duduk di sofa depan tv sambil lanjutin tontonannya yaitu serial kriminal barat. Tangannya masih sibuk mengusak rambut hitamnya.

"Mager tadi"

"Kok sampahnya penuh? Elo enggak sempat bawa turun?"

"Kemarin Ten, Uyong sama Uji nginep. Biasalah mereka ngerusuh"

Mingyu ber'oh' ria dan lekas duduk di samping Wonwoo. Ditatapnya lekat kekasihnya itu. Dia enggak menyangka bakal ngerasain rindu sesakit ini. Lelaki sebaik Wonwoo emang enggak pantas buat mempertahankan lelaki sepertinya, 'kan?

Kali ini, Mingyu harus jujur. Biarkan Wonwoo memilih. Meski nanti hubungan mereka harus berakhir ....

Mingyu harus ikhlas.

Demi kebahagiaan Wonwoo.

"Apaan liat-liat?"

"Masih marah?" Mingyu nanya sambil lempar senyuman lembut.

"Masih kalo elo enggak mau ceritain semuanya"

"Sebelum gue cerita, gue mau pinjem tangan elo"

Kening Wonwoo berkerut, "buat apaan?"

"Kayak dulu .... biarin tangan elo jadi lilinnya"

"Elo ulang tahun? Apa elo mau melakukan pemujaan?"

Mingyu tertawa. Dia pasti bakal rindu celoteh Wonwoo yang sedikit nyolot seperti ini.

"Sini aja bentar ...." Mingyu meraih tangan Wonwoo lalu berucap, "gue harap elo bakal selalu bahagia. Tangan ini bakal menyimpan doa dan harapan gue"










Mereka berdua seperti kembali di saat pertama kali bersentuhan. Di kafe dimana Mingyu merayakan ulang tahunnya sendiri.










Setelahnya, Mingyu melepas tangan Wonwoo dengan pelan.






















"Gue sama Seungkwan emang temen. Dia cinta pertama gue yang belum tuntas. Dia datang, Won dan gue bodohnya ...." Mingyu menghela nafas panjang sedangkan Wonwoo menatap was-was.

"Gue mutusin buat ngomong jujur karena gue sayang sama elo. Elo enggak pantes punya cowok kayak gue"

"Ming, intinya apa?"

"Gue setiap hari chat sama Seungkwan. Gue panggil dia sayang dan .... kita ciuman"



























Hanya suara jarum jam di dinding yang terdengar. Mata mereka tidak bertemu. Mingyu memang menatap Wonwoo lekat sedangkan Wonwoo hanya membeku di tempat dengan pandangan kosong.

Tidak ada yang tau seberapa hancur hati Wonwoo saat itu. Dia yang selalu mencoba untuk tidak berfikiran negatif. Berusaha agar hubungannya tidak berakhir.

Kenapa? Kenapa Mingyu memberitaunya? Biarkan saja dia menjadi orang yang bodoh dan tidak tau apa-apa daripada harus membenci Mingyu dan merasa sakit. Ini pertama kalinya Wonwoo menjalani hubungan dengan lelaki.

Dan dalam hidupnya, hubungan dengan Mingyu yang paling berharga.

Setidaknya lima menit yang lalu. Sebelum bibir Mingyu menceritakan semuanya.















Wonwoo berdiri dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Dia sudah membuka mulut untuk berucap namun tertutup kembali. Ia hanya menatap Mingyu diam hingga air matanya kini menetes.

"Gue mau tidur. Elo tau kan pintu keluarnya"

Lelaki yang sebenarnya merasa benar-benar lunglai itu berusaha untuk tetap berjalan menuju kamarnya. Namun, langkahnya terhenti.

Mingyu memanggil namanya, "hubungan kita ... elo yang punya keputusan sepenuhnya"



Wonwoo ingin marah. Mingyu benar-benar jahat. Apa tidak cukup menghianatinya saja? Kini ia malah ingin Wonwoo mengambil keputusan yang bahkan ia tak sanggup pikirkan.

Instalove | meanie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang