story,- bagian 30 | kesimpulan dari rapat kita

3.4K 837 194
                                    

Semua panitia udah bubar. Sisa beberapa yang emang mereka saling kenal. Mingyu dan kawan-kawan serta Wonwoo dan Soonyoung. Mereka berpencar sih. Mingyu, Seungcheol, Jaehyun sama Jiho lagi berkumpul di satu meja. Cuma yang enggak biasa si Jiho banyak diamnya. Mingyu paham, jadi dia enggak mau nanya.

Taeyong lagi duduk sendirian main ponsel terus di hampiri sama Wonwoo dan Soonyoung.

"Kak Taeyong ya? Gue Soonyoung" Soonyoung ulurin tangannya.

Taeyong senyum dan membalas jabatan tangan itu, "temen-temennya Ten, 'kan? Harusnya diajakin, gue pengen ketemu"

"Eh? Takut dia. Takut dilabrak" Soonyoung ketawa sedangkan Wonwoo cuma diam sambil sibuk melirik ke arah Mingyu beberapa kali

"Ngapain gue labrak dia" Taeyong masukin ponselnya dan kembali menatap dua lelaki di depannya "gue cuma mau kenal aja"

"Dia kan suka manelin Jaehyun, kak. Maaf ya ..." Canda Wonwoo

"Gue sama Jaehyun udah lama putus. Lama banget, kita cuma sahabatan sekarang"

Woey gila. Rasanya Soonyoung mau lari cari Ten sekarang. Apa perlu dia memakai jasa Seokmin? Dia kan lari cepat karena kuda terlatih.g

Dia melatih kuda:)

"Tapi kak, si Jaehyun pernah bilang--- "

" ---yang dikomenan foto kamu itu ya, Won? Yang dia bales komen Ten?" Taeyong memotong ucapan Wonwoo sebelumnya. Dia terkekeh kecil "Jaehyun sahabatan sama Jhonny sebenarnya. Orang tua mereka kenal lama dan Jhonnya sering cerita sama Jaehyun seberapa sayangnya dia sama Ten. Jadi gitu ...."

"Gue enggak ikhlas ada yang sayang sama cabe kalengan gitu"

Wonwoo cuma geleng-gelengin kepala aja sih. Dua orang itu masih saling mengobrol tapi Wonwoo tidak terlalu mendengarkan. Dia terlalu sibuk menatap mata tajam dengan pandangan lembut terarah padanya. Ya, Kim Mingyu menatapnya balik.

"Kita ngumpul di kantin sekalian makan. Barusan Jaehyun mesenin ayam. Sekalian bahas buat rapat minggu depan" ucap Seokmin yang sekarang udah berdiri di depan Wonwoo. Otomatis memutus kontak mata Wonwoo dan Mingyu.

Di kantin, mereka kumpul pada meja panjang itu.

Posisi duduknya;

Jaehyun | Taeyong       | Mingyu     | Seokmin
-----------------------------------------------------------
Jiho          | Seungcheol | Wonwoo | Soonyoung

Pas banget udah duduk rapi gitu pesanan ayam goreng datang. Ada bibimbap juga untuk siapa aja yang enggak cukup makan ayam.

"Won, gue pengen makan bibimbap. Tapi kalo makan sendiri enggak habis ntar" Soonyoung mencebikkan bibirnya. Yaudah, Wonwoo mengiyakan aja.

Semua pada mulai makan, tapi Mingyu malah berdiri. Wonwoo merengut. Enggak tau kenapa dia enggak suka diem-dieman begini. Tapi, dia juga lagi kesal dengan .... hmm kekasih atau mantan kekasihnya ya(?)

Wonwoo udah mau lanjut buat ngambil ayamnya sedangkan Soonyoung baru aja buka bungkus bibimbap. Mingyu datang dengan piring kosong. Dia taruh piring itu di depannya dan natap Soonyoung, "bentar ...."

Tindakan Mingyu selanjutnya, buat orang-orang satu meja memperhatikan dalam diam. Mingyu itu sedang memisahkan bibimbap Soonyoung ke piring kosong yang baru dia ambil lalu diaduknya dengan perlahan. Dia ingat kalau Wonwoo enggak bisa makan telur. Lelaki manis itu pasti akan gatal-gatal di sekitar tangannya meski tidak meninggalkan jejak tapi cukup mengganggu.

Wonwoo terdiam sampai piring itu disodorkan di hadapannya. Mingyu taruh sendok dan garpu pada masing-masing tangan Wonwoo.

"Jae, bisa tukeran duduk?"

Jaehyun yang semenjak tadi tengah termangu langsung berjengit kaget, "apaan Ming?"

"Kalian makan aja. Gue di belakang kalo nyari"

Mata rubah itu mulai berkaca-kaca menatap kepergian Mingyu menuju taman belakang kampus.

Mingyu memandang kosong buku yang dia udah pegang selama hampir 10 menitan. Duduk di bawah pohon dengan beralaskan rerumputan hijau sembari mencoba menenangkan pikirannya. Sejujurnya dia enggak tau untuk detik selanjutnya akan melakukan apa. Tujuan hidupnya udah enggak ada.

Pernah ada, tapi ia kecewakan.

Mingyu masih menyesali perbuatannya yang tidak berpikir panjang sebelum bertindak. Sekarang Seungkwan menaruh harapan padanya. Melepasnya pasti butuh proses panjang. Sedangkan jauh dalam lubuk hatinya dia ingin bersama dengan Wonwoo. Tapi apa bisa?

Kesalahannya begitu besar.

"Gue boleh duduk di sini, Ming?"

Tubuh Mingyu tersentak. Dia ragu untuk mendongak karena suara ini sudah jelas milik siapa.

"Gue cuma mau bahas kesimpulan rapat"

Mingyu berdehem sebagai persetujuan. Mingyu bisa merasakan tubuh lelaki ramping itu kini tepat di sebelahnya. Jantungnya mulai berdegup kencang. Ia sangat rindu. Ini rasanya seperti ia baru mengenal sosok itu. Ya, terasa jauh.

"Jadi, gimana ...." Suara berat milik Wonwoo itu kembali terdengar

"Mungkin minggu depan gue bakal kumpulin lagi bahas tugas yang belum jelas--- "

" ---hubungan kita"

Mingyu menelan ludah kasar. Suara itu terdengar begitu lembut membuat Mingyu kembali merutuki dirinya karena sudah menyakiti lelaki itu.

Maka sang dominan menoleh untuk menatap wajah yang biasanya selalu hadir menyapa paginya.

"Won .... Gue ini bajingan. Elo tau keputusan elo apa"

Mingyu terasa sesak saat melihat Wonwoo menarik nafas panjang. Dia tau itu berat.

bagi mereka berdua.

bolehkan Mingyu memeluknya menenangkan?

"Elo milih Seungkwan, 'kan? Kenapa caption elo kayak gitu semalem? Gue belum mutusin apapun" suara Wonwoo begitu lemah

"Gue enggak milih siapa-siapa. Gue enggak pantes buat siapa-siapa"

"Gue tau usaha elo buat gue sampe di jalan ini Ming dan gue benci itu. Kenapa elo harus seusaha itu kalo bakal nyakitin gue"

Mingyu menghembuskan nafasnya berat saat melihat Wonwoo menyembunyikan wajahnya dalam lututnya yang menekuk. Tangannya hendak menggapai lengan Wonwoo, namun dihentikannya.

"Won--- "

"Gue mau sendiri" ucap Wonwoo dengan suara seraknya

Entah sudah berapa lama waktu berlalu dan Wonwoo tidak sadar karena ia sibuk menangis dalam diam. Kini ia sudah merasa tenang meski sedikit sesegukan. Wonwoo pun mendongak membiasakan cahaya yang menyapa bola matanya. Ditolehkan kepalanya dimana tempat Mingyu duduk tadi.

Ia terkejut. Kini sosok lain duduk di sana sambil menatapnya teduh.

"Udah selesai?" Tanyanya lembut "Kalo masih mau nangis, di lanjut aja. Anggap gue enggak ada di sini"

Wonwoo pun kembali meneteskan air matanya, "ini sakit, Jae ...."

Jaehyun pun perlahan membawa kepala Wonwoo bersandar pada pundaknya. Tidak ada yang ia lakukan. Membiarkan Wonwoo terus menangis menyebut nama orang lain.

Hmmm
Aku suka plot twist😏

Instalove | meanie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang