story,- bagian 20 | Kafe baca

3.7K 895 94
                                    

"Elo mau di temenin ke fakultas sebelah?" Tawar Soonyoung yang baru aja selesai menaruh barang di lokernya. Di sampingnya Ten lagi sibuk nyemilin jajan keripik kentang yang 75% isi bungkusnya angin doang.g

"Gue enggak tau dia ada jadwal apa enggak"

"Won gue ikut" saut Ten "bodo amat Mingyu ada jadwal apa enggak, yang penting ketemu Jaehyun"

"Elo kan sama daddy Jhonny"

"Heh, yong. Mulut lu enggak pernah servis ya, ngomongnya lolos banget"

Soonyoung cuma mengidikkan bahunya. Dia udah cukup bahagia kok berhasil buat Ten kesal. Serasa menang 17an di komplek dia. Fokusnya kembali ke sosok yang masih setia diam. Uke yang baru debut aka Jeon Wonwoo. Mukanya yang udah datar itu makin lempeng karena mood yang jelek. Kasian tapi pengen ngakakin juga, pikir Soonyoung.

"Kita balik aja deh yuk" ajak Wonwoo

"Yakin?"

"Won, pansos lah yuk sekali-kali ke anak seni rupa. Siapa tau ada Jaehyun yang lain di sana"

"Ten, abang baksonya masih enggak ada kuota? Elo perlu di bagiin tausiyah kayaknya"

Ten mendelik ke arah Soonyoung, "bacot amat bungkus lontong"

"Lemes dong"

Hahahahahahaha

Hahahahaha

Hahaha

Ya, Ten sama Soonyoung malah ketawa bersamaan. Bikin orang-orang yang lewat melihat ke arah mereka.

"Kalo kalian enggak mau balik, biar gue aja deh" Wonwoo menyempatkan buat lempar senyum sebelum akhirnya meninggalkan gedung fakultasnya. Dia pun jalan keluar sambil curi-curi pandang ke gedung sampingnya. Kangen sama lelaki yang suka datang dari gerbang kanan fakultasnya. Nunggu di taman belakang cuma buat nanyain Wonwoo udah makan apa belum

Puding vanila dengan caramel saus itu adalah kesukaan Jennie. Hidangan itu udah 15 menit di depan mata perempuan dengan blazer berwarna khaki. Dia sendirian.

sengaja.

dari awal emang enggak niat mau di temani.

Dia pengen mencoba merenungkan pilihannya dan ucapannya beberapa malam yang lalu ke kakaknya.

Tangan Jennie udah dari tadi memegang sendok kecil khusus puding. Tapi, tidak kunjung menyentuh makanan kenyal itu. Sibuk memandangi jalanan kota Seoul di depannya lewat jendela.

Jennie fujo. Jennie bahagia liat Mingyu sama Wonwoo

Tapi, bakal lain cerita kalo dia udah liat muka Wonwoo. Baper sendiri, riweh sendiri.

makin galau:((

Jennie akhirnya bangkit. Memutuskan buat ke ruangan lain di sebelahnya di mana ruang penyimpanan buku serta tempat membaca. Kafe baca yang emang terkenal di korea itu tempat favorit Jennie nongkrong sama teman-temannya.

Pas saat dia berdiri.

Dia mematung.

Barusan, sosok lelaki yang ia lihat

"Kak Won ...?"

Jennie pun kembali melangkahkan kakinya. Masuk semakin dalam ke ruang yang berisi beberapa rak tinggi yang penuh dengan buku. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Masak iya cepet banget hilang tu orang, pikirnya.

BRAK

Jennie berjengit. Dia segera membalik badan.

Ini contoh ya anak muda, kalo jalan itu pake mata bukan kaki.g

Ya, habis karena Jennie yang jalan dengan kepala noleh ke arah sebaliknya buat dia enggak sadar kalo ada orang di belakangnya. Mata dia membulat pas tau kalau yang di tabraknya itu Wonwoo. Dia jadi merasa enggak enak karena buat buku yang dibawa lelaki itu terjatuh.

"K-kak Won" Jennie lekas menunduk mau memungut buku itu, tapi ...

"Biar gue aja, Jen" kata Wonwoo terus ambil bukunya itu. Jennie cuma senyum tipis. Paham kok dia kalau Wonwoo sengaja ngomong begitu biar enggak ada adegan ala-ala sinetron yang tangannya bersentuhan waktu bersamaan mencoba mengambil buku yang jatuh.

Jennie lagi-lagi cuma mematung aja. Selain bingung mau ngomong apa, dia jadi flashback waktu pacaran sama Wonwoo dulu. Tempat kencan pertama mereka kan di kafe itu.

"Sendiri Jen?"

Jennie mengerjap kecil, "iya kak. Kakak sendiri baru kelar kuliah apa gimana?"

"Iya. Kalo gitu gue ke lemari sebelah ya, mau cari buku lagi. Sore Jen"

Jennie cuma bisa buang nafas pasrah. Mau mengajak bicara juga dia enggak tau topiknya apa. Dia kan sibuk mengagumi sosok lelaki yang ganteng tapi manis tapi cantik.

Iya, Jennie sadar Wonwoo itu ada sisi cantiknya.

tapi tetap aja dia baper.

Di saat Jennie hendak berbalik,









"Jen"























"Gue mau nanya"





























Hati Jennie kok deg-degan enggak jelas. Dia pun menoleh.


























"Nanya apa Kak Won?"






































"Mingyu kemana ya?"


























Kalo denger suara kretek itu bukan hati gue. Karena hati gue bukan cuma retak, tapi ancur. Brug brak duar - kjn
























"Maksudnya kak?" Jennie bukan pura-pura bego, tapi emang dia enggak paham.

"Lupain deh. Kalo elo ketemu dia di rumah, bilang ada salam dari gue"

"Salam apa kak?"

"Salam aja. Bilangin waktu dia cuma 24 jam sebelum dia menyesal kenal gue"

Setelah menyelesaikan ucapannya Wonwoo pun memutar badannya buat kembali ke tujuan awal. Mencari buku panduan "how to be a good uke"

Hmmmmm

"Kak Won"

Langkah Wonwoo terhenti. Dia mendengar isakan dari belakangnya. Dia menoleh dengan raut khawatir.

"Elo kenapa Jen?"

"Maaf" kata Jennie lalu berlari buat peluk Wonwoo. Perempuan itu mengeratkan pelukannya pada tubuh kecil lelaki bermarga Jeon yang terlihat tengah terkejut.

Jennie tau pelukannya tidak berbalas. Tapi enggak apa-apa. bukan itu keinginannya.

Dia hanya ingin melepas rindu.

hanya meluapkan perasaannya.

rasa sayang yang berpadu dengan rasa bersalah.

"Kak Mingyu sayang elo Kak Won--- sama, gue juga sayang sama elo" ucap Jennie di tengah isakannya.

Instalove | meanie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang