PART 3

571 28 1
                                    

Pagi hari dengan rutinitas seperti biasa. Ada yang harus belajar, ada juga yang harus mengajar. Ya namanya juga sekolah, tempat belajar mengajar hehe.

Afgan yang harus berkeliling pagi ini, ia menyusuri semua kelas XI yang totalnya ada 11 kelas, ngapain coba? Bagiin kertas absensi, jadi sang sekretaris kelas harus mencatat siapa saja yang tidak masuk dan masuk terlambat hari ini. Setelah selesai, ia harus mengumpulkannya ke ruang piket.

Sementara Rossa sedang berkutik dengan rekapan absensi guru. Baginya, merekap absen guru lebih ribet dari pada absensi siswa, karena jam masuk siswa itu pasti, jam masuk guru? Tentu tidak. Ia merasa ada seseorang yang memperhatikannya, ah mungkin cuma perasaannya saja.

Tapi benar. Afganlah yang berdiri mematung di depan pintu ruang piket, ia terus memperhatikan Rossa, manis, gumamnya. Tak lama Rossa menoleh ke arah pintu, benar saja, ada Afgan disana.

Rossa: Ada yang bisa dibantu?

Afgan hanya mengacungkan kertas absensi dengan wajah datarnya.

Rossa: Oh absen. Masuk aja, sekalian tolong rekapin ya, karena hari ini cuma kita berdua yang piket, dan aku lagi rekap absensi guru

Meski awalnya sempat ragu, namun akhirnya Afgan pun masuk ke ruang piket, ia tersenyum sedikit pada Rossa.

Afgan: Anda Rossa?
Rossa: Ya. Sudah kenal?
Afgan: Apa harus saya beri tahu? Anda wanita terkenal disini, semua pasti mengenal anda
Rossa: Aku pun mengenalmu, Afgan bukan?
Afgan: Ya
Rossa: Hmm ini kertasnya, silahkan

Tanpa berkata apapun, Afgan segera menyelesaikannya. Ia terlihat sangat serius. Satu waktu Rossa salah menulis, ia mencari tip-x namun tak kunjung menemukannya.

Rossa: Oh, ada di kamu ternyata. Boleh aku pinjam?

Afgan tak menjawab. Ia terus sibuk mengerjakan rekapan absen. Rossa aneh, apa dia kurang keras bicaranya?

Rossa: Gan, boleh saya pinjam tip-x nya?

Kali ini nada bicara Rossa sedikit meninggi. Afgan kembali tak menggubris, namun melemparkan benda itu ke arah Rossa. Sontak perlakuannya membuat Rossa kaget, apa ia terlalu membentaknya tadi?

Rossa: Rasanya saya berbicara dengan baik baik saja. Permisi, saya mau ke belakang.
.
.
Rissa: Ocha, sini
Rossa: Iya bu kenapa?
Rissa: Ini, tugas anak anak buat minggu ini
Rossa: Deadline kapan bu?
Rissa: Empat jam pelajaran harus selesai, cukup lah.. Nanti jam istirahat kita periksa bareng bareng ya di kantin
Rossa: Siap bugulu tantiikk
Rissa: Sana ngajar
Rossa: Masih lama buuu
Rissa: Hahaha iya iya, ya udah aku nitip anak anak ya nanti
Rossa: Siap bu, kan selalu
Rissa: Okay, kalau gitu aku masuk dulu ya, masih banyak yang harus dikerjain. Nanti selesai ngajar langsung ke kantin aja ya
Rossa: Oke bu

Pelajaran Ibu Rossa menjadi favorit bagi semua siswa jurusan IPS, bagaimana tidak, pembawaan Rossa dalam mengajar selalu enak, dan yang paling penting, tidak bikin ngantuk. Kali ini ia mulai menjelaskan tentang tugas yang harus dikerjakan hari ini oleh para siswa, sebelumnya ia review materi terlebih dahulu.

Rossa: Dikumpulkan hari ini ya, jam pelajaran terakhir

Seluruh siswa bersorak. Disusul dengan majunya dua siswa laki laki yang terlihat tengil dan jahil. Namanya Randi dan Bayu.

Randi: Bu atuh masa sekarang, minggu depan aja bu
Rossa: Eh, gak bisa. Harus sekarang!
Bayu: Bu ini tugasnya banyak lho liat
Rossa: Masa? Cukup ah empat jam pelajaran
Randi: Atuh bu, minggu depan lah plis, da cantik atuh bu
Rossa: Iya emang cantik, masalah buat kamu?
Bayu: Ih ya si ibu mah, plis atuh bu
Rossa: Ih atuh kalian mah, gak usah panjang kok jawabannya, liat kan gampang cuma nganalisis, boleh open book lagi
Randi: Ya udah kalau dikumpulin hari ini, ibu pulang gak akan aman
Bayu: Hayo lho ibuuu
Rossa: Gak peduli wle. Udah kalian, kerjain sana, minta tambahan waktu tapi ujung ujungnya buang buang waktu, gimana sih

Akhirnya mereka pasrah. Ya mau bagaimana lagi, daripada nilainya dikosongin katanya, nanti gak naik kelas, yang malu? Mereka juga.
.
.
Rissa: Udah Cha?
Rossa: Udah nih bu
Rissa: Gimana anak anak tadi? Pada protes gak dikumpulin hari ini?
Rossa: Iya, ada tadi namanya siapa tuh Randi sama Bayu kalau gak salah, masa mereka berani ke depan terus protes katanya tugasnya banyak, mereka mau dikumpulin minggu depan
Rissa: Terus kamu jawab apa?
Rossa: Ya Ocha bilang emang sesusah apa, orang cuma nganalisis, dan boleh open book, gak usah panjang juga kan.. Eh digodain
Rissa: Hahaha, sabar ya, namanya guru cantik dan masih muda kayak kamu pasti jadi sasaran siswa laki laki disini
Rossa: Ah, ibu juga gak kalah cantik kok sama Ocha
Rissa: Oh masa? Tapi emang iya sih, aku kan baru tiga tahun disini, awalnya juga gitu, digodain lah.. Padahal baru ngelahirin coba, parah kan
Rossa: Hahaha hadeuh anak jaman now
Rissa: Eh udah jam makan siang, kita periksa sambil makan aja ya?
Rossa: Gak apa apa bu?
Rissa: Gak lah, santaii

Dua guru cantik itu berkeliling memesan makanan. Namun Rossa agak lama, ia sedikit bingung dengan menunya, maklum, belum tahu.

Rissa: Pesen apa Cha?
Rossa: Indomie
Rissa: Ya ampun, muter muter lama dan cuma pesan indomie?
Rossa: Engga kok, ini juga beli susu coklat, sama kentang goreng
Rissa: Buset, kamu makan sebanyak itu emang?
Rossa: Hehehe, tadi pagi Ocha belum makan bu, biasa telat bangun
Rissa: Hmmm
Rossa: Ini Ocha simpen di tengah ya, ibu kalau mau ambil aja

Ekspektasi sih memeriksa semua pekerjaan siswa, realita? Setengah pun tidak, dan malah asik bertukar pikiran serta pengalaman. Mereka semakin dekat dari hari ke hari.

Kunci HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang