Rutinitas baru bagi Afgan, lelaki yang selalu identik dengan kaca mata. Kali ini ia harus bangun lebih pagi, karena ada jam mengajar pukul 07.00. Mengingat jarak rumahnya memang agak jauh dari sekolah tempat bertugasnya.
Lelaki tampan itu menatap dinding kamarnya, yang terdapat foto belianya bersama sang ibu. Tenang disana bu, Afgan sayang ibu, batinnya.
.
.
.
Afgan: Permisi, saya mencari Pak Andri
Andri: Masuk.
Afgan: Terima kasih pak
Andri: Ini jadwal saya, dilihat saja. Materi sesuai buku, silahkan mulai mengajar, saya ada urusan di dinas pendidikanAfgan keluar dari ruangan itu. Namun ia bingung, dimana lokasi kelasnya? Kepada siapa harus bertanya? Akhirnya ia mencoba untuk mencarinya sendiri.
Rossa melihat wajah Afgan yang penuh kebingungan, seperti sedang mencari sesuatu. Rossa tahu Afgan juga merupakan PPL yang baru masuk, walaupun mereka tidak saling kenal.
Rossa: Permisi, lagi cari apa? Ruangan kelas?
Ia hanya menatap Rossa sebentar, lalu memalingkan pandangannya ke lapangan sekolah.
Afgan: Ya
Rossa: Kelas XI? Di sebelah sana, jajaran dekat air mancurAfgan langsung menganggukan kepalanya dan menuju ruang kelas yang ia cari. Rossa menatap kepergian nya, tanpa terima kasih?
.
.
Ketua Kelas: Beri salam
Siswa: Assalamualaikum wr. wb
Afgan: Waalaikum salam. Sebelumnya, saya Afgan, yang akan mengajar kalian untuk pelajaran matematika selama enam bulan. Untuk gaya mengajar, saya tidak beda jauh dengan Pak AndriSontak perkataan itu membuat para murid terdiam, ada juga yang saling pandang. Konon katanya, Pak Andri merupakan guru killer di sekolah ini.
Afgan: Ada masalah? Semua guru memiliki tujuan dan tugas yang sama untuk kalian, tidak ada yang berbeda. Ini ada test untuk kalian, silahkan dikerjakan
Gaya bicara Afgan yang kaku menjadi bahan pembicaraan para siswa di kelas itu. Tak jarang terdengar suara menguap bahkan sampai ada yang makan. Ada juga yang tertidur pulas, karena katanya pembicaraan Afgan terlalu monoton dan membosankan.
Afgan: Ada yang ingin ditanyakan?
Siswa: TidakYakin tidak? Tidak ada atau tidak mendengar sama sekali? Ya mungkin para readers juga tau hahaha.
Afgan: Kalau begitu, jam pelajaran telah selesai. Terima kasih
Afgan keluar tanpa mengucapkan salam, lupa mungkin?
"Kemarin gurunya asik, sekarang kayak gini"
"Yah elah tadi gue pulas banget tidurnya"
"Hahaha aneh ya tu guru gaya bicaranya, baku amat napa sih"
Itulah pembicaraan para siswa, setelah menghadapi pelajaran Pak Afgan.Setelah mengajar, Afgan menuju ruangan khusus para PPL, katanya ingin segera pulang saja. Semua teman temannya menahan tawa ketika Afgan masuk, namun ia cuek, seolah tak peduli, padahal itu sakit. Siapa yang tidak sakit jika di bully?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunci Hati
FanficYa, aku seorang gadis cantik yang populer, dan tidak bisa diam, katanya. Lalu bagaimana jika aku harus bersanding dengan seorang pria yang pendiam dan kaku? Yang lebih membuat kalian tak percaya, aku mengaguminya. Apa aku mencintainya?