PART 18

445 24 4
                                    

Tugas PPL mereka tinggal satu bulan lagi. Ada senang ada sedih sih, senangnya karena bentar lagi mereka wisuda, tapi sedih juga kalau harus berpisah sama sang kekasih, hmm sepertinya ini khusus Afgan dan Rossa saja.

Lalu bagaimana hubungan mereka selama ini? Tambah mesra guys, bahkan udah mau ngaku di depan siswa kalau mereka pacaran.

Afgan: Cha
Rossa: Eh, hai Gan
Afgan: Pulang ngajar aku tunggu di taman dekat rumahmu
Rossa: Hah? Mau ngapain?
Afgan: Lihat saja nanti

Selesai bicara Afgan langsung berlalu. Ada apa nanti?
.
.
.
Afgan: Selamat empat bulan sweet heart

Afgan membawa bunga buket dan dua buah cake berukuran kecil.

Rossa: Gan?

Mata Rossa berkaca. Ia tersenyum sembari menatap Afgan.

Afgan: Kok nangis?
Rossa: Kamu romantis banget Gan huhu

Afgan mencium puncak kepala Rossa. Mimpi apa semalam? Afgan yang jutek dan kaku bisa seromantis ini?

Afgan: Maaf kalau bulan bulan sebelumnya cuma bisa kasih kamu scrapbook, frame, dan sebagainya.. Maaf juga kalau scrapbook nya memang kurang bagus, aku tahu kamu lebih jago gambar kalau dibandingkan aku
Rossa: Gak gitu Gan, aku gak masalah kok.. Terima kasih udah selalu ada buat aku, udah bisa bikin aku sebahagia ini

Ait mata Rossa menetes sembari memeluk Afgan. Andai aku boleh memohon sekarang, pintaku hanya satu, aku ingin terus bersamanya, sampai hembusan nafas terakhirku.

Afgan: Makan cake nya
Rossa: Jangan
Afgan: Kenapa?
Rossa: Kita photobox, sambil pegang ini
Afgan: Setuju. Ayo

Selembar foto dengan empat pose dan terdapat tulisan "Fourth month with you. When happiness come to our life." Afgan terlihat sangat tampan disini, Rossa pun cantik nan imut. Benar benar pasangan serasi.

Afgan: Ayo di makan
Rossa: Suapin.. Hehe
Afgan: Ini cewek manja amat ya, gimana kalau nanti lagi hamil?
Rossa: Sabar aja bosqu hahaha

Kali ini Afgan menyuapi Rossa. Tidak, ia tidak terpaksa sama sekali. Ketulusannya membuat hati Rossa melting meleleh kayak habis keluar dari oven, melting guys, bukan gosong wkwk.

Rossa: Gan
Afgan: Apa cantik
Rossa: Bisa kan kita kayak gini terus?

Sekarang kepala Rossa bersandar di bahu Afgan. Oh tidak, ini posisi ternyaman yang pernah ia rasakan. Dilanjut dengan Afgan yang mengelus kepala Rossa.

Afgan: Boleh aku jujur?
Rossa: Kenapa?
Afgan: Aku agak risih sama hubungan kita
Rossa: Maksudnya?
Afgan: Sebenarnya aku gak mau pacaran sama kamu Cha
Rossa: Terus? Kamu anggap apa hubungan empat bulan kita?
Afgan: Maaf Ocha
Rossa: Makasih lho, udah bikin aku terbang setinggi tingginya, dan jatuh sejatuh jatuhnya
Afgan: Tapi hati yang bicara Ocha

Rossa menundukkan kepalanya. Apa selama ini Afgan hanya terpaksa? Mungkin hatinya masih menaruh harapan pada Leena? Atau wanita lain? Ya, aku hanyalah suatu pelampiasan baginya.

Afgan: Ocha sayang cantiknya Afgan

Afgan mengangkat dagu Rossa yang tertunduk. Tidak. Ia menangis. Afgan merasa keterlaluan.

Afgan: Dengerin, aku emang gak mau kita pacaran, buat apa coba? Aku mau kita halal aja, itu akan lebih indah, apalagi punya malaikat kecil yang berasal dari darah daging kita berdua.. Lebih bahagia bukan?

Pipi Rossa merah bersemu. Rasanya ini bagian ter romantis dari Afgan. Ia mencolek bagian cream dari cake yang belum selesai dimakan, lalu menggoreskannya di pipi Afgan.

Rossa: Bisa aja ya kamu
Afgan: Hahaha, maaf ya udah bikin kamu nangis
Rossa: Gak. Gak aku maafin
Afgan: Beneran?
Rossa: Engga lah hehe

Setelah makan mereka memutuskan untuk pulang. Hari ini Rossa tidak bawa mobil, jadi naik motor berdua sama Afgan. Hujan datang secara tiba tiba, meski hanya rintik rintik kecil, namun tetap bikin basah.

Rossa: Gan cepet, gerimis
Afgan: Iya iya, bentar lagi kok

Afgan: Sudah sampai sayang
Rossa: Iya Gan, sini masuk dulu, tunggu hujan reda
Afgan: Iya
.
.
Afgan: Ini kamar kamu?
Rossa: Iya
Afgan: Hanya sendiri disini?
Rossa: Iya lah
Afgan: Besar sekali.. Sebesar ind*maret mungkin ini
Rossa: Hahaha, sini duduk
Afgan: Kayaknya jangan disini deh, kita di ruang tamu aja?
Rossa: Kenapa? Mikir macem macem ya kalau di kamar?
Afgan: Gak gitu sih, cuma...
Rossa: Sans aja kali, paling kita cuma duduk duduk aja di sofa sebelah sini kan, kasur mah jauh, tuh di pojok
Afgan: Iya iya gimana Ocha aja, Ocha selalu benar
Rossa: Kalau Ocha salah?
Afgan: Cubit, siksa sampai kurus hahaha
Rossa: Jahat!
Afgan: Sini deh
Rossa: Apa?
Afgan: Ada yang mau aku tanyain
Rossa: Mau nanya apa?
Afgan: Hmm, pernah benci aku?
Rossa: Perlu aku jawab?
Afgan: Sangat perlu
Rossa: Ya memang pernah, karena aku benci orang kaku
Afgan: Terus, kenapa bisa jadi cinta?
Rossa: Bukan aku yang mau
Afgan: Tapi?
Rossa: Hati aku
Afgan: Love you Ocha, yang bawel, manja, tapi tetep kamu wanita tercantik setelah almarhumah ibu
Rossa: Love you too mr kaku, jutek, pendiam yang udah berubah jadi cowok gombal

Kunci HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang