PART 31

546 18 5
                                    

Afgan POV

Aku terus mengelus lembut pipi kananku, kenapa? Karena tadi dicium Ocha hehe. Agresif sekali dia, meski aku senang diperlakukan seperti tadi, namun aku tetap harus menjaga jarak dengannya.

Sekilas mengingat perkataan Kevin tadi, yang katanya ia akan balas dendam kepadanya, entah dalam bentuk apa, namun aku tetap tak rela jika caramu harus menyakiti gadis kesayanganku. Mungkin sekarang aku harus lebih posesif dengan Rossa, kemanapun ia pergi aku harus selalu menjaganya.

Selamat malam sayang.
.
.
.
#On Chat#
Afgan: "Pagi sayang" "Udah bangun?"
Rossa: "Mbb gan" "Udah, baru mau pergi"
Afgan: "Kemana?"
Rossa: "Ke kampus. Mau janjian sama temen"
Afgan: "Ya udah hati hati ya sayang" "Nanti aku kesana"
Rossa: "Kan kemarin aku bilang" "Gak usah kesana"
.
Aku hanya membaca pesan terakhirnya. Mengapa ia keras kepala hari ini, biasanya minta dijemput atau ditemenin kalau mau pergi. Oke, aku akan menyusulnya diam diam.

Aku sampai disini, di kampusnya. Hanya mampu memandang dari kejauhan, untuk memastikan bahwa ia baik baik saja.

Afgan: Udah selesai?
Rossa: Kok ada disini?
Afgan: Gak apa apa, kangen aja sama kamu hehehe

Rossa tak menjawab. Ia malah kembali menghampiri teman temannya. Namun tak lama ia pamit juga.

Afgan: Kamu gak bawa mobil?
Rossa: Engga
Afgan: Sini bareng aku
Rossa: Gak mau pulang dulu

Wajahnya datar. Seperti ada sesuatu yang janggal. Aku harus bicara apa padanya?

Afgan: Kita ke taman kampus, bagaimana?

Ia hanya mengangguk lemas. Ada apa sebenarnya? Bukankah harusnya ia bahagia karena minggu depan akan wisuda?

Rossa: Udah aku bilangin, kamu gak usah kesini!
Afgan: Emang ada apasih? Sampai aku gak boleh kesini?
Rossa: Bisa gak sih ngertiin aku?!
Afgan: Jawab aku Rossa, kamu kenapa?

Rossa terdiam. Wajahnya sudah memerah menahan kesal. Ia terus menatapku. Namun aku malah emosi.

Afgan: Gak ngebolehin aku kesini, ada sesuatu yang kamu sembunyikan, ha?!
Rossa: Aku permisi

Ia pergi secara buru buru. Kemudian menaiki motor seorang pria yang sedari tadi berbincang dengannya. Siapa itu?
.
.
Rossa: Mau sampe kapan ngikutin aku terus?
Afgan: Sampai semuanya jelas
Rossa: Apalagi yang harus aku jelasin? Aku bilang kamu tolong turuti apa mau ku

Rossa berteriak di hadapanku. Emosinya sudah memuncak. Dilanjut dengan meninggalkanku bersama pria itu, pria yang sedari tadi bersamanya. Dan sekarang, ia menggandeng pria itu.

Mereka terlihat sangat akrab. Bercanda tawa bersama seperti yang biasa Rossa lakukan bersamaku.

Aku mendengar ia memanggil nama Chiko. Oh, ternyata ini yang kemarin menelepon nya. Aku selalu mengenal teman temannya, baik teman perempuan atau teman laki lakinya. Tapi mengapa kali ini aku tidak mengenalnya?
.
.
.
Malam ini aku masih mencoba menghubunginya. Whatsapp ku hanya di read, telepon ku tidak diangkat.

Kunci HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang