Rossa POV
Malam ini kutatap foto foto senyumnya. Baru saja bertemunya tadi, mengapa sudah rindu lagi?
Jika setiap pagi kau memberiku semangat, selalu berusaha menenangkan perasaanku, apa mungkin kau juga memiliki perasaan yang sama?
Tidak, apa yang ku maksud ini? Perasaan? Perasaan apa? Jika rasa ini kusebut sebagai cinta, kurasa terlalu cepat.
Jika kehilanganmu adalah peristiwa terburuk dalam hidupku, maka memilikimu adalah harapan terbaik untukku.
Eh Ocha? Kok jadi alay sih? Ngomong cinta cintaan. Move on guys, duh tugas tugas, analisis, survei.. Bikin pusing aja.
Kali ini kepala Rossa dipenuhi oleh memori memori tugasnya. Sembari meneguk kopi hangat di tengah derasnya hujan, serasa hangat dan romantis, apalagi kalau ada........
Tiba tiba handphone nya berdering, namun tidaj seperti biasa. Oh, rupanya ada telepon masuk. Afgan?
#On Call#
Rossa: Halo Gan?
Afgan: Halo Cha, belum tidur?
Rossa: Masih nugas.. Kenapa nelepon? Kangen?
Afgan: Engga, cuma mau bilang ini jam tangan kamu ketinggalan
Rossa: Dimana kau menemukannya?
Afgan: Di wastafel masjid, aku hafal sekali kalau ini punyamu
Rossa: Kalau gitu, besok bawa ke sekolah ya
Afgan: Siap
Rossa: Hmm Gan, lagi apa?
Afgan: Baru mau tidur
Rossa: Selamat tidur ya hehe
.
Tidak, mengapa tak bisa berhenti tersenyum? Bersama detak jantung yang seperti habis berlomba lari. Dan aku malah terus tersenyum sembari mengingat percakapan tadi, mengapa hanya sebentar Gan?Aku mematikan laptop, mengakhiri semua tugas yang telah kukerjakan hari ini. Kutarik selimut yang akan menghangatkan tubuh ini, lalu mataku terpejam, berharap mimpi indah bersamanya, dan senantiasa menjadi nyata.
Pagi hari setelah sholat shubuh, rasa kantuk makin menyerang. Jadwalku pukul 12.00 bukan? Masih santai, sebelum melanjutkan tidur, aku membuka handphone, namun hanya sekilas, hanya melihat notifikasi, mengapa tidak ada nama Afgan?
.
.
.
Rossa: Halo Vita
Vita: Eh Ocha, udah dateng
Rossa: Liat Afgan?Vita hanya tertawa, dilanjut dengan menggodaku.
Vita: Ahh ciyee, baru dateng yang dicari pujaan hati yaa
Rossa: Ya elah, mau ngambil barang doang
Vita: Tuh
Afgan: Halo Vita? Eh, ada Ocha?
Rossa: Jam aku dibawa kan?
Afgan: Oh, ini. Jangan ketinggalan lagi, aku tahu ini harganya jutaan, sayang sekali jika hilang
Rossa: Makasiih. Duluan ya, mau ke ruang guruSementara, Rissa and the genk sedang bergosip. Gosipin apa? Trending topic di sekolah ini dong, Afgan sama Rossa.
Rissa: Tapi Afgan tuh gimana ya, kalau aku liat dia care juga sih
Elsa: Yaa bisa dibilang gitu.. Tapi kenapa ya awal awal tuh kaku dan sombong banget
Karin: Hahaha iya, cuek banget gitu
Rissa: Merhatiin gak sih, mereka makin hari makin deket
Rossa: Haii kakak kakak cantik
Elsa: Eh ada yang lagi kasmaranKasmaran? Mengapa pikiranku langsung menuju pada Afgan? Apa aku kasmaran sama Afgan? Gak mungkin!
Nisa: Eh bengong kamu
Rossa: Eh? Apasih ih ini emak emak cantik ngegosip aja
Rissa: Kita gak ngegosip lho, cuma ngasih restu ke kalian
Rossa: Kalian siapa?
Elsa: Tuh ya, suka pura pura gak ngeh gitu deh
Karin: Malu malu kucing gitu cyiin
Rossa: Ya ampuunn kalian ya
Rissa: Eh Ocha, kita telat 15 menit di IPS 2
Rossa: Astagfirullah, ayo kak
.
.
Rossa: Eh Gan
Afgan: Cha, makan yuk
Rossa: Ayo
Afgan: Sekalian mau curhat hehe
Rossa: Curhat apaan sih
Afgan: Udah, nanti aja disana
Rossa: Caw sekarang?
Afgan: Hah? Caw? Apa tuh?
Rossa: Yaa maksudnya pergi sekarang?
Afgan: Maunya kapan? Bulan depan? Tahun depan?
Rossa: IihhhAku memukul gemas lengan Afgan. Kali ini Afgan pergi memakai mobilku, tapi katanya gak bisa nyetir wkwk.
Rossa: Udah nyampe Gan, ayo turun
Kami memilih duduk di luar, menikmati sejuknya senja sembari santap siang, meskipun telat hehe.
Rossa: Pesan apa Gan?
Afgan: Gak salah ini harganya?
Rossa: Namanya juga cafe Gan.. Jangan khawatir, aku yang bayar
Afgan: Ah beneran?
Rossa: Masa seorang Rossa yang cantik dan baik hati ini berbohong?
Afgan: Haha oke
Rossa: Ini aja pesannya?
Afgan: Ya
Rossa: Oke (memanggil pelayan) Jadi Gan, kamu tuh mau curhat apa?
Afgan: Hmm, aku lagi suka sama seseorang sih
Rossa: Siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunci Hati
FanfictionYa, aku seorang gadis cantik yang populer, dan tidak bisa diam, katanya. Lalu bagaimana jika aku harus bersanding dengan seorang pria yang pendiam dan kaku? Yang lebih membuat kalian tak percaya, aku mengaguminya. Apa aku mencintainya?