Rossa: Gan, ini sweater kamu. Makasih ya
Seolah sibuk sendiri, Rossa berbicara tanpa menatap Afgan. Setelah menyerahkan sweater, ia langsung berbalik arah dan perlahan menghilang dari penglihatan Afgan.
.
.
.
Afgan sampai di rumah yang sepi dan sempit. Ya, hidupnya memang selalu kesepian. Setelah mama berpulang ke rahmatullah, papa pergi bersama Rifky, adikku satu satunya. Jahat, mengapa? Karena ia meninggalkanku tanpa apapun, bahkan pamit sekalipun. Sekarang aku hanya punya tante, yang bekerja sebagai teller bank. Dialah yang membiayai hidupku selama enam tahun ini. Untungnya biaya kuliahku gratis karena beasiswa, jadi tanggungannya tidak terlalu berat.Ia terus bermonolog sembari memegangi sweater yang tadi Rossa kembalikan. Wanginya ngangenin, gumamnya.
.
.
.
Rossa terbangun pukul 06.00, jadwal mengajarnya masih enam jam lagi. Namun ketika ingin tertidur kembali, perutnya sudah meminta makan.Ia kaget, ketika menuju meja makan, mama nya belum berangkat ke kantor.
Rossa: Pagi ma
M. Rossa: Pagi. Tumben udah bangun. Gak kuliah?
Rossa: Engga mah, kan masih PPL, jadi kebanyakan ngajar
M. Rossa: Sampe kapan?
Rosaa: Ocha kan baru dua minggu mah.. Harus enam bulan
M. Rossa: Ribet kan kalau kuliah pendidikan, ujung ujungnya cuma buang waktu. Kamu sih gak nurut sama mama
Rossa: Mama kenapa sih harus bahas itu lagi? Ocha capek tau gak
M. Rossa: Makanya kalau orang tua ngomong tuh dengerin, dan nurut. Mama lebih tau apa yang terbaik buat kamu, mama gak mau kamu berprofesi sebagai pengajar, penghasilannya kecil
Rossa: Terserah, Ocha bosen dengernya!
M. Rossa: Kalau dikasih tau gitu ya, ngelawan bisanya
PlakTamparan itu jatuh di pipi Rossa. Yang sedari tadi perutnya lapar, kali ini makanannya ditinggalkan, dan langsung berlari ke kamarnya. Rossa menangis sejadi jadinya, sampai kapan berantem tiap hari sama mama? Ia berdiri di hadapan cermin, pipinya semakin memerah, matanya pun menjadi sembab, yakin akan ke sekolah hari ini?
.
.
.
Rissa: Halo Cha
Rossa: Eh, halo kak
Rissa: Masih jam 10 lho, kok udah dateng?
Rossa: Hehe, gak apa apa kak, lagi bosen aja di rumahRissa merasa ada yang aneh dari Rossa, matanya agak sembab, meski ia sengaja menyembunyikannya, namun Rissa dapat melihat itu. Senyumnya pun seolah dipaksakan.
Rissa: Bantuin tugas aku mau gak? Gampang kok
Rossa: Hmm boleh dehBerbeda dari biasanya, kali ini Rossa terlihat lebih pendiam. Selama membantu Rissa ia irit berbicara, namun akhirnya sedikit cair kembali.
Rossa: Kak, Ocha ngajar dulu ya
Rissa: Oh iya beb, nanti istirahat ketemu di kantin aja yaMeskipun mood nya kurang bagus, namun Rossa berusaha ceria di depan murid muridnya, walau sebenarnya terlihat kurang berseri.
Semua siswa antusias saat pelajaran Rossa, gak semua deng, karena yang malas juga ada katanya. Baru tiga kata Rossa bicara, siswa laki laki ada yang nyambar "Ibu cantik banget ih", dan masih banyak lagi. Jadi, readers tau kan mereka antusias ngapain? 😁😁.
Baru saja dua jam pelajaran, kepala Rossa terasa pusing, keseimbangannya mulai berkurang. Ia meninggalkan para siswa yang sedang mengerjakan tugas hari ini.
Rossa: Kak Rissa
Rissa: Ocha, ada apa?
Rossa: Sini
Rissa: Kenapa?
Rossa: Kak, Ocha pusing banget nih gak kuat, kayaknya gak bisa ngajar
Rissa: (memegang dahi Rossa) Ya ampun kamu panas banget Cha.. Iya gak apa apa, aku aja yang ngajar
Rossa: Makasih kak.. Maaf ya
Rissa: It's okay Cha.. Pulang ya kamu, istirahat.. Tar kabarin kalau udah nyampe rumah
Rossa: Iya kak, makasihSembari menunggu Deva, Rossa beristirahat sejenak di bangkunya. Banyak yang mempertanyakan keadaannya, ia hanya menjawab "Pusing doang kok". Tak lama terdapat seseorang yang menyodorkan obat ke arah Rossa. Afgan?
Rossa: Buat aku?
Afgan hanya menatap mata Rossa.
Afgan: Apa perlu saya memaksa?
Rossa: Tidak. Terima kasihRossa mengambil satu tablet obat yang ditawari oleh Afgan, lalu meminumnya.
.
.
Deva: Tumben diem
Rossa: Lagi sakit
Deva: Hahaha, sakit apa?Rossa tak menjawab, udah tahu pusing, ditanya gitu tambah pusing tau. Sementara Deva semakin penasaran, ia meraba tangan Rossa.
Deva: Hmm bener juga ya kamu sakit
Rossa: Ya iyalah masa Ocha boong?!
Deva: Hahaha ternyata lo bisa juga sakit ya
Rossa: Ya iyalah! Ocha juga manusia! Pulang sekarang, gak boleh mampir mampir dulu!!
Deva: Buset, lo sakit apa hamil Cha? Marah marah mulu
Rossa: Hiiiiiiiiihhhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunci Hati
FanfictionYa, aku seorang gadis cantik yang populer, dan tidak bisa diam, katanya. Lalu bagaimana jika aku harus bersanding dengan seorang pria yang pendiam dan kaku? Yang lebih membuat kalian tak percaya, aku mengaguminya. Apa aku mencintainya?