Rissa hanya mampu memeluk Rossa yang sedang menangis di bahunya. Kini di sudut kamarnya terdapat foto dirinya bersama Afgan. Bagaimana tidak rindu terus?
Rossa: Ceritain ini ke Afgan ya kak, sampaikan maafku untuknya. Bilang saja, mungkin nanti kalau aku sudah menikah tidak akan dipenjara seperti ini lagi
Rissa: Maksud kamu?
Rossa: Artinya, aku akan lebih bebas.. Bisa menemuinya lagi, dan berharap hubungan kami bisa seperti dulu
Rissa: Cha, denger akuTatapan Rossa hanya kosong lurus ke depan. Benar saja, ia tak menatap Rissa sedikitpun sedari tadi. Namun kali ini, Rissa berhasil menyita perhatian Rossa.
Rissa: Kita hanya manusia, yang gak pernah tau apa yang terbaik untuk kita Cha. Aku gak larang kamu ketemu Afgan nanti, tapi kalau berharap hubungan kalian kayak dulu lagi, jangan coba coba Ocha.. Siapa tau suami kamu nanti memang orang yang tepat, dan terbaik buat kamu
Rossa: Aku hanya menjaga perasaan kita kak. Terlalu manis untuk diakhiri, karena cuma dia yang aku mau
Rissa: I know Cha, itu pasti berat buat kalian.. Tapi aku titip pesen, kalau nanti kamu udah nikah, kamu gak bakal tau apa yang akan terjadi lho, belajar mencintai suami kamu nanti, aku yakin pelan pelan kamu bisa nerima semuanya
Rossa: Thanks kak, udah selalu ada buat aku, meski sampai saat ini aku belum bisa menerima semuanya, but, I feel better today. Oh ya, sampaikan juga, tetaplah menjadi Afgan yang kukenal. Afgan yang rajin, ceria, perhatian meski tidak terlalu romantis. Aku suka itu, pribadi yang selalu bersinar dalam gelapku, tolong jangan biarkan sinar itu redup
Rissa: Berbahagialah Cha, jangan membuat Afgan khawatir akan kondisimu saat ini. Aku yakin, bahagianya adalah senyum mu dan tawamuTangis Rossa semakin menjadi. Mengalirnya bulir bulir kecil di matanya, bersamaan dengan kenangan itu, yang kini takkan pernah bisa terulang.
Rissa: Udah dulu ya Cha, aku mau ke sekolah lagi, ada kelas
Rossa: Iya kak hati hati
.
.
.
Rissa: Gitu Gan ceritanya
Afgan: Bisa aku menemuinya untuk yang terakhir kalinya?
Rissa: Jangan sekarang. Ocha sangat di pantau saat ini, kalau ketahuan kasian dia jugaMata Afgan berkaca. Tatapannya sangat pilu. Kehilangan belahan jiwa yang selama ini telah ia jaga setulus hati.
Rissa: Aku tahu kalian saling mencintai. Apapun yang terjadi nanti, tetaplah menjadi diri kalian saat ini, ya, kalian yang aku kenal
Afgan: Aku menjadi aku karenanya.Kini, aku bagaikan selembar kertas kosong. Sepi dan tidak menarik sama sekali. Warna warni dalam lembar kehidupanku telah hilang, memudar tanpa perlahan.
Aku ingat, saat kau menyatakan kalimat itu, kalimat cinta yang tulus dari hatimu, yang takkan terulang sampai kapanpun. Saat itu aku merasa menjadi orang yang paling bahagia dan beruntung, bisa memiliki dan menjaga hatimu.
Selamat tinggal cinta terindah, cinta yang selama ini membuka kunci hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunci Hati
FanfictionYa, aku seorang gadis cantik yang populer, dan tidak bisa diam, katanya. Lalu bagaimana jika aku harus bersanding dengan seorang pria yang pendiam dan kaku? Yang lebih membuat kalian tak percaya, aku mengaguminya. Apa aku mencintainya?