PART 24

411 20 7
                                    

#FLASHBACK (2)

Sore itu papa Rossa sengaja pulang ke rumah, ingin menemui anaknya. Membuka pintu dengan posisi Rossa yang berdiri di depan sofa, persis seperti ketika ia sedang merajuk meminta sesuatu. Namun kali ini bukan itu, bukan merajuk dengan wajah imut karena ingin sesuatu, melainkan wajah sendu yang tampak sekarang.

P. Rossa: Cha?

Rossa tak menjawab. Berharap papa nya dapat mengerti apa yang ia rasakan saat itu.

P. Rossa: Papa tau sayang..
Rossa: Terus? Papa diem aja gitu?
P. Rossa: Maafkan papa
Rossa: Darimana mama tau Afgan?
P. Rossa: Mama kamu punya banyak mata mata

Rossa terisak. Perasaannya sudah campur aduk. Kali ini tak ada yang bisa menolak situasi apapun.

P. Rossa: Jalani saja dulu Cha. Walau itu berat. Dan jangan pernah membentak mama lagi ya
Rossa: Ocha cuma kesel pa. Sekarang juga Ocha gak bisa apa apa

Rossa segera naik ke kamarnya. Meski ia tahu, tak ada kegiatan apapun yang bisa ia lakukan saat itu.
.
.
M. Rossa: Ochaaa
Rossa: Iya ma?
M. Rossa: Cepet ganti baju, pakai yang kemarin mama kasih
Rossa: What? Mau kemana?
M. Rossa: Gak kemana mana
Rossa: Terus?
M. Rossa: Jangan banyak tanya, lakukan saja

Hanya bisa pasrah, Rossa melakukan semua yang diperintahkan mamanya. Setelah ganti baju, sang mama memoles make up di wajahnya. Hati Rossa makin bertanya tanya, ada apa ini?

Tak lama bunyi sebuah klakson mobil membuat mama Rossa semakin panik.

M. Rossa: Tuh kan calon nya udah dateng
Rossa: Ha? Mama, tolong jawab Ocha ma, kita mau apa?
M. Rossa: Mau tunangan
Rossa: Tunangan?

Ekspresi wajahnya kaget bukan main. Apa yang akan terjadi, tunangan tanpa mengetahui dengan siapa?

M. Rossa: Eh sini masuk masuk.. Ocha nya lagi siap siap hehe.. Bentar lagi kok

Tak lama Rossa datang dengan paras yang sangat cantik.

M. Rossa: Ini calon kamu sayang, namanya Kevin
Rossa: Halo Kevin

Rossa memaksakan sebuah senyuman untuk Kevin. Kata papanya, Kevin menyukai Rossa sejak SMA, namun belum terungkap.

Haruskah aku belajar mencintainya? Sejauh ini sosok Afgan belum bisa aku hilangkan dalam benakku, batinnya.

M. Rossa: Ocha, kok ngelamun? Itu Kevin udah membuka cincinnya
Rossa: Eh, hmm iya Vin iya, aku mau

Papa Rossa hanya mampu menepuk bahu anaknya. Karena ialah yang tahu bagaimana perasaan anaknya kala itu. "Dengarlah Rossa, papa tidak pernah setuju dalam hal ini. Tapi, semoga ini jalan yang terbaik buat kamu. Belajarlah menerima sesuatu" bisiknya di telinga Rossa.

Seketika suasana menjadi mellow, siapa yang menyiapkan musik romantis disini?

Bibi: Non, ada yang cari non di luar
Rossa: Siapa bi?
Bibi: Yang waktu itu pernah kesini.. Si non yang tinggi dan berkerudung itu
Rossa: Suruh tunggu sebentar ya bi, nanti Ocha kesana kok, pasti
Bibi: Siap non

Tak salah lagi, pasti Rissa yang datang kesini. Apa sudah seharusnya aku cerita padanya? Ya, sejauh ini aku memang butuh teman cerita.

END

Kunci HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang