Afgan: Aku suka sama Leena Cha
DegMengapa dada Rossa terasa sesak? Ekspektasinya, Afgan akan mengungkapkan perasaan itu untuknya, tapi apa? Mengapa ada nama yang lain?
Rossa: Oh, kenapa? Emang kamu udah kenal sama dia?
Afgan: Love at first sight, she's so beautiful
Rossa: HmmmTidak, Rossa tidak akan kuat jika mendengar lebih jauh cerita Afgan tentang Leena. Senyumnya terlihat dipaksakan.
Rossa: Aku ke belakang dulu ya
Mata Rossa sudah panas, menangis? Tidak biasanya. Rossa yang kuat dibuat nangis oleh Afgan?
Tidak seharusnya aku seperti ini, tidak ada namaku di hatinya. Lalu, aku bisa apa? Maafkan aku, yang mengharapkan hatimu, yang takkan pernah merelakan hatimu untuk yang lain. Oke Cha, kamu harus kuat, harus bisa bikin Afgan bahagia, walaupun nanti dia gak akan sama kamu lagi.
Rossa terus bermonolog, tanpa sadar air matanya makin deras. Sementara Afgan yang sedari tadi menunggu Rossa, ia sedikit khawatir, mengapa lama sekali? Rossa kenapa?
Rossa: Gan
Afgan: Eh, lama banget?
Rossa: Biasa cewekRossa berbicara tanpa menatap Afgan. Ia menunduk karena matanya yang masih sembab dan basah.
Afgan: Hey, kamu kenapa?
Afgan mengangkat dagu Rossa. Ia terkejut, Rossa menangis? Dilanjutkan dengan meraba kening Rossa, takutnya ia sakit.
Rossa: Gak usah pegang pegang Gan, I'm okay
Afgan: Ya udah, ini makanan nya, kita makan dulu yukMakan? Rossa tidak ada selera sama sekali. Padahal ini makanan favoritnya, namun terasa hambar. Akhirnya ia menyudahi makan siangnya.
Rossa: Ayo kita pulang
Afgan: Gak dihabisin?
Rossa: Udah kenyang, biarin aja. Ayo
Afgan: Gak, kamu gak usah antar aku pulang, kamu pulang saja ke rumah, istirahat
Rossa: Ya
.
.
.
Sementara Afgan hanya merenung, ia tahu betul semuanya, Rossa menangis karenanya. Tidak, ia telah menyakiti hati gadis yang dicintainya. Apa ia salah melangkah?Di malam yang sama Rossa masih terlihat sayu. Meski berusaha kuat, namun memori itu tetaplah nyata. Kini tak ada lagi cinta yang indah diantara mereka. Tak ada lagi bunga bunga cantik yang bermekaran di taman itu.
Handphone Rossa berdering, dan ada nama Afgan disana. Ia tak ingin melihat nama itu lagi, lalu segera menekan tombol reject, dan mematikannya.
.
.
.
Rossa: Pagi kak
Rissa: Eh pagi, kamu rajin banget jam segini udah dateng
Rossa: Hehehe
Karin: Iya rajin, gak kayak partner aku yang tiap hari telat
Rissa: Ih partnermu yang mana sih?
Karin: Itu lho yang suka pake baju ketat, kurang suka sih, anaknya gak sopan
Rossa: Siapa namanya kak?
Karin: Leena
Rossa: Hmmm I seeYa, ini memang orang yang Afgan maksud, lebih tepatnya calon pujaan hati Afgan.
Rissa: Ocha, kok akhir akhir ini sering banget ngelamun sih?
Rossa: Eh, gak apa apa kak, Ocha permisi, mau ke ruangan dulu, banyak orderan hehe
Rissa: Tunggu
Rossa: Iya kak?
Rissa: Jam pulang ketemu aku yah
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunci Hati
FanfictionYa, aku seorang gadis cantik yang populer, dan tidak bisa diam, katanya. Lalu bagaimana jika aku harus bersanding dengan seorang pria yang pendiam dan kaku? Yang lebih membuat kalian tak percaya, aku mengaguminya. Apa aku mencintainya?