Rossa memarkirkan mobilnya agak jauh dari sekolah. Cuaca hari ini panas sekali, suruh siapa pergi tengah hari? Akhirnya ia keluar dari mobil dan membeli segelas minuman dingin, biar segar katanya.
Suasana sekolah sepi. Istirahat masih satu jam lagi. Hanya ada satpam dan beberapa guru yang entah sedang apa. Rossa berjalan dengan santai, sembari memainkan handphone nya. Lain dengan Afgan, ia berjalan tergesa gesa dan membawa minuman juga. Brukk!! Mereka bertabrakan. Namun baju Rossa yang kena banyak, basah karena hampir semua minuman mereka tumpah. Ia menatap Afgan dengan tatapan tajam. Namun apa, Afgan tak melihat wajahnya sama sekali, dan segera berlari ke arah gerbang, namun Rossa menahan tangannya.
Rossa: Apa anda bisa tanggung jawab?
Afgan: Untuk?
Rossa: Punya mata? Bisa lihat ini? (menunjuk ke bajunya)
Afgan: Hanya basah, sebentar lagi pun kering
Rossa: Terserah deh! Gue capek ngomong sama lo, pergi sana!Afgan melemparkan sebuah sweater hitam kepada Rossa, kemudian langsung berlalu begitu saja. Apa maksudnya? Disuruh ganti pake sweater ini gitu? Tanpa berfikir panjang, Rossa langsung mengganti bajunya, tak lupa menyemprot kan parfum khas nya.
Hari ini Rossa mengajar dua kelas, satu lagi kelas XII yang katanya gurunya berhalangan hadir. Saat kelas kedua, Rossa mencari cari tempat alat tulisnya, ketinggalan? Tidak mungkin, karena tadi pas kelas pertama ia memakainya. Atau ketinggalan di kelas pertama?
Ia menuju kelas XI IPS 4 yang baru saja di tinggalkan. Ia mengetuk pintunya lalu dibuka oleh seorang siswa.
Siswa: Eh ibu
Rossa: Tempat pensil ibu ketinggalan, ada gak di meja guru?
Siswa: Oh iya tadi ada, kita simpen di laci guru
Rossa: Ibu boleh masuk?
Siswa: Boleh buKelasnya sedikit tidak kondusif. Pelajaran siapa? Oh, pelajaran Afgan. Ia sedari tadi duduk tak bergeming di meja guru. Sedang apa? Rupanya tertidur. Pelan pelan Rossa menuju meja guru, membuka laci dan mengambilnya. Ia tak sadar bahwa saat itu Afgan terbangun, jarak mereka sangat dekat saat itu.
Afgan: Rossa anda cantik sekali
Afgan berkata secara spontan. Para siswa terkejut, apalagi Rossa. Suasana menjadi tambah berisik, ada yang bersorak, tertawa, dan sebagainya. Rossa hanya mengucapkan kata "permisi" dan segera keluar ruangan.
Afgan: Tugasnya sudah selesai bukan? Kumpulkan!
Seluruh siswa terdian, kumpulkan? Itu terdengar asing di pelajaran Afgan, karena biasanya ia hanya menjelaskan dengan caranya yang membuat kantuk menyerang.
Afgan: Ayo, kumpulkan
Apa kalian tahu isi buku para siswa saat Afgan bilang "Kumpulkan"? Ada yang baru satu nomor, ada yang baru menulis soal, yang belum beres menulis soal? Ada. Dan yang lebih parah, banyak yang masih kosong.
.
.
Tia: Ocha, anter ke toko buku yuk hari ini
Rossa: Gramed?
Tia: Boleh, aku mau cari buku buat TA
Rossa: Hmm ayo, aku juga mau cari novelRossa membuka handphone nya. Ngapain? Main instagram, stalking mantan? Bukan, tapi melayani para customer hehehe.
Kak Rissa: "Ocha" "Bilangin dong" "Kepada seluruh mahasiswa/i PPL harap segera berkumpul di kesiswaan karena akan ada sosialisasi aturan sekolah dan jadwal selama enam bulan kedepan, terima kasih" "Itu dari pak kepsek"
Rossa: Guys, ini semua ada disini?
Tak ada yang menjawab, malah pada asik sendiri.
Rossa: Heii temen temen, dengerin dulu
Cakra: Iya, ada apa?
Rossa: Ini kata pak kepsek, kita harus segera ke ruangan kesiswaan, karena bakal ada sosialisasi
Fikri: Kata siapa? Ngada ngada lo mah Cha
Sinta: Iya ah, mana kita aja gak dapet pemberitahuan
Rossa: Iihhh ini gue dari Bu Rissa, nih nihRossa menunjukan pesan itu kepada teman temannya.
Cakra: Iya deh, PPL kesayangan guru mah beda
Rossa: Udah udah, cepet kita sekarang menuju kesana. Kalian kayak gak tahu kesiswaan kita aja, udah tau garang gitu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunci Hati
FanfictionYa, aku seorang gadis cantik yang populer, dan tidak bisa diam, katanya. Lalu bagaimana jika aku harus bersanding dengan seorang pria yang pendiam dan kaku? Yang lebih membuat kalian tak percaya, aku mengaguminya. Apa aku mencintainya?