Dua tahun lalu, di sebuah wawancara kerja
Pewawancara itu bertanya
"Jadi, kamu suka menulis?"
Dan aku menjawab, "Iya"
Dia meneruskan
Sambil menatap tajam kepada para pelamar yang dikumpulkan
Di satu ruang sejuk nan menegangkan
Menanti pernyataan
"Penulis itu biasanya adalah seorang yang menyukai ketenangan
Saya rasa, kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini"
Dan aku membatu, dalam hati menggerutu, "Memang demikian"
Namun, sejauh ini pikiranku tiada bisa tenang, meski kujadikan menulis sebagai pekerjaan
Imajinasi liar dan berantakan
Tubuhku diam, mataku menatap datar
Tapi hati mengalami tsunami hebat
Dan pikiran diporakporandakan
Namun, aku masih menyebutnya ketenangan
Dibanding kudiam tanpa menuliskan
Habis aku terseret khayalan
Merusak jam tidur juga makan
Achmad Aditya Avery
(Kamar Sepi Berlatar Hujan, 12 Juni 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran Kotorku
PoetryTulisan ini, diawali dengan dia, dibumbui oleh cinta yang berlebihan, dilindungi oleh asa yang semu akan masa depan bersamanya. Tulisan ini, tidak hanya menceritakan dia, aku tahu itu, tapi karena dia, puisi -puisi ini bermula. Beberapa di antaranya...