Jika Suatu Saat Nanti

57 11 16
                                    


Jika suatu saat nanti, aku menjadi seorang yang kau cinta

Satu-satunya orang yang kau cinta

Maukah kau melangkah mendekat, menghidangkan secangkir kopi?

Dan bertanya, "Apa yang akan kau tulis hari ini?"


Jika suatu saat nanti aku menjadi seorang pujangga

Satu-satunya pujangga yang kau cinta

Maukah kau duduk di sampingku, menyeruput secangkir kopi berdua?

Dan bertanya, "Mungkinkah ada gadis lain yang mencintaimu lewat puisi?"


Jika suatu saat nanti aku harus belajar kembali tentang kegagalan

Kegagalan pertama yang kau hadapi berdua denganku

Maukah kamu menyediakan segelas plastik kopi, untuk diminum berdua di pinggir jalan?

Dan bertanya, "Aku bisa menghafalnya. Maukah kau jadikan aku pengganti pena dan buku?"


Jika suatu saat nanti aku kembali mendapat apa yang kuinginkan

Satu-satunya orang yang kau cinta menjemput suksesnya

Maukah kau untuk tetap bertahan?

Dan jangan bertanya, "Bahagialah, maukah kau berjanji untuk selalu bahagia?"


Achmad Aditya Avery  

(Pandeglang, 16 Juni 2018)

Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran KotorkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang