Kita cundang
Dan ketika mereka membuka mulut
Kita girang
Mereka berhenti menyulut
Kita adalah kebebasan
Mereka angkat bicara merasa dapat memberi binasa
Kita adalah perekam kesempatan
Kita pelihara, kita besarkan, terlalu cerah, buta
Kita adalah keberanian
Meski tiada mereka memberi, harapan
Kita adalah uluran tangan
Yang saling mendukung, mencapai masa keemasan
Kita adalah pemimpi, jarang membuka mata
Untuk apa, jika yang dilihat hanya kalah
Lebih baik pejamkan saja sementara
Biar dalamnya jurang, tiada kau rasa
Kita adalah pelantun, penyaji
Yang telah bersahabat dengan sepi
Yang bermimpi memiliki mimpi
Kita adalah capaian itu sendiri
Kita yang berbuat
Risiko pun hujat
Biarlah menjadi karat
Lihat, genggaman kita, semakin erat
Achmad Aditya Avery
(Kamar Penuh Semut, 3 Juli 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran Kotorku
PoetryTulisan ini, diawali dengan dia, dibumbui oleh cinta yang berlebihan, dilindungi oleh asa yang semu akan masa depan bersamanya. Tulisan ini, tidak hanya menceritakan dia, aku tahu itu, tapi karena dia, puisi -puisi ini bermula. Beberapa di antaranya...