Bagaimana aku bisa mengejarmu, Sayang
Jika aku saja tiada tahu jalan pulang
Ke kampungmu yang kuharap menjadi tempat untuk dikenang
Juga sebagai tempat ternyaman untuk mengenang
Mungkin juga kamu ingin ke kampungku?
Aku bahkan tiada pernah tahu
Apa yang disebut kampung itu adalah rumah nenek kita
Atau di rumah orang tua kita
Jika memang rumah orang tua kita
Aku ingin tahu di mana kita tinggal berdua
Jika terlampau dekat, untuk apa disebut pulang
Mengapa tidak mampir, untuk memeluk kenang
Dari masa kecil yang sempat padam
Untuk masa depan yang kuharap tak pernah buram
Jika kita pulang nanti
Aku ingin tahu arah mana yang kita lalui
Aku tiada tahu jalan
Tiada rela juga kau kubiarkan berjalan sendirian
Apalagi bersama orang lain selain aku, berdua pula
Diamlah di rumah, hari ini tiada pergi, sampai sudah kuhafal dunia
Achmad Aditya Avery
(Kamar Sepi, 13 Juni 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran Kotorku
PoetryTulisan ini, diawali dengan dia, dibumbui oleh cinta yang berlebihan, dilindungi oleh asa yang semu akan masa depan bersamanya. Tulisan ini, tidak hanya menceritakan dia, aku tahu itu, tapi karena dia, puisi -puisi ini bermula. Beberapa di antaranya...