Atap tebal nan kuat
Dinding tebal nan kokoh
Melindungi ruang ini
Tempat favorit bagi penyendiri
Ruang ini dipenuhi pernik-pernik berbentuk bintang
Menghiasi setiap sisi yang membentang
Tempat tidur mewah, tapi tak lagi membuat senang
Meja belajar dengan buku-buku mahal, tiada membuatku tenang
Ruang ini adalah ruang terkutuk bagi mereka
Yang biasa berbicara pada orang-orang, bahagia
Yang biasa memburu mode favorit dengan mudahnya
Tampil dengan cerah, seolah mudah hidupnya
Ruang ini adalah ruang terindah untuk menghabiskan waktu
Membunuh umurmu dengan cepat, bertemu matimu
Dan tempat ini adalah selokan depresi
Tempat air matamu mengalir tanpa henti
Untuk itulah hujan selalu hadir dengan tenang
Meski badai sekalipun tiada bisa menembus ruang
Pipi ini selalu basah mengenang
Dalam fantasi yang kuhidupkan dalam ruang
Di ruang ini, aku bertemu dia
Shaneila, dia gadis berambut merah, dengan tatapan tajam, merona
Dia duduk di kasur, sembari membaca buku
Herannya, dia mengabaikan buku tebal berharga jutaan rupiah, begitu saja
Dia memilih buku seharga dua ribuan, dengan puisi tentang pedih singgah di dalamnya
Inilah kisah, antara aku dengan Shaneila
Teman imaji, simbol dari rusaknya raga
Pikiran yang merana
Juga impian yang terhina
Achmad Aditya Avery
(Ruang Imaji, 23 Juni 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran Kotorku
PoetryTulisan ini, diawali dengan dia, dibumbui oleh cinta yang berlebihan, dilindungi oleh asa yang semu akan masa depan bersamanya. Tulisan ini, tidak hanya menceritakan dia, aku tahu itu, tapi karena dia, puisi -puisi ini bermula. Beberapa di antaranya...