Episode 1 - Shaneila

27 5 1
                                    

Atap tebal nan kuat

Dinding tebal nan kokoh

Melindungi ruang ini

Tempat favorit bagi penyendiri


Ruang ini dipenuhi pernik-pernik berbentuk bintang

Menghiasi setiap sisi yang membentang

Tempat tidur mewah, tapi tak lagi membuat senang

Meja belajar dengan buku-buku mahal, tiada membuatku tenang


Ruang ini adalah ruang terkutuk bagi mereka

Yang biasa berbicara pada orang-orang, bahagia

Yang biasa memburu mode favorit dengan mudahnya

Tampil dengan cerah, seolah mudah hidupnya


Ruang ini adalah ruang terindah untuk menghabiskan waktu

Membunuh umurmu dengan cepat, bertemu matimu

Dan tempat ini adalah selokan depresi

Tempat air matamu mengalir tanpa henti


Untuk itulah hujan selalu hadir dengan tenang

Meski badai sekalipun tiada bisa menembus ruang

Pipi ini selalu basah mengenang

Dalam fantasi yang kuhidupkan dalam ruang


Di ruang ini, aku bertemu dia

Shaneila, dia gadis berambut merah, dengan tatapan tajam, merona

Dia duduk di kasur, sembari membaca buku

Herannya, dia mengabaikan buku tebal berharga jutaan rupiah, begitu saja

Dia memilih buku seharga dua ribuan, dengan puisi tentang pedih singgah di dalamnya


Inilah kisah, antara aku dengan Shaneila

Teman imaji, simbol dari rusaknya raga

Pikiran yang merana

Juga impian yang terhina


Achmad Aditya Avery

(Ruang Imaji, 23 Juni 2018)

Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran KotorkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang