Kau pikir imajinasi itu benda apa
Yang bisa kau dapat hanya dengan merindu di toilet hingga senja
Kau pikir imajinasi itu tulang ikan
Yang mudah saja kau abaikan tanpa penyesalan
Kau pikir hari ini adalah hari yang indah memesona
Kala diksimu semakin lama semakin menggila
Tidak indah kubilang, hanya gila
Bagaimana menjelaskan indah bunga dengan kotoran kucing di sebelahnya
Kau pikir kata-kata ini akan memujimu selalu
Dia pun bisa menggerutu
Kala lelah akan hidup yang merusakmu
Juga cinta, cinta, cinta yang mereka tawarkan tanpa lekas memberimu
Untuk apa?
Kau tak perlu repot bercerita
Tak perlu repot mencari muka
Jika aku ingin, kita akan bersama menyeberangi senja
Kau muak dengan senja
Itu bukan suatu yang indah setelah siang, bukan?
Senja, itu adalah akhir, dari usia
Senja adalah pemisah sedih juga bahagia
Ketik, hapus, ketik lagi
Itu yang kulakukan saat ini
Hingga selesai sudah puisi
Yang tiada pernah indah sama sekali
Achmad Aditya Avery
(Meja Belajar dengan Kecoa Mati di Bawahnya, 21 Juni 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran Kotorku
PoetryTulisan ini, diawali dengan dia, dibumbui oleh cinta yang berlebihan, dilindungi oleh asa yang semu akan masa depan bersamanya. Tulisan ini, tidak hanya menceritakan dia, aku tahu itu, tapi karena dia, puisi -puisi ini bermula. Beberapa di antaranya...