Kau ingin kembali atau menyudahi
Perjalanan di ruang imaji?
Tanya Shaneila sembari menatap langit kemerahan
Diiringi segerombol ulat bertopi, yang berjalan berdampingan
Aku ingin melihat langit ketika berwarna magenta
Aku menyukai warna itu tanpa alasan
Shaneila menatapku sinis pun curiga
Dia benci sesuatu yang tak beralasan, aku pun demikian
Kenapa kau kembali pada jalan yang sedang kau hapus?
Apakah kau haus?
Akan perasaan acak yang tak berhenti mendengus
Mungkin seorang wanita sepertiku tak akan menggunakan kata, mampus
Maaf, kau seharusnya tahu beberapa mungkin akan berperang melawanmu
Melawan keputusan melanjutkan cerita, dengannya yang menenggelamkanmu
Kau mungkin kelak akan dihadapi pada keadaan
Dikucilkan, dibenci, dijauhkan, dikeluarkan
Kau sedang pusing memikirkannya bukan?
Namun, karena bahagia masih ada, kau tak pedulikan
Jujur saja, aku tak akan memaafkan
Langit berwarna magenta datang dengan kilatan
Shaneila menatapku datar dan berkata
Hapus air matamu, semua ini pilihan
Aku tidak akan memaafkanmu, jika ragu untuk kesekian kalinya
Sekarang, ayo kita beranjak pergi.
Achmad Aditya Avery
(Hati, Tempat Kau Tinggal Kini, 9 Juli 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran Kotorku
PoetryTulisan ini, diawali dengan dia, dibumbui oleh cinta yang berlebihan, dilindungi oleh asa yang semu akan masa depan bersamanya. Tulisan ini, tidak hanya menceritakan dia, aku tahu itu, tapi karena dia, puisi -puisi ini bermula. Beberapa di antaranya...