Aku melihatmu tertawa
Aku senang
Tiada apa, aku suram di kamar tanpa rasa
Untuk mengenang
Padahal semestinya kau masih bisa diperjuangkan
Mengapa depresi lebih menarik perhatian
Apakah aku akan mati dalam kondisi demikian
Tiada dapat bertahan
Bahagialah, jangan pernah melihat puisiku lagi
Sayang, aku tak mau kau bersedih lebih dari ini
Oh tidak, beraninya aku memanggilmu sayang
Terserah, bahagialah tanpa perlu ikut mengenang
Achmad Aditya Avery
(Kamar Penuh Depresi, 21 Juni 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran Kotorku
PoesíaTulisan ini, diawali dengan dia, dibumbui oleh cinta yang berlebihan, dilindungi oleh asa yang semu akan masa depan bersamanya. Tulisan ini, tidak hanya menceritakan dia, aku tahu itu, tapi karena dia, puisi -puisi ini bermula. Beberapa di antaranya...