Special Author Note:
Untukmu, yang sedang merindu. Kukirimkan keberanian kecil ini untuk segera kau lepaskan semua, katakan padanya jika merindu, katakan, bisa saja dia yang sudah berkarat menunggu kabar rindu darimu.
Dia yang semakin lama semakin membuat senja dari perasaannya sendiri. Menghitamkannya, menjadikannya malam. Padam lalu hampir berpaling.
Jika memang dia berharga. Sebelum terlambat, katakan rindu padanya.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Pajak Penghasilan Pasal 21
Setiap penghasilan yang aku terima
Aku harus membaginya
Setiap perasaan yang aku terima
Mungkinkah tetap harus membagi merelakannya?
Tarif progresif katanya
Semakin besar cinta yang kuberi
Semakin besar juga yang harus kurela
Menanam perih, semakin besar semakin menyakiti
Telat bayar, dua persen dari pajak terutang
Mungkinkah cinta itu ada jatuh temponya?
Ketika memutuskan meninggalkan, dua persen penyesalan terutang
Dan semakin besar sayang, semakin besar juga jumlahnya
Telat lapor, seratus ribu
Mungkinkah tiada bertanya kabar untuk melindungimu
Aku harus membayar dua buah martabak, satunya seharga lima puluh ribu
Setiap bulannya, sejak aku memutuskan untuk meninggalkanmu
Achmad Aditya Avery
(Kamar di Waktu Duha, 22 Juni 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran Kotorku
PoetryTulisan ini, diawali dengan dia, dibumbui oleh cinta yang berlebihan, dilindungi oleh asa yang semu akan masa depan bersamanya. Tulisan ini, tidak hanya menceritakan dia, aku tahu itu, tapi karena dia, puisi -puisi ini bermula. Beberapa di antaranya...