Pajak Penghasilan Pasal 21

39 6 6
                                    


Special Author Note:

Untukmu, yang sedang merindu. Kukirimkan keberanian kecil ini untuk segera kau lepaskan semua, katakan padanya jika merindu, katakan, bisa saja dia yang sudah berkarat menunggu kabar rindu darimu.

Dia yang semakin lama semakin membuat senja dari perasaannya sendiri. Menghitamkannya, menjadikannya malam. Padam lalu hampir berpaling.

Jika memang dia berharga. Sebelum terlambat, katakan rindu padanya.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Pajak Penghasilan Pasal 21


Setiap penghasilan yang aku terima

Aku harus membaginya

Setiap perasaan yang aku terima

Mungkinkah tetap harus membagi merelakannya?


Tarif progresif katanya

Semakin besar cinta yang kuberi

Semakin besar juga yang harus kurela

Menanam perih, semakin besar semakin menyakiti


Telat bayar, dua persen dari pajak terutang

Mungkinkah cinta itu ada jatuh temponya?

Ketika memutuskan meninggalkan, dua persen penyesalan terutang

Dan semakin besar sayang, semakin besar juga jumlahnya


Telat lapor, seratus ribu

Mungkinkah tiada bertanya kabar untuk melindungimu

Aku harus membayar dua buah martabak, satunya seharga lima puluh ribu

Setiap bulannya, sejak aku memutuskan untuk meninggalkanmu


Achmad Aditya Avery

(Kamar di Waktu Duha, 22 Juni 2018)

Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran KotorkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang