Di sini, tempatku membawamu
Tempat asing bernama ruang imaji
Tempat maya yang bertubruk menjadi satu
Dalam hati
Sekarang kutanya pada buntalan batu kenyal di hadapan Shaneila
Bagaimana derita menyepi di tengah ramai
Seperti itulah jawabannya, tidak ada
Seperti bicara pada batu, dengan seorang wanita, manusia loh, di tempat sepi
Bodoh mengabaikannya
Bodoh tak bicara
Sekadar bertanya,
"Apa kau ingin buang air kecil setelah lepas tertawa, Shaneila?"
Dia perempuan yang sukar bicara, meski ramah adanya
Dia beranjak dari batu kenyal menuju suara gemuruh di sana
Kulihat ombak bermain saling menggulung, bahagianya
Dan kulihat kembali rona Shaneila, mengingatkanku padamu
Tiada karang yang menghalangi ombak
Merajam, menarik, memelukku
Shaneila terlihat tersenyum sembari terisak
Dengan tenang duduk terpaku
Menyaksikanku tenggelam, tertelan
Tiada yang lebih romantis daripada itu
Karena Shaneila tahu, aku ditelan lautan
Yang dulu menenggelamkan akal sehatku
Namun nyatanya
Aku selalu suka atas caramu menelanku
Meski akhirnya
Aku benci atas sesak yang hadir setelah menyukaimu
Achmad Aditya Avery
(Lautan di Ruang Imaji, 2 Juli 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran Kotorku
PoetryTulisan ini, diawali dengan dia, dibumbui oleh cinta yang berlebihan, dilindungi oleh asa yang semu akan masa depan bersamanya. Tulisan ini, tidak hanya menceritakan dia, aku tahu itu, tapi karena dia, puisi -puisi ini bermula. Beberapa di antaranya...