Sepi memang menyebalkan
Aku tahu lebih dari yang mereka jelaskan
Musik-musik hanya ramai di gendang telinga
Tiada sampai di jiwa
Aku paham, mungkin kita salah jalan
Lancang, menapaki ketakutan
Ketakutan akan kehilangan
Seorang yang kuharap menjadi penyejuk kehidupan
Aku paham, mungkin kita salah jalan
Untuk itu, aku tiada bicara banyak tentang perjalanan
Kita berjalan, tanpa bergandeng tangan, juga tiada berpelukan
Melarutkan diri dalam kesepian
Aku tahu, ini menyebalkan
Aku ingin memaki sepi, jika dia memiliki wajah pun badan
Menendangnya, memukulnya
Karena kesadisannya yang dilakukan pada kita
Aku tahu, kita akan diam cukup lama
Atau mungkin diam selamanya
Setialah, jaga dirimu baik-baik, kuhargai perjanjian kita
Mari saling menjaga sepi, aku bercanda
Aku saja yang menjaga sepi
Menangis, lalu berpuisi sampai pagi
Kamu, cukup jaga diri
Panggil saja aku, jika kamu didatangi sepi
Aku cemburu pada sepi yang seenaknya mendatangimu
Achmad Aditya Avery
(Di Samping Celengan Kecil, 16 Juli 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sepi, Posesif, dan Pikiran Kotorku
ŞiirTulisan ini, diawali dengan dia, dibumbui oleh cinta yang berlebihan, dilindungi oleh asa yang semu akan masa depan bersamanya. Tulisan ini, tidak hanya menceritakan dia, aku tahu itu, tapi karena dia, puisi -puisi ini bermula. Beberapa di antaranya...