#10

1.1K 131 26
                                    

Di depan pintu kamar Geo, Enki mengetuk pintu pelan sambil memanggil nama si pemilik kamar yang tak ada suara dari dalam.

"Kak!" panggilnya dari luar.

"Masuk Ki! Nggak dikunci kok."

Jawab Geo.

Enki membuka pelan pintu di depannya, lalu memasuki kamar dengan nuansa warna serba hitam putih itu.

Di kamar yang cukup besar itu, Enki mendapati Geo tengah mendengarkan musik dan begitu menyadari ada Enki di sana, Geo melepas earphone yang menempel di telinganya.

Enki mendekati Geo yang duduk di sofa samping jendela cukup besar yang terbuka malam ini, membuat udara dingin dengan sukarela masuk ke kamar Geo.

"Ada apa Kak manggil Enki?"

Tanya Enki setelah ikut duduk di sofa di samping Geo.

Laki-laki berusia satu tahun lebih tua darinya itu hanya tersenyum melihat Enki yang terlihat ragu-ragu saat bertanya.

"Udah berapa lama di sini masih canggung aja sih Ki?"

Geo mengacak pelan rambut Enki, ia tersenyum lagi.

Geo mendekat beberapa jengkal ke arah Enki, merangkul pundak gadis itu, dan mengusapnya pelan.

Jelas, Geo sangat sayang pada Enki sebagai adik kesayangannya.

"Besok bisa temenin kakak ke perpustakaan umum nggak? Kemarin kakak Try Out dapet nilai 6, pasti mama bakal marah-marah kalau tahu,"

Geo menjelaskan, Enki menatap wajah kakaknya itu yang tiba-tiba berubah mimik, agak sedih.

"Besok?"

Enki memikirkan sesuatu.

Baru saja sore tadi ia janji untuk menemani Dante pergi ke perpustakaan umum besok sore.

Geo melihat Enki yang tampak ragu-ragu.

"Nggak bisa ya?" tanya Geo kemudian setelah menyadari pemikiran Enki.

Gadis itu menggeleng pelan.

"Bukan gitu kak, besok Enki sepulang kelas bahasa Jerman juga ke perpustakaan tapi sama temen."

Enki menjelaskan.

Enki masih memikirkan sesuatu, tapi mendengar penjelasannya, sepertinya Geo tidak keberatan dengan itu.

"Yaudah, kakak tunggu aja besok bareng temen kamu itu,"

Ujar Geo membuat Enki agak terkejut menatapnya.

"Udah, pokoknya besok ajarin kakak matematika."

Geo tidak ingin menerima penolakan dari Enki. Walaupun ia melihat raut yang cukup aneh dari wajah Enki tapi Geo benar-benar tidak ada pilihan lain selain meminta Enki untuk mengajarinya.

Lantaran ia sudah mengambil beberapa les menjelang Ujian Nasionalnya tahun ini tapi ia tidak bisa mendapat nilai lebih dari 7.

Mungkin dengan Enki mengajarinya, setidaknya membuatnya lebih baik.

"Yaudah kak, besok tunggu sekitar jam empat sore ya. Soalnya jam segitu baru pulang."

Geo mengangkat dua jempolnya semangat di depan wajah adiknya.

Kali ini Enki tersenyum agak lebar melihat tingkah kakaknya yang kadang-kadang seperti anak kecil, tapi kadang suka mengatur seperti halnya orang tua.

Tapi tetap saja, Kak Geo adalah kakak paling care yang pernah ada bagi Enki.

-

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore.

DANTE [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang